Profil Netralisasi HCl 0,1 N oleh Sediaan Film dalam Simulasi Sekresi

dengan aksi yang lebih lambat, sehingga proses penetralan terhadap asam dengan pH yang lebih tinggi bertahan lebih lama.

4.4.2 Profil Netralisasi HCl 0,1 N oleh Sediaan Film dalam Simulasi Sekresi

Asam Lambung dengan penambahan HCl 0,1 N 10 mljam Profil netralisasi HCl 0,1 N oleh sediaan film dalam simulasi sekresi asam lambung dilakukan pada F1, F5, F6, dan F9 dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan suatu formula untuk menetralisir asam yang keluar berkesinambungan dari sel-sel parietal dan mempertahankan pH 3-4 dalam waktu yang lebih lama. Profil netralisasi ditunjukkan pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.9. Data hasil pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 4.7 Profil netralisasi HCl 0,1 N oleh sediaan film dalam simulasi sekresi asam lambung penambahan HCl 0,1 N 10 mljam Waktu menit Sebuk AlOH3 600 mg Kombinasi serbuk AlOH3 200 mg dan MgOH2 200 mg F1 600 mg F5 600 mg F6 300 mg F6 600 mg F9 AlOH 3 200 mg + MgOH 2 200 mg 1,2 1,3 1,2 1,2 1,20 1,20 1,2 10 1,7 8,07 1,3 1,7 1,23 1,53 1,3 15 2,83 7,9 1,33 1,9 1,40 1,77 1,3 30 3,5 7,47 1,4 2,4 1,50 2,23 1,43 60 3,6 7,03 1,5 3,07 1,97 2,97 1,57 120 3,73 6,5 1,83 3,43 2,87 3,30 2,03 180 3,73 5,03 1,8 3,5 3,00 3,33 2,1 240 3,7 3,47 1,7 3,5 3,00 3,37 2,23 300 3,6 3,27 1,63 - 2,90 3,43 2,07 360 3,5 3 1,6 - 2,77 3,33 2,0 420 3,5 2,77 1,6 - 2,63 3,23 1,97 480 3,4 2,57 1,5 - - - 1,9 540 3,2 2,33 1,43 - - - 1,77 600 2,93 2,17 1,37 - - - 1,6 Universitas Sumatera Utara F1dosis 600 mg F5 dosis 600 mg F6 dosis 600 mg F9 kombinasi AlOH3 200mg+ MgOH2 200 mg F6 dosis 300 mg Profil netralisasi HCl 0,1 N oleh sediaan film dalam simulasi sekresi asam lambung penambahan HCl 0,1 N 10 mljam 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 Waktu menit pH Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sediaan F1 dan F9 memiliki kemampuan menetralisir asam yang sangat rendah yaitu di bawah pH 2,5. Hal ini karena sediaan F1 merupakan formula dengan polimer pembawa hanya terdiri dari alginat, dan F9 adalah formula dengan polimer pembawa alginat dan kitosan dengan rasio 7:1. Alginat adalah polimer yang tidak larut dalam asam sehingga obat tetap terperangkap dalam alginat, obat yang terlepas sangat sedikit dan kemampuan menetralisir menjadi sangat rendah. Gambar 4.9 Grafik profil netralisasi HCl 0,1 N oleh sediaan film dalam simulasi sekresi asam penambahan HCl 0,1 N 10 mljam Sediaan film F6 dosis 300 mg terlihat hanya mampu menetralisir asam maksimal sekitar pH 3 pada jam ke-3 - 4 dan pH turun dengan cepat, hal ini Universitas Sumatera Utara karena dosis AlOH 3 300 mg masih kurang untuk menetralisir asam yang keluar berkesinambungan. Selanjutnya sediaan F6 dosis 600 mg menunjukkan bahwa sediaan ini mempunyai kemampuan menetralisir dan mempertahankan pH lebih baik dari formula lainya terhadap simulasi sekresi asam asam yang keluar berkesinambungan, yaitu pada 1 jam sudah meningkatkan pH dari 1,2 menjadi pH 3. Kemudian seiring dengan penambahan asam yang keluar terus menerus sediaan F6 tetap menetralisir asam meningkatkan pH secara perlahan dan mencapai pH maksimum sekitar pH 3,43 pada waktu 5 jam dan mampu mempertahankan pH di atas 3,2 selama hampir 7 jam. Kemampuan menetralisir dari F5 terlihat lebih besar dari F6, namun integritas sediaan F5 lebih rendah sehingga lebih cepat hancur yaitu sekitar 4,5 jam. Hal ini dapat dipahami bahwa perbedaan rasio polimer pembawa akan mempengaruhi suatu formula. Sediaan F6 polimer pembawanya terdiri dari alginat dan kitosan dengan rasio 3:4 dan F5 dengan rasio alginat dan kitosan 1:2. Secara keseluruhan hasil uji profil netralisasi dari formula yang direkomendasikan terhadap simulasi sekresi asam lambung menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio alginat maka semakin rendah kemampuan sediaan untuk menetralisir asam dan mempertahankan pH, karena dipengaruhi oleh sifat alginat yang tidak larut dalam asam sehingga semakin sedikit obat yang terlepas. Sedangkan untuk kitosan semakin tinggi rasio kitosan maka semakin tinggi kemampuan menetralisir asam, karena kitosan dapat menarik cairan dan akan mengembang dalam suasana asam sehingga semakin mudah obat terlepas. Alginat tidak larut dalam suasana asam dan sedikit melepaskan obat namun dapat memperkokohmemperkuat struktur dan integritas sediaan film. Universitas Sumatera Utara Kitosan mempunyai sifat menarik cairan dan mudah mengembang dalam suasana asam, sehingga akan membentuk pori-pori yang besar dari sediaan film yang memungkinkan obat untuk mudah terlepas, namun sediaan film tidak terlalu kuat dan mudah hancur. Untuk itu, diperlukan suatu kombinasi yang tepat dari rasio polimer alginat-kitosan sebagai pembawa untuk menghasilkan suatu formula yang mampu menetralisir asam yang keluar berkesinambungan dan mempertahankan pH 3 - 4 lebih lama. Sediaan F6 adalah formula yang menunjukkan kombinasi alginat-kitosan paling tepat dari formula lainnya dalam penelitian ini. Dengan kata lain, sediaan F6 adalah formula yang dipilih paling baik dari formula lainnya dalam kemampuan menetralisir dan mempertahankan pH lebih lama terhadap asam lambung yang keluar secara berkesinambungan simulasi sekresi asam lambung. Selanjutnya sediaan F6 dapat juga kita bandingkan dengan profil netralisasi HCl 0,1 N oleh kombinasi serbuk AlOH 3 200 mg dan serbuk MgOH 2 200 mg, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.10. Profil netralisasi HCl 0,1 N oleh kombinasi serbuk AlOH 3 200 mg dan MgOH 2 200 mg disini adalah menggambarkan profil netralisasi dari sediaan antasida konvensional dalam simulasi sekresi asam yang dapat dijelaskan bahwa sediaan menetralisir asam dengan kuat dan cepat namun kerjanya singkat, sedangkan sediaan F6 mampu mempertahankan pH di atas 3 - 3,4 sekitar 6 jam lebih. Universitas Sumatera Utara Profil Netralisasi HCl 0,1 N oleh Sediaan F6 dalam simulasi sekresi asam lambung penambahan HCl 0,1 N 10 mljam 1 2 3 4 5 6 7 8 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 Waktu menit pH F6 600 mg Serbuk AlOH3 200 mg dan MgOH2 200 mg profil netralisasi jika pengosongan lambung diabaikan Serbuk AlOH3 600 mg profil netralisasi jika pengosongan lambung diabaikan Gambar 4.10 Grafik Profil Netralisasi HCl 0,1 N Sediaan F6 dalam simulasi sekresi asam lambung berbanding serbuk antasida Dari hasil dapat dijelaskan bahwa pada waktu 10 menit pH sudah ditingkatkan dari 1,2 menjadi pH 8. Kemudian pada waktu 3 jam selanjutnya asam yang keluar sekitar 10mljam mampu dinetralisir pHnya sekitar 5,3. Namun dalam kenyataanya sediaan antasida konvensional dalam waktu 2-3 jam akan mengalami pengosongan lambung sehingga obat yang tersisa akan dibersihkan dari lambung seperti yang terlihat pada Gambar 4.10, obat yang mengalmi pengosongan lambung ditandai dengan garis putus-putus. Jika kita mengabaikan pengosongan lambung maka terlihat bahwa pada waktu 4 jam sediaan konvensional menetralisir asam pada pH 3,4 dan pada jam-jam berikutnya pH turun dengan cepat sampai akhirnya berada di bawah 3. Kemampuan menetralisir asam dengan kuat dan cepat yang ditunjukkan oleh antasida konvensional adalah karena MgOH 2 merupakan suatu basa kuat Universitas Sumatera Utara dan mempunyai aksi penetralan yang cepat, yang sangat cocok dikombinasi dengan AlOH 3 yang memiliki tindakan yang relatif lebih lambat. Selain itu, masalah efek samping juga menjadi dasar dari kombinasi MgOH 2 dan AlOH 3. Magnesium bersifat pencahar dan dapat menyebabkan diare sedangkan aluminium hidroksida cenderung menyebabkan sembelit, kombinasi ini digunakan untuk saling meminimalkan efek samping Berbeda dengan sediaan F6, karena hanya mengandung AlOH 3 maka pH maksimum yang dicapai hanya sampai pH 3,43 namun mampu menetralisir asam yang keluar berkesinambungan dan mempertahankan pH di atas 3 sekitar 6 jam lebih. Hal ini terlihat bahwa AlOH 3 menetralisir asam secara terus menerus sesuai dengan pelepasan aluminium yang terjadi secara terkontrol dan bertahap. Pelepasan aluminium secara terkontrol dan bertahap ini diharapkan dapat meminimalkan efek samping dari AlOH 3 itu sendiri, karena tidak sekaligus dilepas di lambung dalam jumlah yang banyak seperti sediaan konvensioanal. Neal, 2002; Wallace, 2011.

4.4.3 Profil Netralisasi Sediaan F6 dalam berbagai Pendekatan