Sediaan Film Alginat-Kitosan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sediaan Film Alginat-Kitosan

Sediaan film gastroretentif antasida dibuat dari campuran alginat dan kitosan dengan rasio yang berbeda-beda sebagai polimer pembawa dan gliserin sebagai plastisizer yang mengandung AlOH 3 , MgOH 2 dan kombinasi AlOH 3 dan MgOH 2. Tabel 4.1 Spesifikasi formula film alginat kitosan yang mengandung AlOH Sediaan film dibuat sebanyak sembilan formula yang memberikan hasil berbeda-beda, beberapa formula dapat membentuk film dan ada pula yang tidak bisa membentuk film tergantung dari komposisi dan rasio formula, seperti terlihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 2. 3 , MgOH 2 dan kombinasi AlOH 3 dan MgOH No 2 Jenis Formula Komposisi Panjang lebar cm Tebal mm Berat g P L Rata- rata ± SD Rata- rata ± SD 1 F1 2,5 g larutan Alginat 4 + 300 mg AlOH 3 + 2 tetes gliserin 5 2 0,37 ± 0,001 0,459 ± 0,008 2 F2 2,5 g larutan Alginat 4 + 300 mg MgOH 2 + 2 tetes gliserin 5 2 0,32 ± 0,014 0,445 ± 0,004 3 F3 2,5 g larutan Kitosan 4 + 300 mg AlOH 3 + 2 tetes gliserin 5 2 0,44 ± 0,005 0.495 ± 0.034 4 F4 2,5 g larutan Kitosan 4 + 300 mg MgOH 2 + 2 tetes gliserin tidak bisa membentuk film 5 F5 1 g larutan Alginat 4 + 2 g larutan Kitosan 4 + 300 mg AlOH 3 + 4 tetes gliserin 5 2 0,53 ± 0,012 0,796 ± 0,023 6 F6 1,5 g larutan Alginat 4 + 2 g larutan Kitosan 4 + 300 mg AlOH 3 + 4 tetes gliserin 5 2 0,58 ± 0,011 0,852 ± 0,01 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Spesifikasi formula film alginat kitosan lanjutan No Jenis Formula Komposisi Panjang lebar cm Tebal mm Berat g 7 F7 2 g larutan Alginat 4 + 2 g larutan Kitosan 4 + 200 mg AlOH 3 + 200 mg MgOH 2 + 4 tetes gliserin. tidak bisa membentuk film 8 F8 3 g larutan Alginat 4 + 1 g larutan Kitosan 4 + 200 mg AlOH 3 + 200 mg MgOH 2 + 4 tetes gliserin tidak bisa membentuk film 9 F9 3,5 g larutan Alginat 4 + 0,5 g larutan Kitosan 4 + 200 mg AlOH 3 + 200 mg MgOH 2 + 4 tetes gliserin 5 2 0,63 ± 0,008 0,889 ± 0,016 Dari F1 - F9 ada enam formula yang bisa membentuk sediaan film, yaitu: F1, F2, F3, F5, F6, dan F9, dan tiga formula yang lainnya tidak dapat membentuk sediaan film F4, F7, dan F8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 dan 4.2. Dari formula yang bisa membentuk film menunjukkan bahwa formula dengan polimer alginat dapat membentuk film dengan AlOH 3 maupun MgOH 2 yaitu F1 dan F2 , sedangkan untuk formula dengan pembawa utama kitosan dapat membentuk film dengan AlOH 3 F3, F5, dan F6 namun tidak bisa membentuk film untuk formula yang mengandung MgOH 2 F4, F7, dan F8 . F4 F7 F8 Gambar 4.1 Sediaan F4, F7, dan F8 yang tidak bisa membentuk film Universitas Sumatera Utara Pada F4 komposisinya terdiri dari campuran 2,5 gram larutan kitosan 4, 300 mg MgOH 2 dan 2 tetes gliserin tidak bisa membentuk film, yang terjadi adalah film menjadi pecah-pecah dan lekang. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh F7 dan F8 dengan rasio alginat-kitosan secara berurutan adalah 1:1 dan 3:1 yang mengandung kombinasi 200 mg AlOH 3 dan 200 MgOH 2, formula juga tidak bisa membentuk sediaan film. F1 F2 F3 F5 F6 F9 Gambar 4.2 Sediaan F1, F2, F3, F5, F6 dan F9 yang bisa membentuk film Universitas Sumatera Utara Pada F9 dengan polimer pembawa alginat dan kitosan yang mengandung kombinasi AlOH 3 dan MgOH 2 menunjukkan bahwa untuk bisa membentuk film diperlukan jumlah alginat yang jauh lebih besar dari kitosan yaitu dengan rasio alginat-kitosan 7:1. Dari data ini menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio kitosan dalam suatu formula yang mengandung MgOH 2 maka semakin tidak bisa membentuk film, hal ini mungkin karena adanya interaksi antara MgOH 2 dengan kitosan, sehingga menghilangkan sifat kitosan untuk membentuk film. Interaksi antara MgOH 2 dengan kitosan dapat mengganggu atau menghilangkan sifat kitosan sebagai pembentuk film film former yang menghambat antara molekul kitosan untuk berikatan membentuk film, interaksi antara MgOH 2 dengan kitosan lebih kuat dari pada antara molekulmonumer kitosan sendiri dan ikatan yang terjadi dapat diduga ikatan kovalen. Menurut Cahyaningrum, et al., 2011, kitosan merupakan suatu sorbent yang banyak digunakan untuk logam-logam dan spesies organik karena gugus amino -NH2 dan hidroksi -OH pada rantai kitosan dapat berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi dan ikatan koordinasi. Adsorpsi ion logam Mg II dan Ca II pada membran kitosan cenderung diikuti adsorpsi kimia melibatkan energi adsorpsi dalam kisaran 21,81 - 25,04 kJmol. Selanjutnya dari sediaan film digunakan gliserin sebagai plastisizer yang diperlukan untuk membentuk film agar lebih fleksibel. Jumlah gliserin yang digunakan juga harus disesuaikan dengan jumlah komposisi formula yang dibuat karena sangat berpengaruh terhadap film yang dihasilkan. Pada sediaan F1 - F4 mengandung gliserin sebagai plastizer yang digunakan sebanyak dua tetes dan untuk F5 - F9 mengandung gliserin sebanyak empat tetes. Jika digunakan kurang Universitas Sumatera Utara dari jumlah tersebut, film yang dihasilkan kurang fleksibel dan kaku sehingga sulit untuk digulung. Namun penggunaan jumlah gliserin yang berlebih, membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama dan film yang dihasilkan cenderung menjadi lembab dan menjadi patah ketika digulung. Hal ini karena sifat gliserin yang sukar untuk dikeringkan atau selalu meninggalkan sisa bila diuapkan.

4.2 Sifat Pembentangan film Unfolding behaviour