Sifat Pembentangan film Unfolding behaviour

dari jumlah tersebut, film yang dihasilkan kurang fleksibel dan kaku sehingga sulit untuk digulung. Namun penggunaan jumlah gliserin yang berlebih, membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama dan film yang dihasilkan cenderung menjadi lembab dan menjadi patah ketika digulung. Hal ini karena sifat gliserin yang sukar untuk dikeringkan atau selalu meninggalkan sisa bila diuapkan.

4.2 Sifat Pembentangan film Unfolding behaviour

Dari formula yang bisa membentuk film dilakukan uji sifat pembentangan. Sifat pembentangan adalah untuk melihat elastisitas dan kemampuan membentang kembali dari sediaan film yang dimasukkan ke dalam kapsul ketika kapsul hancur dalam lambung, seperti terlihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Proses pembentangan sediaan film alginat-kitosan Kondisi awal sediaan film alginat- kitosan yang dimasukkan dalam kapsul dalam medium disolusi Kapsul pecah dan film mulai membentang di permukaan Sediaan film membentang sempurna dan jatuh dari permukaan Sediaan film jatuh ke dasar medium disolusi Universitas Sumatera Utara Dari enam film yang dilakukan uji sifat pembentangan F1, F2, F3, F5, F6, dan F9 menunjukkan bahwa F1 dan F2 tidak bisa membentang, yang ditunjukkan pada Tabel 4.2. Data hasil pengukuran sifat pembentangan film dari berbagai formula terdapat pada Lampiran 3. Tabel 4.2 Sifat Pembentangan Unfolding behaviour No Formula Waktu pembentangan Gambar Keterangan 1 F1 - Tidak bisa membentang 2 F2 - Tidak bisa membentang 3 F3 ± 7 menit Membentang kembali 4 F5 ± 7 menit Membentang kembali Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Sifat Pembentangan Unfolding behaviour lanjutan No Formula Waktu pembentangan Gambar Keterangan 5 F6 ± 8 menit Membentang kembali 6 F9 ± 6 menit Membentang kembali Sediaan F1 dan F2 merupakan sediaan dengan polimer pembawa hanya menggunakan alginat yang masing-masing mengandung AlOH 3 dan MgOH 2 . Alginat adalah polimer yang tidak larut dalam kondisi asam dan cenderung menjadi keras dan kaku, sehingga ketika kapsul pecah sediaan film yang dalam kondisi menggulung menjadi keras dan kaku yang tetap menggulung atau tidak bisa membentang, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Sediaan film alginat yang mengandung antasida tidak bisa membentang dalam medium asam. Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk formula F3, F5, F6, dan F9 dengan polimer pembawa menggunakan kitosan dan kombinasi alginat-kitosan menunjukkan bahwa film mampu membentang kembali. Hal ini terjadi karena sesuai dengan sifat kitosan yang dapat menarik cairan dan akan mengembang dalam suasana asam Felt, et al., 1998, sehingga ketika kapsul pecah dalam larutan asam maka film yang mengandung kitosan menjadi mengembang dan mendorong sediaan film untuk membentang kembali.

4.3 Keutuhan film Integrity properties