23
B. Tinjauan tentang Nilai Peduli Lingkungan dalam Pendidikan Karakter
di Sekolah 1.
Pengertian Pendidikan Karakter
Istilah karakter memiliki beragam definisi tergantung dari sudut pandang yang digunakan oleh seseorang dalam mendefinisikannya.
Berkaitan dengan istilah karakter, Ki Hadjar Dewantara Agus Wibowo, 2013: 9-10 memandang bahwa karakter adalah watak atau budi pekerti di
mana gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan bersatu dan menimbulkan tenaga. Ki Hadjar juga menambahkan bahwa karakter dapat
menjadi penanda seseorang sebagai akibat sifat karakter yang konsisten. Winnie dan Ratna Megawangi Masnur Muslich, 2011: 71 juga
menyampaikan bahwa karakter merupakan suatu istilah dari bahasa Yunani “to mark” yang berarti menandai. Istilah karakter ini lebih fokus
pada tindakan atau tingkah laku dan dari fokus ini muncul dua pengertian karakter. Pertama, menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku,
apakah termasuk dalam manifestasi perilaku baik atau buruk. Kedua, menunjukkan keterkaitan dengan “personality” di mana orang yang
berkarakter, tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Ada juga yang menyebutkan bahwa orang berkarakter berarti orang
tersebut berkepribadian atau memiliki kepribadian. Kepribadian sendiri oleh Sjarkawi 2006: 11 dikatakan sebagai ciri atau karakteristik atau
gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan- bentukan yang diterima dari lingkungan. Allport Ngalim Purwanto, 2009:
73 juga menambahkan bahwa kepribadian merupakan organisasi dinamis
24 dari sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya
yang unik khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Penyesuaian diri dengan lingkungan sebagaimana dikemukakan
sebelumnya menunjuk pada cara-cara individu berhubungan dengan lingkungan. Woodworth Ngalim Purwanto, 2009: 74 membedakan cara
individu berhubungan dengan lingkungan menjadi empat macam, yaitu bertentangan, menggunakan, berpartisipasi, dan menyesuaikan dengan
lingkungan. Keempat cara individu dalam berhubungan dengan lingkungan ini dapat dilihat melalui kebiasaan dan tindakan individu
sehari-hari. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa
karakter adalah watak yang tercermin dalam tindakan atau tingkah laku sebagai manifestasi dari sifat-sifat jiwa manusia pikiran, perasaan, dan
kehendak sekaligus penanda kepribadian seseorang yang khas, termasuk kaitannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selanjutnya,
definisi karakter menjadi dasar dalam mendefinisikan pendidikan karakter. Suparlan Suhartono 2008: 44 mengemukakan bahwa pendidikan
merupakan upaya sadar manusia untuk membuat perubahan dan perkembangan agar kehidupannya menjadi lebih baik, dalam arti menjadi
lebih maju. Perubahan dan perkembangan kehidupan di sini menunjuk pada perkembangan kehidupan dari yang bersifat naluriah menjadi
beradab dan berbudaya. Dengan kata lain, pendidikan merupakan usaha terencana dalam upaya pembudayaan kehidupan manusia.
25 Selanjutnya, pendidikan karakter menurut Thomas Lickona Agus
Wibowo, 2013: 12-13 mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan
knowing the good
, mencintai kebaikan
desiring the good
, dan melakukan kebaikan
doing the good
. Sementara itu, menurut Kemendiknas Agus Wibowo, 2013: 13 pendidikan karakter adalah
pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki, menerapkan dan
mempraktikkan karakter luhur itu dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas kiranya dapat dipahami bahwa pendidikan karakter dapat diartikan sebagai sebuah proses
penanaman dan pengembangan karakter-karakter luhur yang merupakan sifat-sifat kejiwaan manusia pikiran, perasaan, dan kehendak sehingga
manusia, dalam hal ini siswa dapat mengetahui, mencintai menerapkan, dan melakukan karakter-karakter luhur tersebut dalam setiap lingkungan
kehidupannya. Definisi pendidikan karakter yang demikian menunjuk pada pentingnya pendidikan karakter untuk diefektifkan implementasinya,
termasuk di lingkungan pendidikan atau dalam hal ini sekolah.
2. Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah
Akhmad Muhaimin Azzet 2013: 97 menyatakan bahwa karakter perlu dibangun pada diri setiap anak didik karena zaman yang semakin
maju muncul persoalan sosial yang semakin kompleks dan rumit. Pentingnya
character building
juga dapat diketahui dari syair lagu kebangsaan Indonesia Raya yang berbunyi “bangunlah jiwanya,
26 bangunlah badannya” sebagaimana dikemukakan Saptono 2011: 16-17.
Syair tersebut memuat pesan untuk lebih mengutamakan membangun jiwa daripada membangun badan. Pesan ini dapat dimaknai bahwa membangun
karakter perlu mendapatkan perhatian lebih daripada membangun hal-hal yang bersifat fisik semata. Hal ini menjadi kunci agar Indonesia berjaya.
Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan dalam masyarakat sudah pasti memiliki tanggung jawab memberikan pendidikan yang baik
bagi siswa selaku peserta didik. Hal ini sejalan dengan definisi pendidikan itu sendiri sebagaimana dikemukakan Retno Listyarti 2012: 2 bahwa
pendidikan adalah proses untuk mengubah jati diri seseorang peserta didik untuk lebih maju.
Selain itu, karakter merupakan salah satu aspek penting dalam hal kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Selanjutnya, kualitas karakter
sumber daya manusia akan menentukan kemajuan suatu bangsa. Pernyataan ini dipertegas oleh Darmiyati Zuchdi 2011: 12 yang
mengemukakan bahwa karakter suatu bangsa sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa sumber daya manusia dengan karakter berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak dini.
Pembentukan dan pembinaan karakter inilah yang menjadi salah satu tanggung jawab sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan. Hal ini
dipertegas dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara Agus Wibowo, 2013: 10 tentang keberhasilan pendidikan berikut.