20 orang banyak. Artinya, melalui pemberian penanaman dan pembiasaan
pelaksanaan nilai peduli lingkungan terutama kepada siswa diharapkan siswa dapat mengerti, memahami, dan melakukan tindakan peduli
lingkungan dalam kehidupannya sekarang maupun masa depan, baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat
manusia.
4. Komponen Sekolah Dasar
Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, sekolah dasar pasti memiliki tujuan. Tujuan akan tercapai dengan adanya sinergi dari komponen-
komponen penyusun. Adapun komponen-komponen sekolah dasar yang dimaksud dapat dilihat pada uraian yang dikemukakan oleh Ibrahim
Bafadal 2009: 6-8 berikut. a.
Masukan SDM Komponen masukan SDM meliputi keseluruhan personel
sekolah, seperti kepala sekolah, guru, dan pesuruh. Dalam kondisi normal, personel sekolah dasar konvensional meliputi seorang kepala
sekolah, enam orang guru kelas, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan, dan seorang pesuruh. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan sebuah sekolah dasar memiliki lebih dari jumlah normal
personel. Hal ini biasanya dimiliki oleh sekolah-sekolah dasar swasta.
21 b.
Masukan Material Masukan material merupakan komponen instrumental yang
terdiri dari kurikulum, dana, serta sarana dan prasarana. Dalam kondisi normal, sekolah dasar konvensional terdiri dari enam ruang kelas, satu
ruang kepala sekolah yang sekaligus difungsikan sebagai ruang administrasi, perabot, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, serta
berbagai alat peraga. Hal ini jelas berbeda dengan sekolah-sekolah dasar swasta yang pada umumnya memiliki sarana dan prasarana yang
lebih dari jumlah normal tersebut. c.
Masukan Lingkungan Komponen masukan lingkungan menunjuk pada kenyataan
bahwa sekolah dasar merupakan sebuah sistem yang terbuka sebagaimana dikemukakan Hanson Ibrahim Bafadal, 2009: 7. Hal
ini menunjukkan bahwa sekolah memang merupakan sebuah sistem yang berkaitan dengan jaringan organisasi luar sekolah, seperti Komite
Sekolah, Kelompok Kerja Guru, Dinas Pendidikan KabupatenKota, penerbit buku, serta masyarakat di lingkungan sekitar sekolah.
d. Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan komponen yang tidak kasat mata dan berbentuk perangkat lunak sebagai wujud penjabaran kurikulum
yang berlaku. Dalam hal ini, proses pendidikan mencakup seluruh kegiatan belajar yang diikuti dan dialami siswa selama di sekolah.
Kegiatan belajar yang dimaksud meliputi upacara bendera, senam pagi, kegiatan kurikuler, kegiatan ektrakurikuler, dan sebagainya.