56
Tabel 16. Persepsi Karyawan Operasional terhadap CSD Rusak
d. Keterbatasan jumlah gardu
Permasalahan jumlah gardu yang terbatas berkaitan erat dengan tidak adanya kebijakan membangun gardu baru, sehingga
perlu mengoptimalisasi pemanfaatan gardu operasional yang ada. Persepsi karyawan operasional terhadap keterbatasan jumlah gardu
dapat dilihat pada Tabel 18. Menurut karyawan operasional, keberadaan Gardu Tol Otomatis GTO mengurangi antrian lalu
lintas pada gardu masuk skor rataan 3,60. Artinya, karyawan menilai setuju bahwa pelaksanaan GTO mampu mempercepat
transaksi tol dari waktu Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan yaitu selama tujuh detik, menjadi rata-rata tiga detik.
Keberadaan Gardu Tol Otomatis, menurut karyawan operasional dapat mengurangi antrian lalu lintas pada gardu keluar
skor rataan sebesar 2,66. Artinya pelaksanaan GTO mampu mempercepat transaksi tol dari waktu Standar Pelayanan Minimum
yang ditetapkan yaitu selama 11 detik, menjadi rata-rata 7 detik. Menurut karyawan operasional, keberadaan Gardu Tol Otomatis
membantu mengurangi keluhan pemakai jalan tol mengenai pelayanan bertransaksi skor rataan sebesar 3,81. Artinya, keluhan
pelanggan terhadap antrian panjang pada gardu tol telah diatasi dengan keberadaan GTO yang dapat mempercepat proses transaksi.
Keberadaan Gardu Tol Otomatis, menurut karyawan operasional menjadi solusi terhadap keterbatasan jumlah gardu yaitu dengan skor
rataan 3,41.
Faktor Skor Rataan Keterangan
b .
C S
D r
u sa
k GTO sudah berfungsi dengan baik,
tanpa perlu diawasi 3,14
Cukup Setuju
Pelaksanaan GTO dapat dengan mudah digunakan pemakai jalan tol
3,90 Setuju
Contacless Smart Dispenser CSD sering mengalami gangguan
3,26 Cukup
Sering Badge Dinas selalu terbaca dengan baik
oleh Contact Smartcard Terminal CST 3,61
Setuju Jumlah
3,47 Setuju
57
Tabel 17. Persepsi Karyawan Operasional terhadap Keterbatasan Jumlah Gardu
Keberadaan GTO menurut karyawan operasional menjadi solusi keterbatasan petugas pengumpul tol skor rataan sebesar 3,79,
karena selama ini kebutuhan akan petugas pengumpul tol di PT Jasa Marga Persero Tbk Cabang Purbaleunyi masih kurang, sehingga
perusahaan lebih memilih untuk melakukan outsourching petugas pengumpul tol. Hal ini dilakukan perusahaan, karena tidak adanya
kebijakan menambah petugas pengumpul tol, serta keterbatasan biaya untuk merekrut karyawan baru. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa, menurut karyawan operasional keberadaan Gardu Tol Otomatis GTO menjadi solusi terbatasnya jumlah gardu
jumlah skor rataan sebesar 3,45. Selain Gardu Tol Otomatis GTO, solusi lain untuk mengoptimalisasi gardu operasional yaitu
dengan membangun GTO gardu tandem. Gardu tandem merupakan gardu transaksi tol yang dibangun berdiri sejajar berurutan
kebelakang satu atau lebih. Gardu tandem tersebut dibuat agar pelayanan transaksi menjadi lebih cepat sehingga mengurangi
penumpukan kendaraan di depan gardu. Upaya Gugus Kendali Mutu GKM Pasteur menghadapi keterbatasan jumlah gardu melalui
pengoperasian Gardu Tol Otomatis dan GTO gardu tandem, yang tentunya memiliki pengaruh terhadap kelancaran pelayanan transaksi
jalan tol.
Faktor Skor Rataan Keterangan
c. K
et er
b at
as an
j u
n la
h g
ar d
u Keberadaan GTO mengurangi antrian lalu
lintas pada gardu masuk 3,60
Setuju Keberadaan GTO mengurangi antrian lalu
lintas pada gardu keluar 2,66
Cukup setuju
Keberadaan GTO membantu mengurangi keluhan pemakai jalan tol mengenai
pelayanan bertransaksi 3,81
Setuju Keberadaan GTO menjadi solusi
keterbatasan jumlah gardu 3,41
Setuju Keberadaan GTO menjadi solusi
keterbatasan petugas pengumpul tol 3,79
Setuju Jumlah
3,45 Setuju
58
d. Tidak ada kebijakan membangun gardu baru