17
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan PT Jasa Marga Persero Tbk sebagai pelopor dan sekaligus market leader dalam bisnis jalan tol di Indonesia menjadi tujuan
perusahaan. Keberhasilan atas prestasi tersebut menjadikan perusahaan terus berupaya meningkatkan kualitasnya. Hal ini dibuktikan perusahaan dengan
melakukan perubahan identitas menuju sebuah perbaikan yang telah dimulai pada tahun 2007 lalu. Perubahan identitas tersebut tentunya bukan hanya
sebagai sebuah slogan semata, akan tetapi harus disertai dengan tindakan yang nyata. Sejalan dengan identitas baru tersebut, maka dibutuhkan suatu
langkah strategis berupa sebuah visi dan misi perusahaan. Visi dan misi menjadi aturan dalam organisasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Pelayanan transaksi di gerbang tol merupakan jasa utama dalam pelayanan jalan tol. Sehingga peningkatan pelayanan lalu lintas melalui
kelancaran bertransaksi di gardu tol sesuai sasaran mutu perlu dilakukan perusahaan untuk memenuhi keinginan pengguna jalan tol. Pelaksanaan
kegiatan pengendalian operasional melalui pelayanan transaksi pada setiap gerbang tol menjadi tanggung jawab bagian Pengumpul Tol. Untuk
meningkatkan pelayanan transaksi di gardu tol pada PT Jasa Marga Persero Tbk Cabang Purbaleunyi, maka dibuat Gardu Tol Otomatis
GTO. Gardu Tol Otomatis GTO merupakan gardu pelayanan transaksi jalan tol tanpa ada petugas pengumpul tol yang melayani. Gardu Tol
Otomatis GTO merupakan ide murni dari kelompok Gugus Kendali Mutu GKM Pasteur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penyusunan kebijakan yang dilakukan oleh GKM Pasteur dalam pelaksanaan GTO,
menganalisis persepsi karyawan operasional yaitu petugas pengumpul tol terhadap pelaksanaan GTO dan faktor-faktor produktivitas kerja karyawan
operasional. Faktor penyebab dominan terbentuknya Gardu Tol Otomatis GTO berdasarkan analisis yang telah dilakukan GKM Pasteur adalah 1
Contacless Smartcard Dispenser CSD rusak, yaitu alat untuk menulis
18
golongan, gerbang asal kendaraan di gardu masuk, 2 Kartu Tanda Masuk Elektronik KTME tersangkut pada CSD, yaitu alat tanda bukti masuk jalan
tol pada sistem tertutup yang menunjukan identitas jenis kendaraan dan asal gerbang tol yang menjadi informasi dalam penentuan tarif pada gardu
keluar, 3 Keterbatasan jumlah gardu, 4 Tidak ada kebijakan menambah
gardu yang rusak. Sedangkan faktor-faktor produktivitas kerja karyawan
operasional dipengaruhi oleh 1 Kemauan kerja, 2 Kemampuan kerja, 3 Etika kerja, 4 Kesejahteraan karyawan dan 5 Lingkungan kerja.
Sehingga hasil analisis deskriptif dari persepsi karyawan operasional terhadap pelaksanaan Gardu Tol Otomatis dan faktor-faktor produktivitas
kerja, dapat memberikan masukan positif bagi perusahaan dalam upaya peningkatan mutu dan layanan bertransaksi bagi pengguna jalan tol sesuai
dengan sasaran mutu perusahaan yaitu lancar, aman, dan nyaman.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
PT Jasa Marga Persero Tbk Cabang Purbaleunyi Peningkatan pelayanan lalu lintas melalui
kelancaran bertransaksi pada gardu tol sesuai dengan sasaran mutu
Pembentukan GKM Pasteur Ide Pelaksanaan Gardu Tol Otomatis
Analisis deskriptif persepsi karyawan operasional terhadap GTO dan
faktor-faktor produktivitas kerja Gardu Tol Otomatis GTO:
1. Contacless Smartcard Dispenser Rusak
2. KTME tersangkut pada CSD 3. Keterbatasan jumlah gardu
4. Tidak ada kebijakan menambah
gardu yang rusak
Faktor-faktor Produktivitas Kerja: 1. Kemauan kerja
2. Kemampuan kerja 3. Etika kerja
4. Kesejahteraan kerja 5. Lingkungan kerja
Persepsi K
aryawan Operasional
19
3.2. Jenis Data dan Sumber Data