Persaingan Media dan Identitas Etnik

Karo, ini yang sudah jarang, macam kami yang muda gini udah jarang bisa lihat itu, jadi itulah sarananya menguatkan identitas Karo ini.” Pendapat-pendapat tersebut mengetengahkan suatu fenomena perkotaan masa kini, dimana penguatan identitas etnik memiliki beragam cara, seperti : sarana hiburan dan pertunjukan seni, sarana radio komunikasi yang terbuka luas dan antar generasi. Proses penguatan identitas etnik tersebut inilah yang menjadi kekuatan siaran radio streaming berbasis etnik dengan memberikan beragam pilihan penguatan identitas dan menyerahkan kepada pendengar untuk memilih proses penguatan identitas etnik secara personal.

4.3 Persaingan Media dan Identitas Etnik

Ketika siang hari radio diputar di dalam ataupun diluar rumah, maka orang lain akan mendengarkan dengan seksama. Apabila yang didengar adalah siaran nasional tentu tidak ada yang istimewa dari hal tersebut. Tetapi, bila yang diputar adalah siaran radio yang bernuansa etnik tentu hal tersebut secara tidak langsung memperlihatkan bahwa seseorang tersebut memiliki kesamaan etnik dengan siaran radio tersebut. Sehingga orang lain tahu bahwa orang tersebut berasal dari etnis Tionghoa misalnya. Mengutip isi dari artikel kompas 11 Pengelola radio juga harus membuat segmentasi pendengar sehingga bisa mengetahui acara apa yang tepat untuk para yang mengatakan bahwa : Persaingan radio saat ini semakin ketat, sehingga pengelola media siaran itu harus benar-benar memahami dan mengenali ekspektasi atau apa yang diinginkan para pendengar. 11 http:oase.kompas.comread2010050507372445Sengitnya.Persaingan.Radio akses 13 Desember 2014. Pukul 15.00 Universitas Sumatera Utara pendengar dengan segmentasi tertentu, kata pengelola radio di PT Media Nusantara Citra MNC Networtk Agus Wicaksono di Yogyakarta, Senin. Menurut dia pada diskusi Radio Network di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY, untuk mengetahui ekspektasi tersebut, pengelola radio harus melakukan survei terhadap para pendengar. Selain itu, pengelola radio juga harus memperbaiki kualitas audio, baik audio teknologi maupun audio yang berasal dari intonasi penyiar. Harga iklan juga harus kompetitif berdasarkan jumlah pendengar yang dimiliki radio tersebut. Jika pendengar banyak, bisa saja tarif iklan mahal, tetapi kalau ternyata pendengar sedikit, maka harus kompetitif sesuai dengan jumlah pendengar, katanya. Ia mengatakan ada sebuah cara yang sering digunakan berbagai radio saat ini untuk tetap bisa eksis, yakni bergabung dengan radio network jaringan. Radio network merupakan jaringan radio di berbagai kota di Indonesia, seperti MNC yang memiliki empat radio network di beberapa daerah. Menurut dia, banyak keuntungan yang bisa diperoleh bergabung dari radio network, di antaranya konten radio bisa lebih variatif, siaran di radio A bisa didengar di radio B yang tergabung dalam satu jaringan. Selain itu, radio network juga bisa memiliki sumber daya manusia yang andal, namun biaya bisa ditanggung bersama, dan jangkauan siarannya lebih luas, katanya. Hal yang paling penting untuk menyikapi berbagai macam persaingan dalam dunia penyiaran radio adalah masalah konten isi. Apabila jenis siaran etnik menggunakan bahasa Mandarin maka sudah pasti segmen pasarnya adalah dari kalangan etnis Tionghoa. Penelitian ini mendapatkan bahwa konten siaran yang diisi oleh konten siaran dengan mempergunakan idiom kebudayaan adalah suatu bentuk terobosan dalam menembus persaingan dalam dunia media radio, berbeda dengan media siaran radio lainnya yang terikat pada sistem penyiaran dan produktifitas yang berujung pada sisi ekonomis, radio streaming etnik justru berjalan dengan sistem Universitas Sumatera Utara sederhana yang tidak hanya mengejar keuntungan secara materi. Siaran radio berbasis etnik secara streaming yang dilakukan oleh 95,9 FM City Radio - Medan dan Sikamoni memberi porsi besar terhadap konten siaran etnik yang menyajikan lintas informasi yang berdasarkan kekayaan kultural etnis Tionghoa dan Karo. Qiu Xia 24 Tahun mengatakan bahwa : “persaingan media radio semakin tajam, tapi radio streaming dapat bertahan dikarenakan program dan konten siaran yang memiliki ciri khas etnik yang tidak dimiliki oleh siaran radio lainnya apalagi siaran radio komersial, hal inilah yang ditangkap oleh City Fm 95,9 FM – Medan sebagai celah dalam persaingan radio.” Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Rosa Sitepu 34 Tahun seorang informan yang merupakan penyiar radio Sikamoni 97,10 FM – Medan yang mengatakan : “radio komersial punya waktu banyak untuk mengejar pendengar, radio streaming lebih mengedepankan keterikatan emosional antara penyiar dan pendengar hal ini yang terkadang dilupakan radio komersial karena lebih mengedepankan sisi ekonomis dan trend.” Kenyataan yang dilakukan oleh siaran streaming berbasis etnik dalam konteks konten siaran maupun persaingan justru menjadikan siaran radio streaming etnik berada pada jalur yang sepi persaingan dikarenakan memiliki basis pendengar berdasarkan etnik yang tidak dapat dijangkau oleh siaran radio konvensional lainya, selain itu penyebarluasan pemahaman kebudayaan yang menjadi kunci siaran radio streaming etnik juga menjadi kekuatan dalam menghadapi siaran radio ataupun media siaran lainnya. Dalam konteks persaingan media dan identitas sosial, keberadaan radio streaming menjadi suatu bentuk terobosan yang dapat dianggap tidak bersaingan Universitas Sumatera Utara secara langsung face to face terhadap keberadaan radio konvensional. Radio konvensional yang pada umumnya mengejar rating peringkat dan pemasukan secara ekonomis justru tidak dapat berjalan dalam menyampaikan pesan kebudayaan layaknya siaran streaming etnik karena telah membagi konten siaran sesuai dengan bentuk persaingan media. Kehadiran radio streaming berbasis etnik Tionghoa – 95,9 FM City Radio - Medan dan Karo – Sikamoni membuka suatu peluang penguatan identitas yang berseberangan terhadap kepentingan persaingan media yang selama ini ramai dibicarakan bahkan turut berperan dalam pembentukan konten siaran. Fungsi propaganda yang dihadirkan oleh siaran radio menjadi kekuatan sesungguhnya dari keberadaan siaran radio streaming berbasis etnik, dimana fungsi manifetasi propaganda dipergunakan untuk menyampaikan pesan kebudayaan yang selama ini mendapat porsi sedikit pada siaran radio konvensional. Radio streaming berbasis etnik menghadirkan suatu kenyataan yang faktual dimana konten kebudayaan yang pada umumnya termarjinalkan oleh keadaan persaingan media dan juga dianggap tidak memberikan keuntungan ekonomis yang signifikan justru mendapat tempat pada siaran radio streaming berbasis etnik, dimana sisi penguatan identitas berjalan seiring dengan keuntungan ekonomis yang diperoleh melalui siaran radio streaming etnik.

4.4 Kontestasi Etnik Perkotaan