Siaran 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan

Tidak berbeda dengan Sugiyanto 47 Tahun, bagi Acuan 52 Tahun dengan mendengarkan siaran radio streaming etnik berbahasa Mandarin melalui 95,9 FM City Radio - Medan memberikan beragam informasi mengenai kehidupan masa kini di Tionghoa yang selama ini hanya didengar dan dibaca melalui beragam media lainnya, hal ini diungkapkannya memberikan suatu sensasi yang berbeda terhadap identitas etnik yang dimilikinya melalui mendengarkan siaran radio streaming etnik. Lain halnya dengan pendengar yang memiliki latar belakang etnik yang sama dengan tema siaran radio streaming etnik, Yanti 25 tahun sebagai mahasiswa jurusan bahasa Asing Mandarin mengatakan bahwa dirinya yang berlatar belakang etnis Mandailing dapat memperdalam pengetahuannya mengenai bahasa Mandarin dengan mendengarkan siaran radio streaming etnik berbahasa Mandarin oleh 95,9 FM City Radio - Medan, bagi dirinya selain mengasah kemampuan berbahasa; menambah kosa-kata Mandarin juga membuka wawasan kulturalnya mengenai keberagaman etnik. “Kalo belajar dikampus kan kadang ada tugas, ujian, rame kelasnya kadang suka gak konsen waktu belajar, dengarin City 95,9 FM City Radio - Medan bisa menambah pemahaman yang kadang kurang didapat dikelas misalnya bahasa Mandarin ada bagian-bagiannya terus ada kata sapa sama siapa ada urutannya . . . siaran City juga kosakatanya banyak dan struktur bahasanya juga bagus jadi suka ditiru buat tugas bahasa Mandarin dari siaran City”.

3.4.2 Siaran 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan

Radio streaming etnik Karo Sikamoni menghadirkan suatu suasana Karo yang selama ini dibatasi oleh ruang-ruang pembatas, Firman Ginting 27 Tahun Universitas Sumatera Utara mengatakan bahwa proses interaksi secara internal dalam kehidupan masyarakat Karo memberikan batasan-batasan bagi dirinya yang berusia muda. Dengan menjadi penyiar radio streaming etnik Karo membuka sarana interaksi yang luas baik dengan berbeda usia, berbeda pekerjaan, berbeda posisi dalam adat, berbeda jenis kelamin yang pada akhirnya memberikan pemahaman yang luas mengenai adat budaya Karo. “Kalau bicara di adat kan kita kadang suka canggung, malu kadang-kadang juga yang muda ini terbatas bisa menyampaikan pendapat . . . sarana interaktif di radio bisa buat menyalurkan yang selama ini gak bisa disampaikan di adat, misalnya membahas adat perkawinan Karo mengganti urutan acaranya atau sejarah Karo yang kadang kalo bicara di adat kan terbatas mau kadang juga gak didengar, ya di radio lah kita bisa bahas kek gitu bebas”. Begitu pula bagi Rosa Sitepu 38 Tahun baginya turut serta dalam kegiatan siaran radio streaming etnik Karo mampu memberikan suatu pemahaman mengenai kehidupan masyarakat Karo saat ini beserta dengan aspek lainnya yang terkait, hal tersebut baginya adalah pengalaman hidup yang memberikan beragam pelajaran berharga dalam menjalani kehidupannya. “Pengetahuan menanam jeruk kan juga penting apalagi masyarakat Karo terkenal sebagai petani jeruk, jadi bisa belajar o kalo disana pake pupuk ini kalo disini diganti jadi apa gitu . . . jadi tau juga misalnya gunung kemarin meletus terus petani jeruk kekmana, tanamannya kekmana, kalo cuman nunggu informasi dari sana kan lama, radio kadang mau dia lebih cepat mengasi informasi disana udah kekmana”. Andy Tarigan 28 Tahun yang merupakan pendengar siaran radio streaming etnik Karo Sikamoni menuturkan bahwa kehadiran radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan dalam format radio streaming membuka peluang bagi pendengar untuk mengetahui informasi terkini dan belajar mengenai adat budaya Universitas Sumatera Utara Karo, baginya hal itu penting dalam proses pembentukan identitas etnik dalam kehidupan saat ini. Lebih lanjut Andy Tarigan 28 Tahun mengatakan bahwa format radio streaming yang disajikan oleh radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan adalah salah satu jalan dalam menembus persaingan global dengan mengikutsertakan etnik Karo dalam struktur masyarakat global, setidaknya menurut Andy Tarigan 28 Tahun para petani di daerah pegunungan Karo dapat mengetahui isu-isu lingkungan yang mendukung kerja petani Karo. “Kalau cuman gitu-gitu aja bagaimanalah perkembangannya nanti, jadi ada radio siaran Karo bisa bertukar informasi diantara masyarakat Karo atau juga masyarakat diluar Karo, jadi berkembang masyarakat Karo. Apalagi dalam persaingan global semua harus ikut, masyarakat Karo juga harus melek teknologi untuk mengembangkan itu, salah satunya ya siaran radio Karo itu Sikamoni”. Siaran radio streaming etnik Karo oleh radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan bagi S. Br Karo-karo 44 Tahun adalah suatu sarana mengenal dan menghubungkan dirinya dengan individu masyarakat etnik Karo lainnya, melalui hal tersebut dirinya memperluas jaringan kekerabatan. Selain memperluas jaringan kekerabatan, siaran radio streaming etnik bagi dirinya sebagai pendengar juga berfungsi untuk menumbuhkembangkan kesadaran terhadap nilai budaya Karo bagi masyarakat Karo. “Disini ini kan jarang kita bisa dengar ketteng-ketteng atau sarune, kalau di radio ya siarannya diisi sama kek gitu jadi masih bisa kita dengar walau gak langsung dilihat, ada juga informasi radio tentang erpangir jadi bisa tahu kita budaya Karo itu banyak, bagi anak muda bisa lah belajar dari situ biar gak cuman sekedar tahu aja”. Universitas Sumatera Utara Beragam pendapat yang diungkapkan oleh informan yang juga merupakan penyiar dan pendengar siaran radio streaming berbasis etnik memberikan suatu keadaan dimana nilai-nilai adat tradisi tetap menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masa kini, dimana identitas etnik adalah suatu hal yang dianggap penting sebagai modal dalam kehidupan kompleks Kota Medan.

3.4.3 Hubungan Antara Penyiar dan Pendengar