3.2.1 Program Radio
Program siaran radio yang dijalankan oleh pihak stasiun radio 95,9 FM City Radio - Medan sama halnya dengan siaran stasiun radio lainnya yaitu
menyiarkan berita dan hiburan, namun stasiun radio 95,9 FM City Radio - Medan melakukan siaran berita dan hiburan dengan menggunakan idiom-idiom maupun
ungkapan kata-kata dalam konteks budaya Tionghoa terutama penggunaan bahasa Mandarin.
Pendapat Middleton Jurriens, 2003:119 mengatakan bahwa program radio dengan basis komunitas etnik adalah :
“Sekarang kontribusi seniman, kata dia [Benjamin], harus dinilai melalui menentukan posisinya dalam proses produksi. Dengan
menggunakan metode media teknis baru, dia perlu menjadi partisipan yang sadar diri di seluruh sistem produksi. Dia harus
menuju ke Umfunktionierung, sebutan Brecht—transformasi sistemnya—yang akan menghasilkan perpaduan dan hubungan
baru antara media, genre dan teknik; proses produksi baru yang lebih kolektif; dan peranan pendengar baru yang lebih partisipatif.
Isi—seradikal apapun—selalu bisa dikuasai oleh kekuatan budaya yang ada. Karena itu, menurut Benjamin, politik budaya harus
menjadi lebih seperti perang gerilya yang berlangsung terus, di mana semua alat, taktik, teknik dan hubungan yang tepat boleh
dipakai.”
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Daftar Program 95,9 FM City Radio – Medan
Program siaran radio 95,9 FM City Radio - Medan yang dibentuk dan diproses adalah bagian dari pola hubungan antara media-genre dan teknik sebagai
bagian dari proses politik budaya yang berlangsung dalam lingkup siaran radio streaming etnik. Ding Shun 33 Tahun seorang informan penelitian yang
merupakan penyiar 95,9 FM City Radio - Medan yang tergolong senior mengatakan bahwa :
“Program City hampir diatas 60 adalah siaran dalam bentuk bahasa Mandarin, tidak hanya untuk konsumsi masyarakat
Tionghoa tapi juga untuk masyarakat lain yang paham bahasa Mandarin . . . karena informasi yang disampaikan juga luas gak
hanya tentang Tionghoa melainkan informasi up to date.”
Salah seorang informan, Qiu Xia 24 Tahun menambahkan bahwa program siaran radio 95,9 FM City Radio - Medan tidak terbatas pada pendengar
dengan latar belakang etnis Tionghoa melainkan terbuka kepada siapa saja, secara
Universitas Sumatera Utara
lengkap Qiu Xia 24 Tahun mengatakan : “Siaran ini 95,9 FM City Radio - Medan tidak hanya untuk etnis
Tionghoa tapi untuk semua masyarakat . . . saat ini kan banyak sekolah yang mengajarkan bahasa Mandarin sampai pendidikan
tinggi pun juga ada, ya siaran City jadi semacam belajar bahasa Mandarin secara otodidak dan mengasah kemampuan penyiar dan
pendengar dalam bahasa Mandarin, jadi semua bisa dengar siaran City kan lagu-lagu baru, berita baru juga disiarkan disini.”
Informasi yang didapatkan dari informan tersebut menggambarkan bahwa program siaran radio 95,9 FM City Radio - Medan memiliki konten siaran yang
besar dalam penggunaan bahasa Mandarin dan juga kebudayaan Tionghoa tradisi dan populer, walaupun secara umum siaran radio 95,9 FM City Radio - Medan
juga menyiarkan berita-berita terkini sebagai bagian dari penyiaran radio. Program siaran radio 95,9 FM City Radio - Medan dengan pembagian
komposisi 60 siaran Mandarin berbahasa Mandarin, musik Mandarin, budaya Tionghoa, berita, agama, dan gaya hidup dan 40 siaran dengan menggunakan
bahasa Indonesia dan Inggris secara bergantian yang tergantung pada konten siaran gaya hidup, berita, hiburan, dan lain-lain, hal ini sejalan dengan pendapat
Brech Jurriens, 2003:119-120 yang mengatakan bahwa : “Radio satu arah saja, padahal seharusnya dua arah. Itu semata-
mata peralatan distribusi, hanya untuk pembagian saja. Jadi di sini ada usulan positif: ubahlah peralatan ini dari distribusi ke
komunikasi. Radio akan menjadi peralatan komunikasi yang sebagus mungkin di kehidupan publik, suatu jaringan jalur yang
luas. Maksudnya, asal itu mampu menerima [siaran] maupun menyiarkannya; membuat pendengar berbicara maupun
mendengar; membawa pendengar dalam hubungan sosial daripada mempencilkannya. Pada dasar ini, radio perlu ke luar bisnis suplai
dan justru membuat pendengarnya sebagai penyuplai. Setiap usaha di dunia radio untuk memberikan acara publik ciri publik sejati,
adalah langkah ke arah yang benar.”
Universitas Sumatera Utara
Pendapat Brech dalam Jurriens, 2003:119-120 tersebut memberikan gambaran bahwa program radio tidak hanya sebagai komoditi stasiun radio
semata melainkan juga komoditi yang menghubungkan antara siaran dan pendengar, sehingga diperlukan adanya kompromi model dalam program radio
yang bertujuan tidak hanya menjangkau pendengar melainkan juga menguatkan identitas yang diusung radio.
Dalam konteks kehidupan antar etnis, identitas diperlukan sebagai tanda yang bersifat internal diantara sesama anggota yang mempergunakan tanda yang
sama. Dalam hal siaran radio streaming etnik, fenomena identitas etnis tidak hanya dipergunakan sebagai penguatan nilai etnis semata akan tetapi
meluaskannya pada pemahaman mengenai nilai etnis kepada etnis lainnya sebagai sarana membangun kehidupan multikultural.
Program siaran radio yang dimiliki oleh 95,9 FM City Radio - Medan merupakan bagian dari pembentukan suatu siaran radio streaming etnik yang
menghubungkan antara penyiar-siaran-pendengar sebagai suatu kesatuan yang membentuk keberlangsungan suatu siaran radio, dan program 95,9 FM City Radio
- Medan dengan mempergunakan bahasa Mandarin serta budaya Tionghoa adalah hasil dari korelasi diantara penyiar-siaran-pendengar.
Program siaran radio City 95,9 FM – Medan seperti Colorful City yang disiarkan pada jam 11 hingga 12 siang memberikan informasi mengenai
keberadaan etnis Tionghoa di Medan, nasional dan global. Program ini meliputi informasi berita, hiburan, cerita pendek, interaktif yang memberikan penguatan
akan identitas etnik Tionghoa dalam kehidupan yang multikultural tidak hanya di
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan melainkan secara nasional dan global. Selain itu juga siaran happy bin pada jam siar pukul 4 hingga 6 sore juga
menyuguhkan program siaran dengan konten berupa hiburan lagu, informasi ringan yang dirangkaikan dalam penggunaan bahasa Mandarin sebagai bagian dari
alokasi siaran dengan konten etnik penggunan bahasa Mandarin. Program siaran radio 95,9 FM City Radio – Medan disusun dengan
memberi porsi lebih terhadap pendengar dari latar belakang etnik Tionghoa dan menggunakan bahasa Mandarin, hal ini untuk menguatkan ekspresi identitas dan
juga sebagai stasiun radio yang menyiarkan program radio dengan info, hiburan yang berkaitan dengan budaya Tionghoa. Namun, sebagai radio yang
memancarkan siaran di Kota Medan yang merupakan kota dengan kehidupan antar etnis multikultural, radio 95,9 FM City Radio – Medan juga merangkul
keberadaan etnik lainnya sebagai pendengar dengan memberikan porsi pada beberapa program acara yang menggunakan bahasa Indonesia ataupun menyelingi
bahasa pengantar dengan mempergunakan bahasa Indonesia untuk dapat dinikmati oleh pendengar dengan latar belakang etnik lain dan juga memberikan
pemahaman kultural kepada etnik lain melalui siaran radio streaming.
3.2.2 Segmentasi Pendengar dan Latar Belakang Etnik