Tab el 7. Komposisi Masyarakat Kota Medan Berdasarkan Etnis
No EtnisSuku
Jumlah Penduduk
1 Jawa
828.989 Jiwa 2
Toba 365.758 Jiwa
3 CinaTionghoa
202.839 Jiwa 4
Mandailing 178.308 Jiwa
5 Minang
163.774 Jiwa 6
Melayu 125.557 Jiwa
7 Karo
87.129 Jiwa 8
Aceh 53.011 Jiwa
9 Nias
13.159 Jiwa 10
Simalungun 13.078 Jiwa
11 Pakpak
6.509 Jiwa 12
Lainnya 75.253 Jiwa
Sumber : BPS Kota Medan Tahun 2012.
2.5.3 Organisasi Masyarakat Karo di Kota Medan
Secara umum kehidupan organisasi masyarakat Karo diatur berdasarkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang dikenal dengan sebutan Merga Silima,
dimana Merga berarti sebagai marga klan dan Lima yang berarti sebagai jumlah lima marga, yaitu : Ginting, Karo-karo, Tarigan, Sembiring dan Perangin-angin.
Selain diatur oleh tatanan Merga Silima, masyarakat etnis Karo juga terikat pada sistem kekerabatan yang disebut Rakut Sitelu atau ikatan yang tiga. Kedua
hal tersebut, yakni Merga Silima dan Rakut Sitelu memiliki peran penting dalam proses keberlangsungan organisasi masyarakat Karo secara umum.
Sebagai etnik tempatan, etnis Karo memiliki beragam organisasi masyarakat yang disatukan dalam satu dasar yaitu suku Karo, seperti organisasi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat berdasarkan marga klan, asal daerah, pekerjaan dan lain sebagainya. Diantara organisasi masyarakat tersebut adalah : Permaska Persatuan Masyarakat
Karo, IMKA Ikatan Mahasiswa Karo dan lain sebagainya. Keberadaan organisasi masyarakat Karo di Kota Medan memiliki peran penting sebagai wadah
yang menyatukan keberadaan masyarakat Karo di Kota Medan. Keberadaan etnik Karo beserta kelengkapan adat budaya di Kota Medan
telah memberikan suatu komposisi yang menarik dalam hal komposisi etnik di Kota Medan secara umum, hal ini memberikan suatu pemahaman bahwa Kota
Medan merupakan sebentuk kota yang dihuni oleh latar belakang etnis, agama dan hal lainnya yang mendukung suatu usaha kehidupan yang multikultural.
Masyarakat Karo di Kota Medan secara sederhana juga dapat dikatakan sebagai masyarakat yang merupakan etnis tempatan, dari sisi sejarah
pembentukan Kota Medan diyakini bahwa penemu dan pembentuk wilayah Medan menjadi kota seperti saat ini dilakukan oleh individu Karo bernama Guru
Pattimpus. Selain itu keberadaan etnis Karo juga tidak terbatas sebagai bagian dari komposisi masyarakat Kota Medan melainkan juga memiliki peran secara sosio-
kultural dengan pemahaman dan pengetahuan yang mereka miliki dalam hal ini contohnya, seperti pengetahuan akan pertanian, pengolahan hasil alam buah-
buahan dan sayuran dan juga nilai ada budaya yang turut diserap dan diadaptasi dalam kehidupan masyarakat di Kota Medan secara luas.
Universitas Sumatera Utara
BAB III RADIO STREAMING ETNIK
3.1 Radio Streaming