Fungsi Pembelajaran Bahasa Fungsi Radio

Fokus penelitian ini adalah siaran radio streaming yang mempergunakan idiom-idiom identitas etnis, berupa bahasa, adat-istiadat, kesenian, informasi dan hal lainnya mencakup pengetahuan suatu etnis. Siaran radio streaming merupakan bentuk ekspresi dari identitas, dimana identitas etnik adalah adanya rasa memiliki dan komitmen terhadap kelompok, evaluasi positif terhadap kelompok, minat terhadap pengetahuan tentang kelompok, dan keterlibatan aktifitas sosial dengan kelompok etnisnya.

4.1.1 Fungsi Pembelajaran Bahasa

Kebudayaan merupakan pola fikir, pola prilaku dan artefak yang didapat melalui proses belajar. Secara sederhana Koentjaraningrat 1996 ingin mengkonsepkan kebudayaan seperti demikian. Radio etnik merupakan instrument kebudayaan sebagai alat penyampai pengetahuan maupun seni. Masyarakat Kota Medan jika kita ingin menggambarkannya, mirip seperti gelang yang berwarna-warni. Begitu banyak warna-warni suku dan agama yang kesemuanya itu disatukan oleh kata ‘menghargai perbedaan’. Dimana kata ‘menghargai perbedaan’ tersebut tidak lah serta merta turun dari langit. Tentu ada proses dan faktor-faktor yang membuat kata tersebut lahir dan meresap dalam diri masyarakat Kota Medan. Lebih dalam, radio streaming etnik juga merupakan instrument penyampai pengetahuan akan suatu etnik kepada etnik lainnya. Radio streaming etnik mempunyai fungsi lain selain fungsi komersil tentunya bagi si pemilik radio. Peneliti menemukan bahwa fungsi lain radio streaming etnik merupakan sebagai Universitas Sumatera Utara instrument mediasi lintas kebudayaan yang memberikan pengertian walau dalam sekala kecil terhadap satu etnik terhadap etnik lainnya di Kota Medan. Penelitian ini mendapatkan bahwa dalam siaran radio streaming yang dilakukan oleh 95,9 FM City Radio - Medan misalnya, memberikan gambaran kepada pendengar melalui beragam konten siaran mengenai kultur Tionghoa dan bahasa Mandarin yang secara bergantian saling mengisi ruang konten siaran radio. Konten siaran yang diisi dengan penggunaan bahasa Mandarin di 95,9 FM City Radio - Medan dipergunakan oleh pendengar sebagai sarana pembelajaran bahasa yang selama ini terbatas pada ruang-ruang sekolah tertentu, melalui intensitas pendengar terhadap siaran berbahasa Mandarin di 95,9 FM City Radio - Medan pendengar dapat belajar bahasa Mandarin mencakup kosakata bahasa Mandarin hingga susunan atau struktur kalimat dalam bahasa Mandarin yang baik dan benar, selain itu kultur Tionghoa yang disampaikan sebagai materi siaran turut membuka pemahaman mengenai kebudayaan Tionghoa yang selama ini bersifat terbatas. Masyarakat luas dapat mempelajari beragam hal melalui siaran radio streaming berbasis etnik, dalam konteks siaran radio streaming berbasiskan etnis Karo yang dilakukan oleh Sikamoni juga turut berperan membentuk dan menyebarluaskan pemahaman atas penggunaan bahasa Karo yang juga turut berkaitan dengan aspek pelestarian kebudayaan melalui konten siaran berupa adat budaya Karo. Informasi yang disampaikan oleh siaran radio streaming tidak hanya menambah wawasan bagi masing-masing etnis melainkan juga memberikan pemahaman mengenai suatu etnis terhadap etnis lainnya sebagai bentuk Universitas Sumatera Utara pemahaman multikultural, dimana masing-masing etnis saling berbagi pengetahuan, pengalaman kebudayaan dalam membentuk suatu kehidupan yang harmoni. Menurut Qiu Xia 24 Tahun mendengarkan siaran radio streaming 95,9 FM City Radio merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Mandarin : “ . . . ya siaran City jadi semacam belajar bahasa Mandarin secara otodidak dan mengasah kemampuan penyiar dan pendengar dalam bahasa Mandarin.” Xiao Ling 29 Tahun yang merupakan penyiar di stasiun radio City Fm 95,9 FM - Medan menguatkan pendapat sebelumnya dengan mengatakan : “Penggunaan bahasa Mandarin selain sebagai pengantar dalam siaran, juga sebagai penguatan kemampuan masyarakat Tionghoa untuk menguasai bahasa Mandarin dan juga menyuguhkan ambience Tionghoa ditengah-tengah kehidupan masyarakat Tionghoa di Kota Medan yang merupakan perantauan.” Walaupun begitu, proses pembelajaran mengenai bahasa melalui siaran radio streaming juga dialami oleh pendengar yang memiliki latar belakang etnik yang berbeda, Yanti 25 Tahun seorang pendengar siaran radio 95,9 FM City Radio – Medan menuturkan bahwa dirinya tidaklah memiliki keterkaitan etnik dengan Tionghoa namun ia mempelajari bahasa Mandarin sebagai bagian dari perkuliahan, ia mengungkapkan : “. . . dengarin City 95,9 FM City Radio – Medan bisa menambah pemahaman yang kadang kurang didapat di kelas, misalnya bahasa Mandarin ada bagian-bagiannya terus ada kata sapa sama siapa ada urutannya . . . siaran City juga kosakatanya banyak dan struktur bahasanya juga bagus jadi suka ditiru buat tugas bahasa Mandarin dari siaran City.” Universitas Sumatera Utara Sedangkan bagi stasiun radio streaming 97,10 FM Sikamoni – Medan, faktor pembelajaran bahasa melalui konten siaran radio streaming etnik tidak diungkapkan secara eksplisit melainkan secara implisit, seperti diungkapkan oleh Firman Ginting 27 Tahun yang mengatakan : “. . . mengekspresikan identitas tidak lagi melalui cara-cara lama tapi dengan cara yang sesuai zaman, bisa lewat apa saja, paling gak kan kami ikut dalam proses budaya, ngerti budaya.” Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan Kota Medan yang multikulturalis sehingga dapat dengan mudah mengenal, mendengar dan mengucapkan kosakata dalam bahasa Karo atau dalam hal ini pembelajaran bahasa Karo lebih cair dalam kehidupan di Kota Medan.

4.1.2 Fungsi Pendidikan Keharmonisan Hubungan Antar Etnis