25
3.4.3 Trial and error dalam iterasi numerik
Trial and error dilakukan untuk menentukan metode iterasi numerik yang tepat. Perubahan geometris ruang kubus ke dalam bentuk ruang persegiempat
dengan volume tetap dapat dilakukan dengan mengubah ukuran dari salah satu atau dua sisi ruang kubus yang dianalisis, sehingga mendapatkan suatu pola yang
tepat atau sistematis dalam mendapatkan hasil berupa ukuran matrik ruang
persegiempat dengan efisiensi perubahan bentuknya. 3.5 Metode Analisis
3.5.1 Komparasi hasil observasi dengan nilai standar
Nilai densitas insulasi dapat diketahui dengan cara mengukur dinding kompartemen palka yang akan diisi dengan larutan polyurethane, dan menimbang
jumlah larutan polyuretahane yang dibutuhkan. Menurut Halpern 1995, secara matematis analisis rapat massa dapat ditentukan
melalui rumus ρ =MV, dengan ρ = densitas material kgm
3
, massa benda kg, volume ruang m
3
. Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan nilai standart densitas insulasi yang baik,
yaitu ρ 30 kgm
3
Dellino 1997. Observasi dilakukan terhadap dua buah kapal ikan dengan 20 ruang atau kompartemen palka.
3.5.2 Uji signifikansi untuk RAL Faktorial
Uji signifikansi dilakukan terhadap data perubahan kecepatan panas terindikasi dari jumlah es yang mencair dalam kurun waktu pengukuran. Uji
signifikasi terhadap rancangan percobaan RAL Faktorial dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi
α = 0,05. Perhitungan komputasi guna kelancaran analisis tersebut dibantu dengan program SPSS 15.
Hipotesis dari uji signifikansi dalam penelitian ini didasarkan atas pengaruh perubahan densitas material insulasi polyurethane terhadap perubahan
laju panas yang dihasilkan. Ho dengan α = 0,05 diterima, jika penambahan
densitas material polyurethane untuk keperluan dinding insulasi, tidak berpengaruh secara signifikan atau F hitung lebih kecil F
α
.
3.5.3 Analisis perpindahan panas
Perbedaan kemampuan insulasi karena perbedaan densitas material dapat diketahui dari jumlah es yang mencair dalam satuan waktu tertentu. Jumlah es
26 yang mencair ini menyatakan banyaknya panas yang diserap oleh es karena beban
panas dari luar dan beban panas dari luar. Hubungan antara laju penetrasi panas dengan jumlah panas yang diserap, dapat diketahui dari rumus berikut :
q = Qt di mana :
q = kkaljam, atau kkal24jam Q = kapasitas atau jumlah panas kkal
t = waktu dalam jam atau per 24 jam
Proses laju perpindahan panas yang melalui suatu peti kemasan berpendingin, dapat dijelaskan melalui rumus berikut :
x T
T kA
q
2 1
− =
, atau q = U.A. ΔT
di mana : q = laju pengaliran panas ke dalam peti kemasan dingin dalam satuan
kkaljam k = konduktivitas termal bahan, dalam satuan kkal mm
2
jam derajat C A = Luas permukaan luar sisitutup peti, dalam satuan m
2
T
1
= suhu pada sisi panas suhu udara luar, dalam
o
C T
2
= suhu pada sisi dingin suhu udara dalam peti, dalam
o
C x = tebal material yang menyelubungi wilayah dingin, dalam m.
U = koefisien pengaliran panas dari elemen dinding insulasi, dalam kcal m
-2
h
-1 o
C
-1
ΔT = perbedaan antara suhu di luar dan di dalam peti, dalam
o
C. Peti dengan satu lapisan dinding :
k x
U 1
=
di mana : U = koefisien pengaliran panas dari elemen dinding insulasi kcal m
-2
h
-1 o
C
-1
x = tebal material yang menyelubungi wilayah dingin k = konduktivitas termal bahan, kkal mm
2
jam derajat C.