35 Berdasarkan
nilai densitas efektif tersebut dapat dihitung efisensi η dan faktor koreksi fk dari nilai laju panas q. Tabel 12 menunjukkan n
ilai fk dan η. Tabel 12 Efisiensi laju panas q, PU pada
ρ = 30 – 35 kgm
3
Waktu Pengukuran
ρ = 30 – 35 kgm
3
η fk
Per 8 jam 0,67
0,889 Per 24 jam
0,74 0,878
Koreksi terhadap laju panas akibat perubahan nilai densitas insulasi dapat ditentukan sebagai berikut :
fk x
A T
T k
q 2
1 −
=
Untuk standar per 24 jam 878
, 2
1 x
A T
T k
q −
=
4.1.6 Hasil iterasi numerik geometri ruang
Perhitungan faktor bentuk didasarkan atas perkalian dasar matrik dari sisi kubus yang memiliki ukuran sama yaitu 1 x 1 x 1 atau a x a x a. Perubahan
dalam bentuk volume kubus ke persegi panjang tidak mengubah besar volumenya, sehingga perpanjangan satu sisi kotak menyebabkan berkurangnya
ukuran dari sisi- sisi yang lain. Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan faktor bentuk ini adalah menambah panjang salah satu sisi sehingga matrik
volumenya berubah menjadi a x b x c atau a x b x b. Ilustrasi perubahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 10. Perubahan nilai matrik ukuran kotak dan
nilai faktor bentuk fb dapat dilihat pada Tabel x. Hasil perkalian dari matrik ini tetap menghasilkan angka 1. Melalui proses iterasi, terdapat 100 perubahan bentuk
dari bentuk bujursangkar ke dalam bentuk kotak persegi panjang dengan ukuran sisi-sisi yang berbeda, dan 50 perubahan bentuk dari bentuk bujur sangkar ke
dalam bentuk kotak persegi panjang dengan dua sisi berukuran sama. Formulasi tentang perubahan bentuk ruang sebagaimana dimaksud di atas dapat diterapkan
pada bentuk palka atau lambung kapal dengan cara memberikan koreksi nilai koefisien midship Cm. Tabel yang berisi tentang matrik ukuran kotak atau ruang
karena perubahan bentuk tersebut beserta faktor luasnya fb disajikan pada Lampiran 14 – 16.
36 b
a c
a b b
Gambar 10 Perubahan bentuk kotak kubus ke kotak persegi panjang dengan volume tetap : a x a x a =1, a x b x c = 1, dan a x b x b =1.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Proses pembuatan insulasi
Proses pencoran atau prosedur pembuatan insulasi palka berbahan material polyurethane telah mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan pencoran
tersebut terindikasi dari pengembangan busa yang terjadi secara merata di dalam kompartemen dinding. Proses tekanan busa polyurethane saat mengembang
menyebabkan busa akan mengembang ke segala arah di dalam kompartemen dinding hingga sebagian kecil busa keluar melewati lubang pengecoran dan
sebagian lainnya keluar melewati celah-celah dinding kayu yang kurang rapat. Tekanan busa yang cukup kuat mampu menerobos celah dinding yang sangat
sempit. Tekanan busa polyurethane saat terjadi proses pengembangan berkisar 2 - 3 kgcm
2
pada densitas material 35 – 40 kgm
3
Shawyer dan Medina 2003. Densitas bersih dari material polyurethane yang dituang ke dalam kompartemen
dinding adalah jumlah awal total larutan dikurangi dengan larutan tersisa dalam ember untuk pencoran dan material busa yang keluar dari dinding karena tekanan
saat proses pengembangan busa terjadi. Material busa yang keluar dari dinding saat proses pengembangan busa terjadi, ditunjukkan pada Gambar 11.
a a
a