Bruner dan Discovery Learning Pendekatan Open Ended

terhadap lingkungannya. Peserta didik akan memahami pelajaran bila peserta didik aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dan hal-hal yang diinderanya. Pengertian yang dimiliki peserta didik merupakan bentukannya sendiri dan bukan hasil bentukan orang lain. Ini berarti bahwa pembelajaran sebagai proses aktif sehingga pengetahuan yang diberikan kepada peserta didik tidak diberikan dala m ”bentuk jadi” melainkan mereka harus membentuknya sendiri, sehingga dalam hal ini guru dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai fasilitator. Dalam hubungannya dengan penelitian ini, teori dan pandangan konstruktivisme ini adalah bahwa untuk memperoleh konsep baru, peserta didik selalu diajak bahkan ditugaskan dalam kerja kelompok untuk mencari, menyelesaikan masalah, menggeneralisasikan, dan menyimpulkan hasil kajian atau temuan mereka.

2.4.3 Bruner dan Discovery Learning

Menurut Sugandi sebagaimana dikutip oleh Setyawan 2011:14, penyajian dalam pembelajaran mode of representation dilakukan melalui tiga tahapan sebagai berikut. 1 Tahap enaktif Dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya menggunakan atau memanipulasi objek-objek secara langsung. 2 Tahap ikonik Tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek. Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung objek-objek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari obyek. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep. 3 Tahap simbolik Tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak mencapai transisi dari penggunaan penyajian ikonik ke penggunaan penyajian simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan lebih fleksibel. Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai pemahaman. Dengan demikian keterkaitan penelitian ini dengan teori Brunner adalah penggunaan media dalam pembelajaran berupa CD pembelajaran dapat membantu menyampaikan pengalaman kepada peserta didik serta memberikan gambaran mengenai objek yang mewakili suatu konsep.

2.4.4 Pendekatan Open Ended

Menurut Suryadi sebagaimana dikutip oleh Dwijanto 2007:47, menyatakan bahwa problem yang diformulasikan memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau problem terbuka atau problem open-ended. Penerapan problem open-ended dalam pembelajaran adalah untuk mengembangkan metode, cara, pendekatan yang berbeda ketika menjawab suatu permasalahan, dan bukan hanya berorientasi kepada hasil akhir. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada peserta didik. Mereka diminta untuk mengembangkan metode, cara yang berbeda-beda dalam upaya memperolah jawaban yang benar. Dari hasil jawaban tersebut didiskusikan adanya berbagai kemungkinan cara menjawab dan berbagai hasil akhir yang mungkin berbeda. Penyampaian jawaban ini penting guna memberikan kepercayaan kepada peserta didik bahwa cara mengerjakan suatu masalah maupun jawaban akhir yang benar tidak selalu sama. Kegiatan ini diharapkan pula dapat membawa peserta didik untuk menjawab permasalahan dengan banyak cara, sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Dengan demikian, proses pembelajaran akan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Sullivan, bahwa open-ended dapat memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menghadapi tantangan, mengembangkan kreativitas, dan memberikan kontribusi terhadap pemahaman konsep peserta didik. Pada penelitian ini, pendekatan pembelajaran open-ended ini digunakan ketika peserta didik diberi masalah dengan banyak cara danatau jawabannya tidak tunggal.

2.5 Motivasi Belajar