Sistem sosial Sistem Ciri Budaya

139 Bab 5 Perkembangan Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural Sumber: www.bantulbiz.com S S osio Info osio Info Kupatan Jolosutro, Upacara Adat Desa Srimulyo Piyungan Sejak zaman Sunan Geseng masih hidup, masyarakat jolosutro pada setiap tahunnya selalu melaksanakan upacara rasulan setiap habis panen padi. Banyak tamu yang datang termasuk dari kraton. Untuk menjamu tamu dari kraton dalam setiap upacara selalu dihidangkan makanan yang bukan termasuk sesaji yang berupa ketupat berikut lauk pauknya. Namun tidak seperti ketupat pada umumnya ketupa Jolosutro dibungkus dengan daun gebang dan ukurannya lebih besar yaitu 15 x 15 cm sampai 356 x 35 cm. Sedangkan cara mengolahnya berbeda dengan ketupat biasa, sehingga rasanya juga lain, lauk pauknya pun berupa gudheg manggar. Ketupat rasulan ini menjadi hidangan khas pada upacara rasulan di Jolosutro sampai sekarang. Upacara kupatan Jolosutro dilaksanakan sesudah masa panen padi, hari Senin Legi bulan Sapar dan bertempat di Jolosutro, desa Srimulyo, Piyungan Bantul, tepatnya di makam Sunan Geseng. Namun karena waktu panen mengalami perubahan, untuk bulan tidak pasti bulan Sapar dan nama pasaran juga tidak pasti legi asal bukan Pon, sedangkan tanggalnya berdasarkan pedoman penanggalan jawa yaitu tanggal 10 sd 15 saat menjelang bulan purnama. Puncak acara dilaksanakan pada siang hari antara pukul 14.00 – 16.00 WIB. Maksud dan tujuan dari upacara adat ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan karunianya sehingga hasil pertaniannya bisa berhasil dengan baik, juga mohon berkah agar hasil pertanian yang akan datang bisa lebih baik dari tahun kemarin. Di samping itu juga mendoakan kepada Nabi Muhammad SAW dan para leluhur termasuk Sunan Geseng agar diberi selalu rahmat dan berkah. Sumber: http:Bantulbiz.co.id

g. Religi

Sistem kepercayaan pada setiap suku bangsa mempunyai perbedaan karena pengaruh fenomena alam. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya upacara-upacara tradisional yang ada pada setiap suku bangsa. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa masyarakat dari berbagai suku bangsa di Indonesia sudah memeluk agama seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha. Tetapi anggota masyarakat yang sudah memeluk agama masing- masing itu, terkadang sering melakukan upacara yang tidak diajarkan oleh agama tersebut. Mereka melakukan upacara berdasarkan kepercayaan dan kebiasaan lama dari nenek moyangnya. Misalnya upacara selamatan hari dengan memandikan benda atau peralatan tertentu disertai pembacaan mantera. Dengan perbedaan unsur budaya tersebut dapat menimbulkan adanya konƀ ik budaya. Contohnya masyarakat Minangkabau yang mempunyai kekerabatan matrilineal agak sulit untuk beradaptasi budaya dengan masyarakat Batak. Jika terjadi perkawinan antara orang perempuan Minangkabau dengan laki-laki Batak, maka akan terjadi benturan. Pada masyarakat Minang pihak perempunan yang mendominasi, sebaliknya pada masyarakat Batak pihak laki-laki yang lebih dominan. Begitu juga pada saat pembagian warisan, hal tersebut juga akan menimbulkan suatu benturan antara pihak penerima warisan. Dalam keluarga tersebut perlu menetapkan aturan adat mana yang digunakan.