Konƀ ik Peran Sosial

17 Bab 1 Struktur Sosial S S osio Info osio Info Kon À ik Peran Seorang SPG Untuk mempromosikan produk kepada calon konsumen, kini banyak digunakan jasa para sales. Termasuk di dalamnya jasa para sales promotion girl atau sering disebut SPG. Di antara perusahaan yang ada, yang biasa royal dalam dunia entertainment ialah perusahaan rokok. Dari sini pula kehadiran SPG rokok mulai mendapat respons, bahkan sampai memunculkan kontradiksi di dalamnya, antara image citra positif dan negatif. Setidaknya, itulah gambaran awal dari riset Hitam-Putih Image SPG yang dilakukan Rahma Pratidina SIP SSos. Riset yang berlangsung medio April-Juli 2005 ini mengambil 5 orang SPG dan 10 orang masyarakat umum sebagai responden. Pekerjaan yang tergolong middle skill ini ternyata diminati para pelajar, khususnya mereka yang masih berada di bangku perkuliahan, karena waktu kerja yang bisa diajak ”kompromi”. Pekerjaan sebagai SPG banyak diminati perempuan, terutama bagi mereka yang masih muda dan enerjik. Job sebagai SPG semakin digandrungi bahkan diincar karena pekerjaan ini menghasilkan banyak uang. Cukup berbekal kuat mental, ramah, pandai berkomunikasi, dan mempunyai postur tubuh atau paras wajah yang aduhai, bahkan jika ditambah jurus pemikat, tawaran yang bersifat kontinyu dari perusahaan akan mudah didapat. Cantik, berpenampilan menarik, tinggi semampai, dan berbodi seksi umumnya menjadi persyaratan mutlak bagi seorang SPG. Tak heran jika mereka yang masuk kategori ini lebih dipilih sebagai model untuk mempromosikan sebuah produk karena lebih mampu mencuri perhatian para calon konsumennya. Dengan dandanan seksi, rok pendek plus atasan dengan belahan dada sedikit terbuka, tak ayal lagi belahan dada pun jadi tontonan gratis. Melihat performance seorang SPG rokok membuat perempuan dihadapkan pada situasi kerja yang tidak aman. Sikap calon konsumen terkadang kurang sopan, misalkan berupa siulan, komentar, bisikan atau gambar, memegang, menyentuh, atau meraba bagian-bagian tubuh-tubuh tertentu yang semuanya mengarah pada pelecehan. Hal ini sering menyebabkan para SPG mengalami kon À ik personal. Hubungan antara Interaksi Sosial dengan Status dan Peran Sosial E. Pada bahasan terdahulu sudah dibahas mengenai status dan peran sosial dalam masyarakat. Antara status dan peran sosial tidak dapat dipisahkan dari interaksi sosial. Interaksi sosial membentuk kegiatan dan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Semua aktivitas hidup manusia digunakan untuk mencapai status sosial di masyarakat. Dengan status sosial yang dimilikinya akan terdapat peran sosial yang harus dilakukannya. Sebagai contoh seseorang berjualan di pasar dengan tujuan untuk mendapatkan uang. Dengan uang tersebut ia akan mencari status sosialnya di masyarakat. Semakin banyak uang yang ia dapatkan, maka akan semakin tinggi pula status sosial yang akan ia peroleh. Begitu pula, semakin tinggi status sosial yang ia peroleh, maka semakin besar peran sosial yang harus ia jalankan. Sosiologi SMAMA Kelas XI 18 Seorang pejabat tentu mempunyai status sosial yang tinggi sehingga peran sosialnya juga sangat besar dalam masyarakat. Agar dapat melakukan perannya dengan baik, maka ia harus melakukan interaksi sosial dengan masyarakatnya. Bila ia dapat berperan untuk mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan maju, maka ia telah berperan besar sebagai agen perubahan agent of change. Begitu pula seorang polisi, agar tugas dan kewajibannya dapat dilaksanakan dengan baik maka ia harus menjalin kerja sama berinteraksi dengan berbagai pihak yang terkait, seperti warga masyarakat, hakim, tersangka, jaksa, pengacara, dan sebagainya. Polisi Jaksa Hakim Warga Masyarakat Petugas kemasyarakatan Tersangka Pengacara Bentuk-Bentuk Struktur Sosial dalam Masyarakat F. Perbedaan-perbedaan antarindividu akan membentuk struktur sosial yang membagi individu- individu dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas atau golongan-golongan tertentu sesuai dengan peran dan status yang dimilikinya dan yang diharapkan oleh masyarakat. Dalam membahas struktur sosial, dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran. Status oleh Ralp Linton Dalam Kamanto Sunarto, 54 ; 1993 dideſ nisikan sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah dinamika dari status tersebut. Struktur dalam Sosiologi diartikan sebagai sesuatu yang terdiri atas bagian yang saling tergantung dan membentuk suatu pola tertentu. F F okus okus Status dan peran sosial tidak dapat dipisahkan dari interaksi sosial. Interaksi sosial membentuk aktivitas seseorang untuk mencapai status sosial di masyarakat. Sedangkan status sosial yang dimiliki oleh seseorang dalam masyarakat akan menuntut dan menimbulkan peran sosial bagi dirinya. F F okus okus Struktur sosial merupakan sesuatu yang terdiri atas bagian yang saling tergantung dan membentuk pola tertentu. Dalam masyarakat kita kenal dua pola sosial, yaitu diferesiasi sosial dan strati ¿ kasi sosial. Dari kedua pola tersebut akan mengakibatkan munculnya kelas-kelas sosial dan terjadinya kesenjangan sosial. 19 Bab 1 Struktur Sosial Pola-pola tersebut terdiri atas pola perilaku individu atau kelompok, institusi, maupun masyarakat. Secara garis besar struktur sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi dua macam, yaitu diferensiasi sosial dan struktur sosial.

1. Diferensiasi

Sosial Kata “diferensiasi” berasal dari bahasa Inggris “different” yang berarti berbeda. Sedangkan sosial berasal dari kata “socius” yang berarti kelompok atau masyarakat, sehingga secara definitif, diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara horizontal tidak bertingkat. Pembedaan masyarakat tersebut didasarkan pada perbedaan ras, etnis atau suku bangsa, klen, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin. Semua unsur tersebut pada dasarnya memiliki derajat atau tingkat yang sama. Misalnya agama, di manapun di dunia ini, antara agama yang satu dengan yang lain memiliki derajat dan kedudukan yang sama. Semua agama adalah baik, tidak ada agama yang lebih tinggi atau lebih rendah dari agama yang lain. Berdasarkan pengertian diferensiasi sosial di atas, dalam masyarakat bentuk-bentuk kelompok atau golongan yang tercipta beserta pola hubungannya pun tidak didasarkan pada tingkatan tinggi–rendah, ataupun baik-buruknya. Akan tetapi lebih didasarkan pada kedudukannya yang sama dalam masyarakat. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat antara lain:

a. Pembedaan

ras Ras yaitu pembedaanpenggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri ſ siknya badaniah. Ciri-ciri tersebut lebih didasarkan pada: 1 Ciri-ciri ſ sik yang didasarkan bentuk badan, meliputi ukuran tubuh, warna kulit, bentuk kepala, bentuk muka, warna rambut, dan lain-lain. 2 Ciri-ciri ſ sik yang didasarkan pada keturunan. 3 Ciri-ciri ſ sik yang didasarkan pada asal-usul ras. Pengklasiſ kasian ras dalam masyarakat antara lain: 1 Ras Kaukasoid, terdiri dari orang-orang kulit putih, meliputi ras Kaukasoid Nordic, Mediterania, Alpin, dan Indik. 2 Ras Mongoloid, terdiri dari orang-orang kulit kuning, yang meliputi subras Mongoloid Asia, Malaya termasuk Indonesia dan AmerikaIndian. 3 Ras Negroid, terdiri dari orang-orang kulit hitam dengan rambut hitam dan keriting, meliputi subras Negroid Afrika, Negrito, Malenesia termasuk orang-orang Papua dan Austroloid. 4 Ras-ras khusus, meliputi ras Bushman, dengan ukuran tubuh sedang dan warna kulitnya coklat dengan rambut keriting; ras Veddoid hampir mirip dengan Negrito hanya saja tubuhnya lebih kecil; ras Polinesoid, dengan ukuran tubuh sedang, warna kulit coklat, dan rambut hitam berombak; ras Ainu, dengan warna kulit dan rambut mirip ras kaukasoid, tetapi bentuk muka ras Mongoloid. Rujukan: untuk lebih memahami mengenai konsep penemuan Ras baca dan pahami: Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi: hal. 149-150 Sosiologi SMAMA Kelas XI 20 kelompok guna memenuhi kebutuhannya. Dalam diferensiasi sosial pekerjaan tidak diukur secara ekonomis, sehingga tidak ada suatu pekerjaan yang lebih baik atau lebih rendah dari pekerjaan lain. Contohnya dokter, pengrajin, PNS, insinyur, dan lain-lain.

e. Pembedaan jenis kelamin

Konsep pembedaan jenis kelamin lebih mengacu pada perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki seperti perbedaan bentuk, tinggi serta berat badan, struktur organ reproduksi dan fungsinya, dan lain-lain. Apabila didasarkan pada hal-hal tersebut maka seharusnya tidak ada diskriminasi atas dasar kelamin, karena tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah antara pria dan wanita.

f. Pembedaan klen

Klen adalah penggolongan atau pengelompokan masyarakat berdasarkan keturunan kelompok kekerabatan. Kelompok kekerabatan dalam masyarakat dibedakan menjadi patrilineal kelompok kekerabatan yang garis keturunannya ditarik dari garis ayah dan matrilineal kelompok kekerabatan yang garis keturunannya ditarik dari garis ibu. Di antara kelompok-kelompok kekerabatan yang terdapat dalam masyarakat memiliki derajat yang sama, tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah, baik ataupun buruk. Rujukan: untuk lebih memahami mengenai konsep agama, baca dan pahami: Hendropuspito, Sosiologi Agama. 1984 S S osio Info osio Info Pembagian kerja adalah pemisahan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok individu tertentu. Jenis pekerjaan yang beragam dalam suatu masyarakat tidak mungkin dikuasai dan dilakukan oleh setiap orang. Oleh sebab itu, dibutuhkan spesialisasi, sehingga seseorang hanya mengerjakan satu atau beberapa jenis pekerjaan saja. Dasar bagi pembagian kerja yang paling mudah dilihat dan bersifat universal dalam masyarakat adalah berdasarkan jenis kelamin dan usia. Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004

b. Pembedaan agama

Agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia yang terdiri dari kepercayaan dan praktik-praktik yang berhubungan dengan hal-hal spiritual suci. Agama mempersatukan manusia ke dalam suatu komunitas keimanan, sehingga dalam masyarakat kita jumpai pembedaan-pembedaan masyarakat berdasarkan kepercayaan dan keimanan yang terwujud dalam agama, misalnya kelompok masyarakat yang beragama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Hindu.

c. Pembedaan suku bangsa

Menurut Koentjaraningrat 264; 1996 suku bangsa diartikan sebagai golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan budaya, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Misalnya suku bangsa Jawa, Madura, Batak, dan lain-lain.

d. Pembedaan pekerjaan

Pekerjaan atau profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang ditekuni oleh seorang individu atau