Kelompok sosial atas dasar profesi
Sosiologi SMAMA Kelas XI
120
3 Profesi yang memerlukan keahlian profesional Kelompok profesional terdiri dari orang-orang profesional yang seolah-
olah mempunyai monopoli terhadap bidang ilmu dan teknologi tertentu. Kelompok profesi ini mengembangkan patokan-patokan tingkah laku sendiri,
yang lazim disebut dengan kode etik profesi. Apabila salah seorang anggota kelompok profesi ini melakukan kesalahan, maka yang menilai adalah teman-
teman sejawatnya, misalnya pengacara, akuntan, dokter, dan lain-lain.
P P
orto Sosio orto Sosio
Mengubah Masyarakat Plural Menjadi Multikultural
Konsep multikulturalisme adalah mengakui dan melindungi keragaman budaya yang tidak selalu dan tidak semata-mata berdasarkan keragaman etnis. Terkandung
juga pengertian tentang penyertaan derajat dari kebudayaan yang berbeda- beda itu. Penekanan terletak pada pemahaman dan upaya untuk menggumuli,
mempertanyakan, dan belajar dari pihak lain yang berbeda, serta hidup dalam konteks perbedaan sosial-budaya, baik secara individual maupun kelompok.
Bagaimana cara kita mengubah tatanan bangsa Indonesia yang semula mewujudkan diri sebagai suatu masyarakat plural plural society menjadi sebuah tatanan
masyarakat multikultural multicultural society. Berdasarkan pengertian kosa katanya, masyarakat plural dan masyarakat multikultural mengacu pada suatu
tatanan masyarakat yang di dalamnya terdapat berbagai unsur masyarakat dengan ciri budaya yang beragam.
Mengacu pada Furnivall 1948, pada dasarnya masyarakat plural mengacu pada suatu tatanan masyarakat yang di dalamnya terdapat berbagai unsur masyarakat
yang memiliki ciri-ciri budaya yang berbeda satu sama lain. Masing-masing unsur relatif hidup dalam dunianya sendiri-sendiri. Hubungan antarunsur yang
membentuk masyarakat plural tersebut relatif lebih rendah dan terbatas. Hubungan antarunsur yang berbeda itu juga ditandai oleh corak hubungan yang dominatif,
dan karenanya juga bersifat diskriminatif. Meski wujud konkritnya masih terlihat samar-samar tatanan masyarakat multikultural yang hendak dituju cenderung
mengacu pada suatu tatanan masyarakat yang unsur-unsurnya memiliki ciri yang juga beragam. Perbedaan yang jelas dibandingkan dengan masyarakat
plural ialah adanya interaksi yang aktif di antara unsur-unsurnya melalui proses belajar. Lebih dari itu, kedudukan berbagai unsur yang ada di dalam masyarakat
itu berada dalam posisi yang setara, demi terciptanya keadilan di antara berbagai unsur yang saling berbeda.
Sumber: www.mail-archive.com
Setelah Anda memahami artikel di atas, analisislah hal-hal berikut ini: 1. Perbedaan antara masyarakat multikultural dan plural.
2. Cara menciptakan tatanan masyarakat multikultural Indonesia. 3. Perbedaan pola kehidupan berkelompok dalam masyarakat plural dengan
multikultural.
121
Bab 4
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
R R
angkuman angkuman
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah suatu ikatan sosial yang di dalamnya
terdapat interaksi yang sesuai dengan pola yang telah mapan, serta terdapat kesadaran jenis tanpa terikat dalam organisasi.
Banyak tipe ataupun jenis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Kelompok sosial dalam masyarakat dapat digolongkan
ke dalam tipe-tipe tertentu. Penggolongan kelompok berdasarkan tipe- tipenya adalah:
1. Kelompok sosial menurut terbentuknya, dibedakan menjadi:
a. Kelompok semu, yaitu kelompok orang-orang bersifat sementara, tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis,
atau aturan. Kelompok semu juga dapat dibedakan lagi menjadi kerumunan, masa, dan publik.
b. Kelompok nyata, yaitu kelompok yang kehadirannya bersifat tetap. Adapun bentuk-bentuk kelompok nyata meliputi
kelompok statistik, kemasyarakatan, sosial, dan asosiasi. 2. Kelompok sosial menurut ikatannya, dibedakan menjadi:
a. Paguyuban, yaitu bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni
dan bersifat alamiah serta kekal. b. Patembayan, yaitu kelompok sosial yang terbentuk atas dasar
kepentingan tertentu. 3. Komunitas, yaitu kelompok sosial yang dibatasi oleh wilayah
geograſ s yang jelas. 4. Organisasi sosial, yaitu kesatuan orang-orang dengan struktur dan
pembagian kerja yang jelas. Organisasi sosial dapat dibedakan menjadi:
a. Organisasi formal, yaitu organisasi yang pembatasan kewenangan dan tanggung jawab serta sistem kerja yang jelas
dan tegas. b. Organisasi informal, yaitu organisasi yang tidak memiliki
struktur kerja yang didasarkan atas ketentuan resmi. Keberagaman masyarakat dengan segala perbedaan juga turut
membentuk berbagai macam corak dan jenis kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya. Kelompok-kelompok sosial tersebut adalah:
1. Kelompok sosial atas dasar Ras, meliputi kelompok ras, arab, Tionghoa, India, dan Eropa.
2. Kelompok sosial atas dasar suku bangsa, meliputi kelompok suku bangsa Aceh; Gayo, Alas, dan Batak; Minangkabau, Sumatra
Selatan; Melayu, Bangka dan Belitung; Kalimantan; Minahasa;
Sosiologi SMAMA Kelas XI
122
Gorontalo; Toraja; Sulawesi Selatan; Ternate; Ambon; atau Maluku; Papua; Timor; Bali dan Lombok; Jawa Tengah dan Jawa
Timur; Yogyakarta; Jawa Barat. 3. Kelompok sosial atas dasar Agama, meliputi kelompok agama,
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. 4. Kelompok sosial atas dasar pendidikan, meliputi kelompok
pendidikan formal, nonformal, dan informal. 5. Kelompok sosial atas dasar kekerabatan, meliputi kelompok
patrilineal, matrilineal, dan bilineal. 6. Kelompok sosial atas dasar ekonomi, meliputi kelompok-kelompok
yang berkaitan dengan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. 7. Kelompok sosial atas dasar profesi, meliputi kelompok profesi
yang tidak memerlukan keterampilan, semi profesional, dan profesional.
G G
losarium losarium
Kelompok asosiasi