Analisis Keanekaragaman masyarakat Indonesia

161 Bab 6 Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural Adapun faktor paling penting dalam mengintegrasikan kelompok- kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah konsensus di antara para anggota masyarakatkelompok-kelompok sosial tersebut mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Menurut pandangan fungsional struktural, di dalam suatu masyarakat terdapat tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap sebagian besar kelompok sosial dalam masyarakat multikultural menganggap serta menerimanya sebagai suatu hal yang mutlak benar, yang dalam hal ini adalah Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa yang diyakini kebenarannya oleh warga masyarakat. Selain itu, adanya pengakuan bertumpah darah satu, berkebangsaan satu, dan berbahasa satu juga merupakan konsensus nasional pada tingkat pengakuan masyarakat multikultural Indonesia sebagai suatu kesatuan masyarakat politik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor penting yang mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat multikultural Indonesia adalah konsensus bersama yang telah disepakati, yaitu adanya pengakuan bertumpah darah satu berkebangsaan satu dan berbahasa satu, serta nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai kelompok sosial apabila ditinjau dari sudut pandang teori konƀ ik adalah sebagai berikut: Dalam suatu masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai macam kelompok sosial senantiasa mengalami proses. Sumber: www.detik.com Gambar 5.9 Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, tersimpan potensi kon À ik yang besar, karena prosentase benturan antarkelompok sangat tinggi. F F okus okus Dalam masyarakat multikultural tersimpan potensi kon À ik yang besar. Di mana masing- masing elemen dalam masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan sosial. Dalam suatu masyarakat multikultural pasti mengandung konƀ ik-konƀ ik di dalamnya, dan setiap unsur di dalam suatu masyarakat yang dalam hal ini berbagai macam kelompok sosial, memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial. Misalnya, konƀ ik antarsuku yang terjadi di Kalimantan antara suku Dayak dengan Suku Madura. Konƀ ik antaragama di Ambon, yaitu antara Islam dan Kristen. Adapun faktor penting dalam mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat multikultural tersebut adalah adanya penguasaan atau dominasi Sosiologi SMAMA Kelas XI 162 oleh pemerintah dengan perkataan lain, integrasi terjadi karena adanya paksaantekanan yang dilakukan pemerintah di dalam menjaga integrasi nasional. Misalnya pemerintah menggunakan kekuatan diplomatik dan militer untuk tetap menjaga keutuhan wilayah nasional dalam menghadapi gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Adapun bentuk pengendalian konƀ ik-konƀ ik sosial yang terjadi antara kelompok-kelompok sosial di antaranya:

1. Koersif

Koersif adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan, di mana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Misalnya untuk menghentikan kerusuhan yang terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola, maka polisi melakukan tindakan yang cenderung ofensif, seperti menyemprotkan gas air mata, water canon, menembakan peluru karet, dan lain-lain.

2. Kompromi

Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Misalnya dalam penyelesaian kasus lumpur porong di Sidoarjo, antara PT. Lapindo dan warga Perumtas Perumahan Tanggul Angin Sejahtera. Di mana warga Perumtas menuntut ganti rugi secara cash and carry kepada PT. Lapindo, akan tetapi PT. Lapindo hanya bersedia memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang memiliki tanah yang sudah bersertiſ kat. S S osio Info osio Info Penyelesaian kon À ik: Pemerintah Harapkan Kesepakatan Wapres dan Warga Perumtas Jalan Lancar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan proses penyelesaian ganti rugi bagi warga Perumtas I Sidoarjo korban lumpur Lapindo berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan sesuai dengan yang disepakati antara wakil warga Perumtas itu dengan pemerintah yang diwakili wapres. Presiden juga meminta jika ada masalah dalam proses penyelesaian ganti rugi ini, sebaiknya dikomunikasikan secara baik dengan pejabat yang tepat di daerah seperti gubernur, bupati termasuk kepada ketua BPLS atau pengarah BPLS. Sebelum bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kelima orang wakil warga Perimtas I itu sebelumnya telah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di istana wapres dan menghasilkan kesepakatan yang ditandatangani wapres dan wakil warga. Dalam kesepakatan itu, disebutkan pemerintah menawarkan percepatan pembayaran ganti rugi sebesar 80 persen kepada warga Perumahan Tanggul Angin Asri Sejahtera I Perumtas Sidoarjo akan dilakukan setelah satu tahun, sedangkan pemabayaran awal 20 persen akan diterima utuh oleh masyarakat. Sumber: www.ri.go.id 163 Bab 6 Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

3. Mediasi

Mediasi adalah bentuk akomodasi dengan mengundang pihak ketiga yang netral untuk mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Kedudukan pihak ketiga ini hanyalah sebagai penasihat belaka, dia tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelelsaian perselisihan tersebut. Misalnya, PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Timor Timur pada penentuan pendapat jajak pendapat tahun 1999.

4. Konsiliasi

Konsiliasi adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

5. Arbitrasi

Arbitrasi adalah bentuk penghentian perselisihan secara langsung oleh pihak ketiga dan diterima serta ditaati oleh kedua pihak. Pihak ketiga ini dipilih oleh kedua belah pihak dan oleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.

6. Stalemate

Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang, dan oleh karenanya pihak-pihak tersebut mengentikan pertentangannya pada suatu titik tertentu dan tidak memungkinkan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur. Misalnya perlombaan senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa perang dingin.

7. Adjudikasi

Adjudikasi adalah penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan. Misalnya proses persidangan di pengadilan untuk memustuskan sejumlah tersangka, di antaranya rektor IPDN dan 7 Pradya Nindya. Contoh lainnya adalah penyelesaian kasus-kasus korupsi, kriminalitas, pertikaian, dan sebagainya. Sumber: www.elsam.or.id Gambar 6.4 Persidangan di pengadilan merupakan suatu jalan untuk mencapai akomodasi. F F okus okus Bentuk-bentuk pengendalian kon À ik sosial dalam masyarakat antara lain: 1. koersif 2. kompromi 3. mediasi 4. konsiliasi 5. arbitrasi 6. stakmate 7. adjudikasi