41 achieved status. Sedangkan Polak dalam Abdulsyani 2007:94 menambahkan
satu macam status lagi yaitu status yang diberikan assigned status. Ahmadi 2007:230 berpendapat bahwa status sosial orang tua merupakan
kedudukan orang tua dalam kelompoknya. Status ini dapat bersifat statis dapat pula dinamis. Secara sederhana di dalam masyarakat Indonesia terdapat empat
status sosial yaitu petani, pegawai, angkatan bersenjata, dan pedagang. Petani merupakan kelompok masyarakat yang bekerja dengan mengolah lahan pertanian
yang penghasilannya tidak dapat dipastikan setiap bulannya. Pegawai merupakan sekelompok masyarakat yang bekerja terikat oleh dinas yang mendapat gaji dari
pemerintah tiap bulan secara pasti. Angkatan bersenjata merupakan angkatan militer yang diangkat pemerintah sehingga akan mendapat gaji dengan pasti dari
pemerintah setiap bulan. Sedangkan pedagang mereka yang bekerja dengan melakukan jual beli agar mendapat penghasilan. Masyarakat satu dengan yang
lainnya tentu memiliki status sosial yang berbeda-beda. Sehingga status sosial orang tua yang dimiliki tentu mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan
pengalaman anak-anaknya. Jadi status sosial ekonomi orang tua merupakan kedudukan orang tua dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota
yang lain diperbandingkan menurut nilai dan kuantitasnya sehingga terlihat ada perbedaan antara kedudukan yang rendah dan tinggi dari segi kekayaan yang
dimiliki.
2.5.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Status Sosial Ekonomi
Menurut Nasution 2004:27 ada beberapa metode atau cara untuk menentukan status sosial ekonomi yaitu metode objektif, subjektif, dan reputasi.
42 Metode objektif, stratifikasi sosial ditentukan berdasarkan kriteria objektif antara
lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan. Metode subjektif, penggolongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota
masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. Metode reputasi merupakan penggolongan sosial yang ditentukan berdasar
bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Sementara Abdulsyani 2007:86 berpendapat bahwa indikator
yang dapat menentukan stratifikasi sosial ekonomi adalah memiliki kekayaan yang bernilai ekonomis, status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, kesalehan dalam
beragama, latar belakang rasial dan lamanya seseorang tinggal disuatu tempat, status dasar keturunan, dan status dasar jenis kelamin dan umur. Untuk mengukur
status seseorang, Sorokin dalam Syarbaini dan Rusdiyanta 2009:58 merinci antara lain jabatan atau pekerjaan, pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan,
kekayaan, politis, keturunan, dan agama. Kelas sosial seseorang akan ditentukan oleh status sosial dan ekonomi seseorang dalam masyarakat, termasuk
penghasilan, pendidikan, keturunan maupun pengakuan dari orang lain. Syarbaini dan Rusdiyanta 2009:54 menggolongkan penyebab seseorang tergolong dalam
suatu kelas sosial antara lain kekayaan dan penghasilan, pekerjaan dan pendidikan.
Soekanto 2001:262, berpendapat bahwa ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan masyarakat
ada empat. Yang pertama, dapat dilihat dari ukuran kekayaan. Tidak dapat dipungkiri kekayaan dapat memberikan simbol status sosial seseorang. Mereka
43 yang memilki kekayaan banyak, tentu saja termasuk lapisan teratas. Selanjutnya
dapat dilihat dari ukuran kekuasaan, jika seseorang memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu masyarakat maka akan menempati lapisan teratas. Ukuran
kehormatan mungkin berbeda dengan ukuran kekayaan maupun kekuasaan. Biasanya seseorang yang paling disegani dan dihormati akan menempati tempat
teratas. Mereka yang memiliki kekayaan banyak dan kekuasaan tinggi tentu akan dihormati. Yang terakhir adalah ukuran ilmu pengetahuan. Masyarakat akan
menghargai seseorang yang berpengetuahuan tinggi. Terkadang yang terjadi di masyarakat, yang dihargai gelar kesarjanaannya bukan mutu ilmu yang dijadikan
ukuran. Tentunya menyebabkan seseorang berusaha mencari gelar dengan segala macam cara bukan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Sebenarnya masih
banyak ukuran lain yang dapat digunakan, tetapi ukuran di atas amat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat tertentu.
Sedangkan menurut
Iskandarwassid dan
Sunendar 2008:130
menyebutkan indikator latar belakang sosial ekonomi orang tua ada empat. Indikator tersebut adalah pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan
orang tua, dan keadaan tempat tinggal. Orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan akademik anak. Latar belakang pendidikan orang tua satu orang
dengan yang lainnya tentu berbeda. Orang tua yang bersekolah lama berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya. Sehingga akan memiliki kedudukan tinggi
di masyarakat. Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh orang tua akan mempengaruhi seseorang untuk memilih pekerjaan.
44 Selain pendidikan, pekerjaan orang tua tentu berkaitan dengan pendidikan
anak. Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi kemungkinan memiliki pekerjaan yang tetap atau mapan. Sehingga akan memiliki pendapatan yang tinggi
pula. Kepemilikan harta orang tua tentu akan mendukung pendidikan anak agar berlangsung dengan baik. Semakin orang tua mencukupi segala kebutuhan yang
dibutuhkan anak maka akan semakin giat untuk mencapai minatnya. Keadaan tempat tinggal, dalam hal ini tempat seseorang tinggal. Tempat tinggal dapat
dilihat dari status rumah yang ditempati, kondisi fisik bangunan ataupun besarnya rumah yang ditempati. Kondisi fisik rumah seseorang dapat mewujudkan suatu
tingkat sosial ekonomi keluarga yang menempati. Rumah yang besar bagus dan milik sendiri menunjukkan kondisi sosial ekonominya tinggi dan sebaliknya.
2.5 Penelitian Terdahulu