Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy

30 yang sedang berlangsung menyadari apa yang bisa berfungsi sebagai kejadian penguat maka orang tersebut semakin ahli dalam menggunakan kemampuannya untuk mewujudkan apa yang perlu dilakukan. Menurut Alwisol 2010:287 efikasi diri adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa dirinya memiliki kemampuan tindakan yang diharapkan. Efikasi juga merupakan penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan atau tidak dapat mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Berdasarkan pendapat tersebut, self efficacy dapat dipandang sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan serangkaian tindakan dalam situasi tertentu.

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy

Menurut Bandura dalam Lunenburg 2011:2 self efficacy mempengaruhi pembelajaran dan perbuatan melalui tiga cara. Pertama, self-efficacy influences the goals that employees choose for themselves. Self efficacy mempengaruhi tujuan seseorang dalam memilih pekerjaan untuk dirinya sendiri. Jika self efficacy rendah maka cenderung memiliki pencapaian rendah terhadap diri mereka. Sebaliknya individu dengan self efficacy tinggi biasanya memiliki pencapaian yang tinggi. Kedua self efficacy influences learning as well as the effort that people exert on the job. Self efficacy mempengaruhi pembelajaran serta mengarahkan seseorang saat bekerja. Pekerjaan dengan self efficacy yang tinggi akan bekerja keras dan belajar melakukan tugas-tugas baru, karena mereka yakin bahwa usaha mereka akan berhasil. Sedangkan pekerjaan dengan self-efficacy rendah mungkin kurang 31 berusaha untuk belajar dan melakukan tugas-tugas yang kompleks, karena mereka tidak yakin usahanya akan membawa kesuksesan. Ketiga self efficacy influences the persistence with which people attempt new and difficult. Self efficacy dapat mempengaruhi ketekunan seseorang dalam menyelesaikan tugas yang baru dan sulit. Pekerjaan dengan self-efficacy tinggi akan meyakinkan seseorang bahwa dapat belajar dan melakukan tugas tertentu. Dengan demikian, mereka cenderung bertahan dalam upaya mereka bahkan ketika muncul masalah. Sebaliknya, pekerjaan dengan self-efficacy rendah percaya bahwa mereka tidak mampu belajar dan melakukan tugas yang sulit dan cenderung menyerah saat muncul masalah. Menurut Pervin dan Cervone 2012:256 kepercayaan terhadap self efficacy juga mempengaruhi seseorang mengatasi kekecewaan dan tekanan dalam mencapai tujuan-tujuan hidupnya. Secara umum penelitian Schwarzer dalam Pervin 2012:256 menyatakan bahwa fungsi manusia difasilitasi oleh suatu kendali pribadi. Kepercayaan terhadap self efficacy mewakili aspek sejumlah perasaan kendali. Persepsi tentang self efficacy telah terbukti memiliki beragam dampak terhadap pengalaman dan tindakan melalui cara berikut: 1. Seleksi. Keyakinan terhadap self efficacy mempengaruhi individu dalam memilih tujuan. Seseorang yang memiliki self efficacy tinggi diyakini akan memilih tujuan yang lebih sulit, menantang, dibanding dengan mereka yang memiliki self efficacy rendah. 2. Upaya, ketekunan, dan pencapaian. Individu dengan kepercayaan terhadap self efficacy yang tinggi menunjukkan upaya dan ketekunan yang lebih besar, 32 dan menampilkan sikap yang lebih baik dibandingkan individu dengan self efficacy rendah. 3. Emosi. Individu yang memiliki self efficacy tinggi menghadapi tugas dengan suasana hati yang lebih baik dibandingkan individu yang memiliki self efficacy rendah. 4. Penanganan. Individu yang memiliki self efficacy tinggi lebih mampu mengatasi stres dan kekecewaan daripada individu yang memiliki self efficacy rendah.

2.3.3 Dimensi Self-Efficacy

Dokumen yang terkait

MINAT MAHASISWA BERPROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA Minat Mahasiswa Berprofesi Guru Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

0 1 17

MINAT MAHASISWA BERPROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA Minat Mahasiswa Berprofesi Guru Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

0 2 10

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 3 109

Pengaruh Lingkungan dan Minat Menjadi Guru terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE Unnes.

0 0 1

PENGARUH MINAT MAHASISWA MENJADI GURU DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FE UNY.

2 14 186

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG STATUS SOSIAL GURU DAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) TERHADAP MOTIVASI MENJADI GURU.

1 5 221

MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI GURU DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERBEDAAN ETNIS

0 0 126

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

0 0 109

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 107

Pengaruh Self Efficacy, Prestise Profesi Guru dan dukungan orang tua terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Kehalian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

2 4 180