40
Tabel 13. Hasil Uji Kadar Air Biodiesel Kecepatan Sentrifugasi
Kadar Air bb
500 rpm 30 g 0,0129
1000 rpm 120 g 0,0144
1500 rpm 270 g 0,0168
2000 rpm 480 g 0,0152
Peningkatan kadar air minyak jarak setelah menjadi biodiesel disebabkan adanya akumulasi air pada minyak sebelum proses estrans
dengan air sebagai hasil samping proses esterifikasi. Peningkatan kadar air ini dapat mendorong terjadinya proses hidrolisis antara trigliserida dan
molekul air sehingga membentuk gliserol dan asam lemak bebas. Secara tidak langsung proses sentrifugasi setelah transesterifikasi mempercepat
pemisahan air dari biodiesel kasar. Densitas air yang lebih tinggi daripada biodiesel menyebabkannya mengenap ke bawah bersama gliserol. Hal ini
diperkuat dengan sifat kepolaran antara keduanya. Hasil ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 Lampiran 55
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata terhadap hasil uji kadar air dalam biodiesel dengan perubahan kecepatan sentrifugasi. Hal ini
dikarenakan kadar air biodiesel lebih banyak dipengaruhi oleh karakteristik fisik minyak awal dan kondisi proses estrans daripada oleh
faktor kecepatan sentrifugasi. Secara keseluruhan sifat fisik berupa kadar air biodiesel yang diperoleh telah memenuhi standar ASTM D 6751.
6. Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas ALB
Bilangan asam dan kadar ALB menggambarkan jumlah asam lemak bebas dari sampel dalam basis yang berbeda. Bilangan asam adalah
miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan grup karboksil bebas dari satu gram sampel. Kadar ALB merupakan kandungan asam oleat yang
terdapat pada sampel yang dinyatakan dalam persen Sonntag, 1982. Asam lemak bebas pada minyak maupun metil ester akan meningkat
dengan adanya proses hidrolisis yang dikatalisa asam, terutama jika
katalis katalis
katalis
produk memiliki kadar air yang tinggi. Proses hidrolisis juga dipercepat oleh peningkatan suhu. Selama hidrolisis terjadi pemecahan ikatan ester
yang menghasilkan asam lemak bebas, monogliserida, dan digliserida. Reaksinya dapat dilihat pada Gambar 12. Hasil uji bilangan asam dan
kadar ALB terlihat pada Tabel 14.
Trigliserida + H
2
O digliserida + ALB
Digliserida + H
2
O monogliserida + ALB
Monogliserida + H
2
O gliserol + ALB
Trigliserida + 3H
2
O gliserol + 3ALB
Gambar 12. Proses Hidrolisis Trigliserida dan Air
Tabel 14. Hasil Uji Bilangan Asam dan Kadar ALB Biodiesel Kecepatan
Sentrifugasi Bilangan Asam
mg KOHg Kadar ALB
500 rpm 30 g 0,93 0,47
1000 rpm 120 g 0,81 0,41
1500 rpm 270 g 0,85 0,43
2000 rpm 480 g 0,82 0,41
Penurunan kadar ALB dari minyak jarak pagar setelah proses estrans terjadi karena pada proses esterifikasi asam-asam lemak bebas
dalam minyak sebagian besar terkonversi menjadi metil ester. Selain metil ester, dari proses esterifikasi dihasilkan air. Air inilah yang menyebabkan
proses hidrolisis terjadi, terutama pada saat transesterifikasi, ditambah dengan adanya peningkatan suhu selama proses. Hidrolisis asam lemak
tidak jenuh seperti asam oleat dan linoleat lebih mudah terjadi karena kelarutannya dalam air cukup tinggi. Adanya kandungan asam lemak
bebas pada produk saat transesterifikasi menyebabkan terbentuknya sabun yang akan menyulitkan proses pemisahan metil ester dari gliserol karena
sifat pengemulsinya.
41
42
Uji ANOVA α=0,05 pada Lampiran 56-7 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang nyata pada hasil-hasil yang diperoleh akibat perlakuan kecepatan sentrifugasi yang diberikan karena pada dasarnya
kedua parameter ini tidak dipengaruhi oleh proses separasi gliserol dari biodiesel. Keasaman biodiesel dapat menyebabkan korosi dan kerusakan
pada mesin diesel sehingga hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam penentuan proses pembuatan biodiesel. Rata-rata bilangan asam biodiesel
hasil sentrifugasi belum memenuhi syarat biodiesel yang diharuskan oleh ASTM D 6751. Hal tersebut dikarenakan pada proses esterifikasi asam-
asam lemak bebas pada minyak belum terkonversi secara sempurna menjadi metil ester.
7. Bilangan Iod