Perolehan Biodiesel Kadar Air SNI 01-3555-1998 Bilangan Iod SNI 01-3555-1998

dalam pipa viskosimeter sehingga sampel turun di bawah pengaruh gravitasi. Waktu sampel hingga mencapai tanda tera bawah dihitung dalam satuan detik. Penghitungan: v = c θ v = viskositas sampel cSt c = konstanta = viskositas kinematik air pada suhu dan volum yang sama dengan pengujian sampel θ = waktu sampel hingga mencapai tanda tera bawah detik

3. Kadar Katalis KOH AOCS Cc 17-79

Prinsip: HCl akan menetralkan katalis alkali sehingga ketika indikator PP mengindikasikan bahwa larutan telah netral, maka kadar katalis dalam sampel telah terhitung. Prosedur: Sampel metil ester yang belum dicuci sebanyak 5 gram dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian dilarutkan dalam 100 ml larutan aseton 2. Ke dalam larutan ditambahkan indikator PP, selanjutnya dititrasi dengan menggunakan HCl 0,01 N hingga warna merah hilang. Penghitungan: A x 0,01 x 56,1 Kadar katalis g KOHg = 1000 x W A = jumlah ml HCl 0,01 N untuk titrasi W = gram contoh 57

4. Perolehan Biodiesel

Prosedur: Perolehan biodiesel dihitung dengan membandingkan volum metil ester yang diperoleh setelah sentrifugasi dengan volum totalnya. Penghitungan: Volum metil ester ml Perolehan biodiesel = x 100 Volum total ml

5. Kadar Air SNI 01-3555-1998

Prinsip: Penguapan air dengan pemanasan pada suhu 105°C, selisih bobot yang hilang merupakan kadar air yang terdapat dalam sampel. Prosedur: Cawan aluminium dipanaskan di dalam oven pada suhu 105°C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Bobot cawan kemudian ditimbang. Masukkan 5 gram sampel dalam cawan aluminium yang telah diketahui bobotnya, kemudian dipanaskan di dalam oven suhu 105°C selama 1-2 jam. Cawan berisi sampel dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang. Pemanasan dan penimbangan diulangi sampai diperoleh bobot tetap. Penghitungan: m 1 -m 2 Kadar air = x 100 m 1 m 1 = bobot sampel g m 2 = bobot sampel setelah pemanasan g

6. Bilangan Iod SNI 01-3555-1998

Prinsip: Asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam minyak memiliki kemampuan untuk mengadsorbsi sejumlah iod, khususnya apabila dibantu dengan suatu cairan seperti iodin atau iodin bromida sehingga membentuk suatu persenyawaan yang jenuh. Jumlah iod yang diadsorbsi menunjukkan derajat ketidakjenuhan minyak. Sejumlah sampel ditambahkan iod berlebih, kelebihan iod dititrasi dengan natrium tiosulfat Na 2 S 2 O 3 sehingga iod yang diadsorbsi oleh minyak dapat diketahui jumlahnya. Prosedur: Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 300 ml, kemudian ditambahkan 15 ml kloroform dan 25 ml larutan Hanus dengan menggunakan pipet volumetrik. Erlenmeyer kemudian ditutup dan disimpan di tempat gelap selama 2 jam. Ke dalam larutan kemudian ditambahkan 10 ml 58 larutan KI 20 dan 100 ml air suling, kemudian erlenmeyer segera ditutup. Larutan dikocok dan dititer dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N. Indikator yang digunakan adalah larutan kanji. Penghitungan: 12,69 x N x V o -V 1 Bilangan iod g I 2 100 g = m V o = volume Na 2 S 2 O 3 0,1 N yang diperlukan untuk titrasi blanko ml V 1 = volume Na 2 S 2 O 3 0,1 N yang diperlukan untuk titrasi sampel ml N = normalitas larutan standar Na 2 S 2 O 3 0,1 N m = bobot contoh g 59

7. Bilangan Asam dan FFA SNI 01-3555-1998