larutan KI 20 dan 100 ml air suling, kemudian erlenmeyer segera ditutup. Larutan dikocok dan dititer dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 N. Indikator yang digunakan adalah larutan kanji.
Penghitungan: 12,69 x N x V
o
-V
1
Bilangan iod g I
2
100 g = m
V
o
= volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N yang diperlukan untuk titrasi blanko ml V
1
= volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N yang diperlukan untuk titrasi sampel ml N = normalitas larutan standar Na
2
S
2
O
3
0,1 N m = bobot contoh g
59
7. Bilangan Asam dan FFA SNI 01-3555-1998
Prinsip: Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah miligram KOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak
bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. Asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak terjadi akibat proses hidrolisis yang
menyebabkan putusnya rantai trigliserida. Adanya asam lemak bebas dalam lemak atau minyak ini merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya
ketengikan hidrolitik. Prosedur:
Sampel yang akan diuji ditimbang sebanyak 2-5 gram di dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ke dalam sampel ditambahkan etanol netral 95
sebanyak 50 ml. Larutan ditambahkan 3-5 tetes indikator PP, kemudian dititrasi dengan larutan standar KOH 0,1 N hingga berwarna merah muda
konstan tidak berubah selama 15 detik. Jumlah KOH yang digunakan untuk titrasi dicatat untuk menghitung bilangan asam dan kadar FFA.
Penghitungan: A x N x B
Bilangan asam mg KOHg = G
M x A x N Kadar asam lemak bebas =
10 G
A = jumlah ml KOH untuk titrasi N = normalitas larutan KOH
B = bobot molekul larutan KOH yaitu sebesar 56,1 G = gram contoh
M = bobot molekul asam lemak dominan, yaitu 282 untuk asam oleat
60
8. Bilangan Penyabunan SNI 01-3555-1998
Prinsip: Penyabunan minyak dengan larutan kalium hidroksida dalam etanol di
bawah pendingin tegak hingga semua minyak tersabunkan. Kelebihan kalium hidroksida ditritasi dengan asam klorida dengan menggunakan indikator PP.
Prosedur: Timbang 2 gram sampel dengan ketelitian 0,0001 gram, kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Ke dalam sampel ditambahkan 25 ml KOH alkohol 0,5 N dan beberapa butir batu didih. Erlenmeyer dihubungkan
dengan pendingin tegak di atas penangas air selama 1 jam, kemudian ke dalam larutan ditambahkan 0,5-1 ml indikator PP. Larutan kemudian dititrasi dengan
HCl 0,5 N sampai warna indikator berubah menjadi tidak berwarna. Penghitungan:
56,1 x N x V
o
-V
1
Bilangan penyabunan = m
V
o
= volume HCl 0,5 N yang diperlukan untuk titrasi blanko ml V
1
= volume HCl 0,5 N yang diperlukan untuk titrasi sampel ml N = normalitas HCl 0,5 N
m = bobot contoh g
9. Angka Setana Biodiesel Azam et al., 2005