Angka Setana PENELITIAN UTAMA

45 Kandungan senyawa intermediet yang tinggi dalam biodiesel dapat dipengaruhi oleh konsentrasi katalis, rasio molar metanol:minyak, dan pengadukan selama proses estrans.

9. Angka Setana

Angka setana adalah kemampuan bahan bakar untuk menyala dengan cepat setelah diinjeksi. Semakin tinggi nilainya, semakin baik kualitas pembakaran bahan bakar tersebut. Angka setana adalah salah satu parameter penting yang menentukan apakah suatu metil ester asam lemak dapat digunakan sebagai biodiesel atau tidak. Hariyadi, et al. 2005 menyatakan bahwa angka setana merupakan ukuran yang dipakai untuk menyatakan kualitas pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mesin. Angka setana adalah fungsi dari banyaknya CH 2 dan CH 3 dalam komposisi bahan bakar rasio CH 2 :CH 3 . Semakin tinggi rasio antara keduanya, maka semakin tinggi angka setana biodiesel yang diperoleh. Hasil penghitungan angka setana dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Penghitungan Angka Setana Biodiesel Kecepatan Sentrifugasi Angka Setana 500 rpm 30 g 54,47 1000 rpm 120 g 54,87 1500 rpm 270 g 54,95 2000 rpm 480 g 54,47 Standar mutu biodiesel Indonesia dan Eropa EN 14214 mensyaratkan angka setana biodiesel minimal 51. Hasil penghitungan memiliki rata-rata angka setana biodiesel sebesar 54,69 sehingga telah memenuhi persyaratan biodiesel ini. Walaupun hasil yang diperoleh tidak dari pengujian angka setana secara langsung, tetapi prediksi ini akurat r=0,9 dan jika dibandingkan dengan hasil penghitungan yang dilakukan oleh Azam et al. 2005 untuk biodiesel jarak pagar, hasilnya tidak jauh berbeda. Azam et al. 2005 memperoleh hasil angka setana untuk 46 biodiesel jarak pagar sebesar 52,31 dengan penghitungan yang sama. Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut: Angka setana = 46,3 + 5458bil. penyabunan – 0,225xbil. iod Angka setana berbanding terbalik dengan bilangan iod, semakin tinggi angka setana, semakin rendah bilangan iod yang berarti derajat ketidakjenuhannya semakin rendah. Hal ini sehubungan dengan semakin panjangnya rantai karbon dalam biodiesel atau dengan kata lain CH 2 yang terbentuk semakin banyak sehingga angka setanapun meningkat seiring peningkatan rasio CH 2 :CH 3 . Dapat dikatakan pula dengan semakin rendahnya ketidakjenuhan biodiesel, maka semakin tinggi bobot molekul asam-asam lemaknya sehingga bilangan penyabunan biodiesel yang dihasilkan rendah. Jika bilangan penyabunan rendah, maka biodiesel yang dihasilkan akan memiliki angka setana yang tinggi.

10. Gas Chromatography-Mass Spectrometric GC-MS