BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu defenisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPD dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, serta menentukan teori yang digunakan dalam menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kinerja
SKPD dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah.
2.1.1. Kinerja SKPD
Menurut Marsdiasmo 2007 pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, pengukuran kinerja sektor publik
dimaksudkan untuk membantu perbaikan kinerja pemerintah yang berfokus kepada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian
sumberdaya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki
komunikasi kelembagaan. Disamping itu pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai
akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana
uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan kinerja sektor publik merupakan hal yang bersifat komprehensif, dimana setiap SKPD sebagai pengguna anggaran
badandinasbirokantor akan menghasilkan tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan rasa tanggung jawab yang mereka miliki. Semakin
bagus tingkat pengelolaan keuangan oleh pengguna anggaran maka akan semakin tinggi tingkat kinerja SKPD.
Kinerja merupakan suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh individu atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu
periode tertentu. Menurut Tika 2006 Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaankegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Dalam sektor publik, khususnya sektor pemerintahan, kinerja
dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai oleh pegawai pemerintah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode. Menurut
Rivai dan Basri 2005 pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Menurut Mahoney, et.al 1965 kinerja manajerial Managerial
Performance merupakan kinerja para individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial seperti : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan,
pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan. Sedangkan menurut Maryanti 2002 ”Kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan
pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut”. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa kinerja adalah hasil dari kegiatan yang telah
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan. Berdasarkan pengertian tersebut jelas kinerja dapat dilihat dan diukur dari berbagai sudut jika dihubungkan dengan pengertian prestasi yang
diperlihatkan. Prestasi kantor dinas pemerintah dapat dilihat dari tingkat penyelesaian tugas-tugas pengayoman masyarakat.
Kimsean, et.al, 2004 mengungkapkan tiga konsep yang bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publikorganisasi non bisnis,
yakni responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, banyak indikator yang dapat dipergunakan, yaitu:
1 Produktivitas
Yaitu dari aspek kuantitas dapat dikatakan sudah memadai. Dari aspek efesiensi, masih kurang karena memakan waktu yang relatif cukup lama.
Akan tetapi kalau dilihat dari aspek efektivitas sudah mencapai tujuan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa.
2 Kualitas layanan
Dapat diketahui bahwa dalam pemberian pelayanan kepastian waktu dan biaya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3 Responsivitas
Dapat diketahui baik karena kehendak masyarakat pengguna jasa didengar oleh aparatur birokrasi untuk menjadi satu feedback dalam program
penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat pengguna jasa. 4
Responsibilitas Dapat dikatakan bahwa aparatur melaksanakan tugasnya sesuai dengan
prinsip-prinsip administrasi dan kebijakan UPTSA, karena paratur
Universitas Sumatera Utara
birokrasi dalam memberikan pelayanan mengacu ke aturan main secara benar.
5 Akuntabilitas
Dapat diketahui jika tingkat akuntabilitas terhadap pelayanan yang diselenggarakan oleh aparatur birokrasi cukup baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari tanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dan penilaian dari masyarakat dan tokoh masyarakat, tetapi belum mencapai
tingkat yang optimal. Dalam konteks organisasi pemerintah daerah, pengukuran kinerja SKPD
dilakukan untuk menilai seberapa baik SKPD tersebut melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilimpahkan kepadanya selama periode tertentu. Pengukuran
kinerja SKPD merupakan wujud dari vertical accountability yaitu pengevaluasian kinerja bawahan oleh atasannya dan sebagai bahan horizontal accounntability
pemerintah daerah yaitu pertanggungjawaban kepada masyarakat atas amanah yang diberikan kepadanya. Dalam melakukan proses pengelolaan keuangan
daerah masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD sesuai dengan ketetapan Permendagri No.13 tahun 2006 diubah menjadi Permendagri No 21
tahun 2011 tentang perubahan kedua Permendagri No 13 tahun 2006 dikatakan sebagai pengguna anggaran melakukan tugas antara lain dari proses penyusunan
APBD, pelaksanaan dan penatausahaan belanja, pelaksanaan dan penataan pendapatan, akuntansi dan pelaporan sampai kepada perubahan APBD. Satuan
Kerja Perangkat Daerah SKPD dalam siklus pengelolaan keuangan daerah berada pada tingkatan ketiga dalam sistem manajemen dan pertanggungjawaban
keuangan daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah
Universitas Sumatera Utara
Gubernur melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD. Kepala SKPD juga membawahi Pejabat Penatausahaan Keuangan PPK, Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan PPTK, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran SKPD. Berdasarkan struktur dan tanggungjawab dapat dilihat bahwa satuan kerja
perangkat daerah mempunyai partisipasi dan peran yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan daerah.
Peran dan fungsi SKPD menjadi sangat penting karena sebagai pengguna anggaran tiap SKPD yang ada pada BadanDinasKantorBiro pada pemerintah
daerah melakukan hampir seluruh siklus pengelolaan keuangan daerah minus pemeriksaan. Keluarnya Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 yang menetapkan
bahwa APBD harus disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja membuat SKPD sebagai unit yang menggunakan anggaran dituntut untuk dapat mengajukan
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD RKA-SKPD yang benar-benar baik, artinya sesuai dengan kebutuhan, efektif, ekonomis dan efisien.
2.1.2. Pengelolaan Keuangan Daerah