independen maka akan ditemukan adanya masalah multikoliniertas. Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu
diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan : 1. Melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance
Inflation Factor VIF. Jika angka VIF lebih besar dari 10, maka Variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas Santoso, 2002
2. Melihat nilai tolerance pada output penilian multikolinieritas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan
bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas.
4.6.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatam lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode grafik plot, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas.
Metode grafik plot dilakukan dengan cara mendiagnosa diagram residual plot. Residual plot Studenzized dibandingkan dengan hasil prodiksi. Jika titik-titik
sebar membentuk pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
4.6.3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara menyeluruh terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji
ini menggunakan α 5. Dengan ketentuan, jika Fhitung dari Ftabel maka
Universitas Sumatera Utara
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dapat dinilai berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukkan oleh table koefisien pada kolom signifikansi, yang
menunjukkan nilai α 5. Selanjutnya dilakukan pula penilaian setiap variabel
bebas yang dilakukan untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh paling dominan diantara variabel yang ada. Pengujian dilakukan dengan uji t atau
sering disebut uji parsial. Tingkat pengaruh yang signifikan juga didasarkan pada α 5. Atau melihat nilai t hitung harus lebih besar dari t tabel. Sebaliknya jika t
hitung dari t tabel maka pengaruh yang terjadi tidak signifikan. Untuk memoderasi hubungan antara variabel moderating motivasi kerja
terhadap hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan melakukan uji residual. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi dan koefisien parameter. Jika nilainya signifikan dan koefisien negatif, maka variabel termasuk variabel moderating.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskriptif Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan satu tahap, yaitu dengan cara memberikan sebanyak 34 tiga puluh empat kuesioner kepada responden
meliputi 34 SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Asahan, yang terdiri dari 7 Badan, 17 Dinas, 5 Inspektorat, dan 3 Kantor, 4 Sekretariatan. Kemudian sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, kuesioner dijemput kembali. Dari 34 tiga puluh empat kuesioner yang dikirimdibagikan yang kembali sebanyak 31 tiga
puluh satu. Dan yang cacat tidak ada, Jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data sebanyak 31 tiga puluh satu. sebagaimana dapat dilihat
pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Distribusi Kuesioner
No Keterangan
Instansi Sebar
Kembali Tidak
Kembali Baik
Rusak
1 Badan
7 7
7 -
2 Dinas
17 17
14 -
3 3
Kantor 2
2 2
- 4
Sekretariatan 3
3 3
- 5
Inspektorat 5
5 5
-
Jumlah
34 34
31 3
Universitas Sumatera Utara