to. Tipe komitmen ini lebih dikarenakan nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan secara pribadi.
Setiap karyawan memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda berdasarkan komitmen organisasi yang dimilikinya. Perwujudan tingkah laku
pada karyawan yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar afektif akan berbeda dengan karyawan yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar
continuance. Karyawan yang ingin menetap dalam organisasi karena keinginannya sendiri afektif, memiliki keinginan menggunakan usaha agar
sesuai dengan tujuan organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar continuance cenderung menghindari kerugian financial sehingga
usaha yang dilakukan untuk organisasi kurang maksimal. Sementara itu, komponen normative yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi,
tergantung dari sejauh mana perasaan kewajiban yang dimiliki karyawan. Komponen normative menimbulkan perasaan kewajiban pada karyawan untuk
memberikan balasan atas apa yang diterimanya dari organisasi.
2.1.3.5. Motivasi Kerja
Menurut Hasibuan 2007 motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan, motivasi motivation dalam manajemen
hanya ditujukan pada SDM umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar
mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Jadi motivasi merupakan subjek yang penting bagi pimpinan karena harus bekerja dengan melalui orang lain. Pimpinan perlu memahami orang berprilaku
tertentu agar dapat mempengaruhi mereka untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Menurut Soejitno 2005, motivasi kerja berasal dari dua arah, yaitu motivasi dari luar dan motivasi dari dalam. Motivasi dari luar berarti bahwa
munculnya motivasi karena sangat dipengaruhi hal-hal yang datangnya dari luar diri seseorang, seperti karena lingkungan, karena atasan, karena orang lain, karena
perubahan situasi atau karena tekanan. Sedangkan motivasi dalam diri yaitu dorongan melakukan sesuatu karena kesadaran diri, seperti melakukan kerja
dengan ikhlas, menikmati kepuasaan dari hasil kerja, merasa senang menjadi contoh orang lain.
Menurut Suwatno 2001, adapun alat-alat motivasi yang dapat diberikan kepada pegawai sesuai dengan kinerjanya, adalah sebagai berikut :
1. Material Incentive Adalah alat motivasi yang diberikan kepada pegawai yang bersifat material,
sebagai imbalan prestasi yang diberikannya, seperti upah, barang-barang dan hal sejenisnya.
2. Non-Material Incentive Adalah alat motivasi yang berbentuk non materi, seperti penempatan kerja
yang tepat, latihan yang sistematis, promosi yang objektif, pekerjaan yang terjamin dan hal sejenisnya.
Universitas Sumatera Utara
Dari hal di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu cara menggerakkan pegawai adalah dengan pemberian motivasi dimaksudkan sebagai pemberian daya
perangsang bagi pegawai untuk bekerja lebih baik lagi. Untuk dapat melakukan motivasi secara efektif, maka harus diperhatikan atau dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip motivasi, sebab dengan demikian seluruh kegiatan dari satuan unit organisasi dapat disatukan, diselenggarakan secara selaras dan dipadukan
sehingga organisasi dapat bergerak sebagai kesatuan yang bulat dan terpadu, tidak berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itu pimpinan dalam menggerakkan atau
memotivasi pegawainya harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan dasar para pegawainya.
2.1. Review Peneliti Terdahulu