Hubungan Gantungan Baju di dalam Rumah Responden terhadap Kejadian Filariasis Hubungan Langit-langit Rumah Responden terhadap Kejadian Filariasis

mempunyai kebiasaan menggigit pada malam hari sehingga responden mempunyai peluang untuk terjadinya Filariasis.

5.2.3. Hubungan Gantungan Baju di dalam Rumah Responden terhadap Kejadian Filariasis

Banyaknya baju yang bergantungan di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama, dapat dijadikan sebagai tempat peristirahatan nyamuk, sehingga berisiko terjadinya filariasis. Hasil penelitian tentang gantungan baju di dalam rumah responden, pada kelompok kasus dapat berisiko sebagai tempat berkumpulnya nyamuk karena ada baju yang bergantungan di dalam kamar tidur maupun ruangan lainnya sebesar 92,9, sedangkan pada kelompok kontrol juga memiliki risiko sebesar 75,7. Selanjutnya hasil analisis hubungan gantungan baju didalam rumah responden dengan kejadian filariasis menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,004 p 0,25 dengan OR sebesar 4,170 95 CI= 1,443 – 12,048 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara gantungan baju didalam rumah responden dengan kejadian filariasis. Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang bajunya bergantungan dalam waktu lama di dalam kamar tidur maupun ruangan lainnya memiliki risiko 4,170 kali lebih besar untuk terjadinya filariasis dari responden yang bajunya bergantungan dalam waktu tidak lama di dalam kamar tidur maupun ruangan lainnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pulungan dkk 2012 di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2012, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa gantungan baju Universitas Sumatera Utara sebagai tempat peristirahatan nyamuk P = 0,026 berhubungan dengan kejadian filariasis. Perilaku responden kasus di Kabupaten Pidie yang berkaitan dengan banyaknya baju yang bergantungan di dalam rumah, disebabkan karena pemahaman responden tentang risiko bila banyaknya baju yang ditumpuk dan digantung dapat dijadikan sebagai tempat perisitirahatan nyamuk. Rendahnya perilaku responden ini, erat kaitan dengan tingkat pendidikan responden yang hanya berpendidikan dasar SD dan SMP sebanyak 97,1.

5.2.4. Hubungan Langit-langit Rumah Responden terhadap Kejadian Filariasis

Plafon atau langit-langit rumah merupakan salah satu sarana penghalang bagi nyamuk untuk dapat memasuki kamar tidur. Dari hasil penelitian, langit-langit rumah responden pada kelompok kasus berisiko karena rumah tidak memiliki langit-langit plafon yang dapat masuk nyamuk sebesar 94,3, sedangkan pada kelompok kontrol juga berisiko sebesar 75,7. Berdasarkan hasil analisis hubungan langit-langit didalam rumah responden dengan kejadian filariasis menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,001 p 0,25 dengan OR sebesar 5,292 95 CI= 1,680 – 16,675 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara langit-langit didalam rumah responden dengan kejadian filariasis. Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang rumah tidak memiliki langit-langit plafon yang dapat masuk nyamuk memiliki risiko 5,292 kali lebih besar untuk terjadinya filariasis dari responden rumah memiliki langit-langit plafon yang tidak dapat masuk nyamuk. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juriastuti, dkk 2010 di Kelurahan Jati Sampurna, menyatakan bahwa konstruksi plafon merupakan faktor yang paling berisiko terjadinya filariasis. Penelitian ini juga senada dengan penelitian Rufaidah 2004 yang menyatakan langit-langit rumah merupakan faktor yang dominan terjadinya filariasis. Mengenai banyaknya rumah responden kasus di Kabupaten Pidie yang langit- langit rumah plafon yang dapat masuk nyamuk sebesar 94,3 disebabkan karena banyak rumah yang plafonnya tidak ada sama sekali dan ada juga plafonnya yang telah rusak. Hal ini dikarenakan ketiadaan biaya untuk merehab maupun membuat plafon yang baru.

5.2.5. Hubungan Pemakaian Kelambu Oleh Responden terhadap Kejadian Filariasis

Dokumen yang terkait

Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Higiene Perorangan Dengan Kejadian penyakit Cacing Pita (Taenia Solium) Pada Siswa SD Negeri 173545 di Desa Tambunan Kecamatan Balige Tahun 2014

5 87 152

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan Dan Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2012

1 56 140

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Filariasis di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 35 181

Hubungan Karakteristik Penderita, Lingkungan Fisik Rumah Dan Wilayah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2009

1 37 101

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN RUMAH DAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN RUMAH DAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali.

0 2 20

PENDAHULUAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali.

0 2 4

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI INDONESIA Physical Environtment Faktor Relation with Filariasis in Indonesia

0 0 9

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2012

0 0 14