Hubungan Pemakaian Kawat Kasa di Rumah Responden terhadap Kejadian Filariasis

Kondisi dinding rumah responden kasus di Kabupaten Pidie 97,1 dinding rumah responden berisiko masuknya nyamuk kedalam rumah, khususnya dinding kamar tidur responden. Hasil pengamatan di lapangan, banyak dinding rumah responden terbuat dari pelepah rumbia maupun terbuat anyaman bambu yang tingkat kerapatan dinding kurang rapat, sehingga berisiko masuknya nyamuk ke dalam rumah.

5.2.2. Hubungan Pemakaian Kawat Kasa di Rumah Responden terhadap Kejadian Filariasis

Dalam hal pemakaian kawat kasa pada ventilasi, rumah pada kelompok kasus dapat berisiko masuknya nyamuk karena ventilasi rumah tidak menggunakan kawat kasa sejenisnya sebesar 98,6, sedangkan pada kelompok kontrol dapat berisiko sebesar 82,9. Hasil analisis hubungan pemakaian kawat kasa pada ventilasi rumah responden dengan kejadian filariasis menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,001 p 0,25 dengan OR sebesar 14,276 95 CI= 1,802 – 113,095 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemakaian kawat kasa pada ventilasi rumah responden dengan kejadian filariasis. Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang ventilasi rumah tidak menggunakan kawat kasa sejenisnya memiliki risiko 14,276 kali lebih besar untuk terjadinya filariasis dari responden yang ventilasi rumah ada menggunakan kawat kasa sejenisnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini sejalan dengan penelitian Strategi Penanggulangan Penyakit Malaria Dengan Pendekatan Faktor Resiko di Daerah Endemis Darmadi, 2007 menunjukan bahwa kondisi ventilasi yang Universitas Sumatera Utara tidak terpasang pada ventilasi mempunyai kecenderungan untuk terjadinya malaria dengan p value= 0,021 sesuai juga dengan pernyataan subdit malaria bahwa pemasangan kawat kasa pada ventialsi rumah akan memeperkecil kontak dengan nyamuk. Menurut Yatim 2007 pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kontak dengan nyamuk yaitu dengan pemasangan kawat kasa pada ventilasi. Kawat kasa harus dipasang pada setiap lubang yang ada pada rumah, kesulitan biasanya pada pemasangan di pintu dimana biasanya diperlukan pintu ganda. Jumlah lubang pada kawat kasa yang dianggap optimal 14-16 perinci 2,5cm bahannya bermacam-macam mulai tembaga aluminium sampai plastik. Penggunaan kawat kasa pada rumah responden kasus di kabupaten Pidie dominan tidak menggunakan kawat kasa sebanyak 98,6. Kondisi ini menyebabkan risiko masuknya nyamuk melalui ventilasi. Hasil wawancara dengan responden, ketiadaan kawat kasa maupun sejenisnya pada ventilasi dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat yag sangat minim, jangankan untuk pemasangan kawat kasa, dinding saja masih terbuat dari anyaman bambu dan pelepah rumbia sebanyak 97,1. Kawat kasa pada ventilasi ini berfungsi untuk mencegahnya nyamuk masuk kedalam rumah, sesuai dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemakaian kawat kasa pada ventilasi rumah responden dengan kejadian filariasis. Namun demikian, walaupun ada rumah responden yang terpasang kawat kasa tetapi tetap menderita filariasis, hal ini dikarenakan responden mempunyai kebiasaan keluar rumah pada malam hari dan juga nyamuk Universitas Sumatera Utara mempunyai kebiasaan menggigit pada malam hari sehingga responden mempunyai peluang untuk terjadinya Filariasis.

5.2.3. Hubungan Gantungan Baju di dalam Rumah Responden terhadap Kejadian Filariasis

Dokumen yang terkait

Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Higiene Perorangan Dengan Kejadian penyakit Cacing Pita (Taenia Solium) Pada Siswa SD Negeri 173545 di Desa Tambunan Kecamatan Balige Tahun 2014

5 87 152

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan Dan Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2012

1 56 140

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Filariasis di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 35 181

Hubungan Karakteristik Penderita, Lingkungan Fisik Rumah Dan Wilayah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2009

1 37 101

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN RUMAH DAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN RUMAH DAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali.

0 2 20

PENDAHULUAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali.

0 2 4

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI INDONESIA Physical Environtment Faktor Relation with Filariasis in Indonesia

0 0 9

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2012

0 0 14