Bank Syariah Pengaruh karakteristik Bank, pengetahuan nasabah, pelayanan dan kepercayaan pada Bank, serta objek fisik Bank terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah
Sedangkan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang mana tabungan yang dibenarkan
adalah tabungan berdasarkan: 1. Tabungan Wadiah
Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yaitu titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Al-
wadi’ah merupakan titipan atau simpanan pada bank syariah. Prinsip Al-
wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan
kapan saja bila si penitip menghendaki penerima simpanan disebut yad al- amanah yang artinya tangan amanah.
9
Si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian
atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan. Akan tetapi, dewasa ini agar uang yang dititipkan tidak menganggur begitu saja,
oleh si penyimpan uang titipan tersebut bank syariah digunakan untuk kegiatan perekonomian. Tentu saja penggunaan uang titipan harus terlebih
dahulu meminta izin kepada si pemilik uang dan dengan catatan si pengguna uang menjamin akan mengembalikan uang tersebut secara utuh. Dengan
demikian, prinsip yad al-amanah tangan amanah menjadi yad adh dhamanah tangan penanggung. Mengacu pada prinsip yad adh dhamanah
bank sebagai simpanan giro dan tabungan, dan deposito berjangka untuk dimanfaatkan bagi kepentingan dalam hal ini si penyimpan bertanggung
jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang menimpa uang tersebut.
9
Ibid, hal.190
Dasar hukum al-wadiah dalam Al-Quran adalah sebagai berikut : عل ب ا كح أ س لا ب كح ا أ ل
أا ا أ ك
لا لا ِ
ع ا
ب ع س ك لا ب كظع “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat
titipan, kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.
Sesungguhnya, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat
“ QS An-Nisa:58 ف ضعب كضعب أ ف ض ق
ف ك ا ل فس ع ك
أ ا لا
ع ب لا ق ثآ ف ك شلا ا ك ا ب لا ق ل
ع “Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapat seorang
penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu memepercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanat utangnya hendaklah ia bertaqwa kepada Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena
barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor berdosa. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
“ QS Al-Baqoroh:283. Sedangkan landasan hukun dari Al-Hadis sebagai berikut dari Ibnu
Umar berkata, bahwasanya Rasulullah Saw. telah bersabda “Tiada
kesempurnaan iman bagi orang yang tidak beramanah, tiada shalat bagi yang tak bersuci
“ HR.Thabrani.
10
Sedangkan rukun wadiah adalah sebagai berikut : a. Pelaku yang terdiri atas: pemilik barang pihak yang menitip
muwaddi’ dan pihak yang menyimpan
mustawda’. b. Objek wadiah berupa barang yang dititipkan wadiah.
c. Ijab kabul serah terima.
11
Selanjutnya untuk ketentuan syariah adalah sebagai berikut : a. Pelaku harus cakap hukum, baligh serta mampu menjaga dan memelihara
titipan, serta mampu dipercaya.
10
Warkum Sumitro, Asas-asas perbankan islam lembaga-lembaga terkait, Jakarta: Raja grafindo persada, 2004, hal.32
11
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba empat, 2011, hal.150
b. Objek wadiah, benda yang dititipkan tersebut jelas wujudnya dan diketahui spesifikasinya oleh pemilik dan penyimpan.
c. Ijab kabulserah terima, adalah pernyataan dan ekspresi saling ridho rela diantara pihak-pihak perlu akad yang dilakuhkan secara verbal, tertulis,
melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi. Dan disetujui oleh kedua belah pihak.
2. Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah merupakan tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad mudharabah yaitu bagi hasil dimana nasabah akan menerima keuntungan sejumlah uang setiap periodenya yang akan di
tambahkan pada tabungan nasabah. Tetapi perlu diketahui bahwa bagi hasil yang diterima nasabah bank syariah setiap periodenya berbeda dengan bunga
yang diterima nasabah pada bank konvensional. Al-mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak, dimana
pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan
kelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung jawab. Akad mudharabah sering juga disebut bagi hasil atau investasi dimana nasabah
akan menabungkan sejumlah dana yang oleh pihak bank syariah dana tersebut akan diputar untuk kegiatan perekonomian, sehingga dalam periode
tertentu nasabah akan menerima hasil dari investasi tersebut, tetapi hal ini berbeda dengan sistem bunga yang ada di bank konvensional. Dalam
praktiknya mudharabah terbagi dalam dua jenis, yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyah. Pengertian mudharabah muthlaqah
merupakan kerja sama antara pihak pertama dan pihak yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan
daerah bisnis. Sedangkan mudharabah muqoyyah merupakan kebalikan dari mudharabah muthlaqah dimana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi
usaha dan daerah bisnis. Dalam dunia perbankan al-mudharabah biasanya
diaplikasikan pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti, pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan
tabungan berjangka seperti tabungan haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakuhkan dari deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan
nasabah untuk usaha tertentu.
12
Meskipun pada dasarnya mudharabah dapat dikatagorikan dalam salah satu bentuk musyarakah, namun para cendekiawan fiqh islam meletakkan
mudharabah dalam posisi yang khusus dan memberikan landasan hukum tersendiri yaitu Al-Quran.
كع لا فئ ط ث ث ف ل لا ث ث أ ق ك أ ع كب
لا ل لا ق لا ع
آ ض ك ك س أ ع آ قلا ّ ا ق ف ك ع ف
ح ل أ خ
ّ ا ق ف لا ل س ف
ق خآ لا لضف غ
لا ف ب ض خ كّف ل ا ق ّح ض ق لا ا ض قأ كّلا ا آ ا لا ا قأ
لا ع ح فغ لا لا ا فغ سا ا جأ ظعأ ا خ
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau Muhammad berdiri salat kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui
bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah
bagimu dari Al-Quran; Dia mengetahui bahwa kan ada diantara kamu orang-orang yang sakit, dan sebagian dari mereka orang-orang yang
berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-
Quran dan laksanakan salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apasaja yang kamu perbuat
untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasannyanya di sisi Alah sebagai balsan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan
mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Alah Maha Pengampun, Maha Penyayang
“ QS Al-Muzammil:20 mudharib sebagai entrepreneur adalah sebagian dari orang-orang yang
melakuhkan dharb perjalanan untuk mencari karunia Allah Swt. dari keuntungan investasinya.
12
Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya, Jakarta: Rajawali pers, hal.194