tenaga administrasi dalam mengelola penerimaanpengeluaran dan pertanggungjawaban dana BOS. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengalihan
tugas dan jabatan yaitu dengan pengangkatan guru sebagai bendahara BOS. Namun demikian bendahara tersebut diangkat sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 162PMK.052013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal 9 ayat 1 yaitu “setiap orang yang akan diangkat menjadi bendahara penerimaanbendahara
pengeluaranBPP harus memiliki sertifikat bendahara”, dan ayat 2 yaitu “sertifikat bendahara diperoleh melalui proses sertifikasi yang diselenggarakan
oleh kementerian keuangan”.
9
Pihak sekolah SMP Negeri 03 Tangerang Selatan masih memungut biaya iuran SPP bagi siswa khusus, yaitu siswa khusus percepatan dan kelas khusus
bilingual. Karena siswa khusus tersebut memiliki jam tambahan dan mempunyai guru tambahan yang hanya khusus mengajar siswa pada kelas
tersebut. Masalah lain terkait dalam penerapan prinsip transparansi, yaitu di SMP
Negeri 03 Kota Tangerang Selatan dalam penyusunan anggaran hanya melibatkan tim manajemen BOS sekolah Kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dan bendahara dana BOS, namun dalam penyusunan kebutuhan anggaran kegiatan belajar mengajar dan operasional sekolah, pihak perwakiln
guru dan staf membuat usulan anggaran yang akan dimasukan ke RKAS Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
Pihak sekolah belum memanfaatkan media dengan baik untuk memberikan informasi mengenai penggunaan dana kepada stakeholders, serta
dalam penerapan prinsip akuntabilitas, yaitu kurangnya keterlibatan stakeholders dalam pengelolaan dana BOS dan laporan keuangan dana BOS
hanya diberikan kepada stakeholders internal yaitu, pemerintah dan sekolah.
9
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 162PMK.052013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara pasal 9 ayat 1 dan 2.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan Dana
BOS yang ada di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan. Dengan judul
“Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Adanya keterlambatan pencairan dana BOS sehingga menyebabkan terbatasnya sumber dana yang dimiliki sekolah.
2. Adanya keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola dana BOS sehingga terjadinya pengalihan tugas yaitu pengangkatan guru
PNS sebagai Bendahara. 3. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran
sekolah. 4. Belum adanya media sebagai alat informasi mengenai pelaporan dana
BOS kepada stakeholders. 5. Kurangnya akuntabilitas sekolah dalam mengelola dan melaporkan
keuangan dana BOS kepada stakeholdersmasyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Dengan adanya keterbatasan waktu, pikiran, dana dan sarana yang ada maka peneliti merasa perlu memberikan batasan permasalahan agar hasil
penelitian lebih fokus. Dan agar pembahasan ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka Penulis hanya membatasi dan membahas mengenai:
akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Setelah membatasi masalah, penulis merumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang
Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03
Kota Tangerang Selatan?
F. Kegunaan manfaat penelitian
Hasil penelitian terhadap penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang
Selatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Secara teoritisakademik, hasil penelitian ini diharapkan akan menambah
wawasan mengenai penerapan manajemen keuangan pendidikan. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan
memberikan sumbangan pemikiran : a. Bagi sekolah, adanya penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan
penerapan manajemen keuangan pendidikan dalam mengelola dana BOS yang baik agar terpenuhinya kebutuhan sekolah dan kualitas
pendidikan yang baik. b. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kepekaan sosial dengan berkontribusi untuk lebih bijak dalam menyikapi masalah dana di sekolah.
c. Bagi Dinas Pendidikan PEMDA, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam pengambilan kebijakan yang lebih
bijak mengenai pemberian dana sekolah Provinsi. d. Bagi penelitian lainnya, adanya penelitian ini dapat menambah
pengetahuan terkait dengan akuntabilitas dan transparansi anggaran dalam pengelolaan dana BOS serta dapat dijadikan literature dalam
salah satu referensi untuk menindak lanjuti penelitian sebelumnya.
9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
1. Pengertian BOS
Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS adalah bantuan yang diberikan pemerintah dari pengurangan subsidi bahan bakar minyak
kepada sekolah untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperolah
layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Dengan adanya Bantuan Operasional
Sekolah BOS, maka pihak sekolah dan orang tua terbantu untuk menjalankan pendidikan yang layak bagi anak.
1
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan
pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.
2
Menurut Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak dll. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan.
3
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah BOS adalah program nasional pemerintah dalam
rangka membantu meringankan pembiayaan program pendidikan demi tuntasnya wajib belajar 9 tahun.
1
Kompri, Manajemen Sekolah Teori Praktek,Bandung: Alfabeta, 2014, h. 238.
2
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2015, h. 2
3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2015, h. 2
10
2. Tujuan Dana BOS
Program Bantuan Operasional Sekolah BOS bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan
bagi siswa yang lain, agar mereka memperolah layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada 34 ayat 1 menjelaskan bahwa setiap warga nnegara yang berusia 6 enam
tahun dapat mengikuti program wajib belajar, dan ayat 2 menjelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Sedangkan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomer 47 tahun 2008 tentang
Wajib Belajar pada pasal 1 ayat 2 menyebutkan pendidikan dasar sebagai jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah, bentuk Sekolah
Dasar SD dan Madrasah Ibtidtidaiyah MI atau bentuk alin yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs
atau bentuk lain yang sederajat.
1
Secara khusus program BOS bertujuan untuk: 1. Membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik SDSDLB negeri
dan SMPSMPLBSD-SMP SatapSMPT negeri terhadap biaya operasi sekolah;
2. Membebaskan pungutan seluruh peserta didik miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;
3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik di sekolah swasta.
2
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menyediakan dana atau pembiayaan pendidikan minimal 20 dalam APBN dan APBD sebagai
1
Kompri, Manajemen Sekolah Teori Praktek,Bandung: Alfabeta, 2014, h. 240
2
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2015, h. 4