yang ditumbuhi jamur. Biasanya kehadiran kutu buku dapat diketahui dari telur yang ditinggalkan atau sisa bangkai yang
menempel di dekat jilidan atau bagian pada kertas. 5.
Tikus Hewan yang terkenal sangat rakus ini tidak hanya
berbahaya bagi para petani pemilik ladang dan sawah, tetapi juga bagi rumah dan perpustakaan. Ada berbagai jenis tikus, tapi tidak
semua jenis tikus dikenal sebagai perusak buku. Binatang ini biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan
kadang-kadang kertas disobek-sobek dan dikumpulkan untuk dijadikan sarang
26
2. Faktor Fisika
Selain faktor biologi seperti: jamur, serangga dan binatang pengerat dan sebagainya, masih ada perusak bahan pustaka yang hebat
yaitu faktor fisika di antaranya, yaitu:
a. Debu
Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela, atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila
debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi
rapuh dan cepat rusak. Disamping itu, keadaan ruangan perpustakaan yang lembab, debu yang bercampur dengan air yang lembab akan
26
Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip Jakarta: Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992, h. 24
menimbulkan jamur pada buku.
27
Debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan mempunyai daya rusak
yang paling tinggi. b.
Cahaya Cahaya
yang digunakan
untuk menerangi
ruangan perpustakaan dan arsip adalah bentuk energi elektromagnetik yang
berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Sinar-sinar yang terdapat dalam cahaya dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut
panjang gelombangnya, yaitu sinar ultraviolet dengan panjang gelombang antara 300-400 milimikron, sinar-sinar dalam cahaya
tampak merah, hijau, kuning dengan panjang gelombang antara 400- 760 miliikron dan sinar inframerah dengan panjang gelombang lebih
besar dari 760 milimikron. Makin kecil gelombang suatu sinar, makin besar energi yang
dihasilkan. Sinar yang panjang gelombangnya kecil seperti ultraviolet inilah yang berperan dalam merusak kertas. Kerusakan yang terjadi
karena pengaruh sinar ultraviolet adalah memudarnya tulisan, sampul buku, warna bahan cetakan, dan peta, juga mengakibatkan kertas
menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan. Kerusakan ini disebabkan karena aksi dari energi, adanya bahan tambahan dan residu bahan
pemutih pada saat proses pembuatan kertas, adanya partikel-partikel logam dalam kertas serta adanya uap air dan oksigen di sekitar kertas.
27
Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka Jakarta: Universitas Terbuka, 1993,h. 44
c. Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu dan kelembaban udara merupakan faktor perusak yang sangat berpengaruh bagi bahan pustaka. Kombinasi antara kelembaban
yang tinggi dengan suhu temperatur yang tinggi akan menyuburkan pertumbuhan jamur dan serangga. Semakin rendah suhu penyimpanan
dan kelembaban
udara, makin
lama bahan
kertas dapat
mempertahankan kekuatan fisiknya. Sebaliknya apabila suhu udara tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan warna kertas
menjadi kuning. Udara yang lembab dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan asam yang ada pada kertas terhidrolisa,
bereaksi dengan partikel logam dan memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa. Perubahan suhu pada saat kertas mengandung
banyak air iniyang menyebabkan struktur kertas menjadi lemah.
28
Jika suhu udara naik, kelembaban udara akan turun dan air yang ada dalam
kertas dilepas, sehingga kertas menjadi kering dan volumenya menyusut.
29
3. Faktor Kimia
Kertas tersusun dari senyawa-senyawa kimia, yang lambat laun akan terurai, dan akhirnya kertas menjadi rusak. Peruraian tersebut
disebabkan oleh reaksi-reaksi oksidasi dan hidrolisis, yang dipengaruhi pula oleh suhu cahaya.
30
Oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya
28
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja Jakarta: Grasindo, 2007, h. 92
29
Kris Adri Styarto, “Kerusakan Pada Bahan Pustaka dan Cara Pencegahannya”, Media
Pustakawan, no.1 2001, h. 24
30
Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip Jakarta: Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992, h. 17
oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas. Hidrolisis
adalah reaksi yang terjadi karena adanya air H20. Reaksi hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga
mengurangi kekuatan serat. Akibatnya, kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh. Kandungan asam dalam kertas akan mempercepat
kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi hidrolisis. Tinta merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta
dibuat dengan mencampurkan asam tanat dan garam besi serta ditambah dengan asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat
dengan baik. Oleh karena itu asam merupakan zat berbahaya bagi kertas
yang harus dihilangkan. 4.
Faktor Manusia dan Faktor Lain
a. Manusia
Manusia memegang peranan penting dalam penggunaan dan penanganan bahan pustaka. Apabila manusia melakukan
kesalahan dalam melakukan peran, maka manusia dapat tergolong sebagai perusak bahan pustaka. Bahan pustaka dapat rusak karena
pemakaian yang berlebihan dalam memegangnya. Menurut Dureau and Clements, bahan pustaka di ruang baca dapat rusak karena
kecerobohan pembaca. b.
Bencana Alam Banyak yang tidak menduga bahwa bencana alam adalah
salah satu faktor penyebab rusaknya bahan pustaka. Bencana alam