meningkatkan prosentase kelembaban didalam ruangan perpustakaan, sehingga buku dan bahan pustaka lainnya dapatmenjadi lembab dan
mudah terserang jamur atau hama lainnya.Faktor ini dapat ditimbulkan berbagai sebab, misal: atap genting perpustakaan yang
bocor, ataupun terkena musibah banjir, air buangan pipa pemanasan sentral, alat pendingin udara, rembesan dinding, jendela terbuka dan
sebagainya. d.
Api Api bagi manusia mempunyai dua sifat yaitu menguntungkan
dan merugikan. Misalnya dalam kehidupan sehari-hariibu rumah tangga, api sangat berguna untuk aktifitas memasak. Api dianggap
merugikan apabila adanya kelalaian dalam penggunaannya, salah satu akibatnya yaitu menimbulkan kebakaran. Dalam dunia perpustakaan,
api juga merupakan bahaya utama.
32
Banyak koleksi bahan pustaka berharga dan fasilitas perpustakaan yang tidak murah harganya
mengalami kerusakan berat atau bahkan kepunahan dikarenakan kebakaran. Perlindungan terhadap bahaya ini bisa dicegah dengan
dimulai dari desain arsitek dan perbaikan bahan bangunan. Ruangan yang terbuka lebar, tangga hias yang diperkirakan akan menjadi
cerobong penyebaran api harus dihindari.
33
Hal ini dimaksudkan agar api tidak menyebar.
32
Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1990, h. 14
33
Agnes Karya Wijayant i, “Pemeliharaan Pustaka Untuk Menjaga Kelestariannya.” Warta
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, vol. 3 no.3, Desember 1995: h. 4
E. Pencegahan Kerusakan Naskah
Usaha melakukan pencegahan kerusakan naskah yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih tepat daripada melakukan
perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Koleksi naskah yang belum rusak supaya tidak terkontamiasi dengan perusak koleksi tersebut
dapat dicegah dengan melakukan kegitan pencegahan. Sedangkan untuk bahan pustaka yang sudah mengalami kerusakan perlu dilakukan perbaikan
agar kerusakan tidak menjadi parah, sehingga proses kerusakan terhenti. Usaha-usaha untuk melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang
disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: 1.
Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Biologi
Kerusakan yang disebabkan oleh faktor biologi biasanya disebabkan oleh jamur, serangga dan binatang pengerat. Mencegah
kerusakan yang disebabkan pada jamur, ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dalam usaha pencegahan kehadiran jamur, yaitu
melakukan pemeriksaan dalam kelembaban ruangan atau tempat penyimpanan bahan pustaka, pemberian obat anti jamur pada sampul
buku, menjaga kebersihan buku dari kotoran, menjaga bahan pustaka dari kehadiran debu, tidak menggunakan perekat yang mengandung
omlyum untuk menjilid, sebaiknya untuk menjilid digunakan bahan sistesis seperti polyvinyl acetat dan suhu ruangan diatur sedemikian
rupa sehingga jamur tidak berkembang biak di dalam buku.
34
34
Lasa, HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, h. 161
Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh serangga ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dalam usaha pencegahan
kehadiran serangga yaitu melalui penyemprotan dengan menggunakan bahan insektisidan bahan pembasmi serangga, penggunaan sistem
pengumpanan, penuangan larutan racun ke dalam lubang, dan penaburan kapur barus pada rak-rak buku secara berkala.
35
2. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Fisika
Temperatur dan kelembaban yang ideal bagi bahan pustaka dan arsip adalah 20-24ºC. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kondisi
yang ideal adalah memasang suhu pengatur udara Air Conditioner AC. Oleh karena iu, diperlukan usaha-usaha pencegahan agar bahan-
bahan pustaka tidak terlalu mengalami kerusakan dengan cara penggunaan AC harus dilakukan dalam 24 jam yang ruangannya harus
selalu tertutup.
36
Jika AC dipasang hanya setengah hari saja, maka kelembaban akan berubah-ubah. Untuk mencegah kerusakan bahan
pustaka dari pengaruh temperatur dan kelembaban udara adalah dengan membuat ventilasi yang sempurna. Jika terjadi kelembaban
udara yang tinggi, dapat diturunkan dengan dehumidifier atau silicagel. Dehumidifier digunakan untuk menurunkan kelembaban udara dalam
ruangan tertutup sedangkan silicagel untuk menurunkan kelembaban udara dalam lemari atau filing cabinet.
37
35
Suwija Nyoman, Laporan Penelitian: Upaya Pelestarian Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Udayana Denpasar: Universitas Udayana, 1995, h. 95
36
Perpustakaan Nasional, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002, h. 28-29
37
Muhammadin Razak, Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1995, h. 30
Cara lain yang perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih bagi bahan pustaka yang sudah terkena debu bisa diadakan
dengan membersihkan buku dari debu. Cara pembersihannya bisa dengan kuas, vacuum cleaner, karet busa spon, atau bulu ayam. Serta
merawat gedung dan seluruh ruangannya dengan baik untuk mencegah uap air selama musim hujan. Dan untuk bangunan gedung
perpustakaan seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan pengawetan.
38
Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk penerangan perpustakaan, yaitu cahaya matahari dan cahaya lampu listrik. Dalam
cahaya ini mengandung sinar ultra violet yang dapat merusak bahan pustaka. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, baik yang
langsung atau pantulan harus dihalangi dengan kain gorden atau disaring dengan filter untuk mengurangi radiasi ultraviolet
.
39
3. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Kimia
Sumber keasaman yang berasal dari dalam kertas antara lain residu dari bahan-bahan kimia yang digunakan pada waktu pembuatan
kertas serta tinta sebagai alat tulis ternyata juga mengandung asam, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada kertas.
40
Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan dan perbaikan yang telah mengalami
kerusakan, seperti menetralkan asam yang terkandung dalam kertas
38
Halim Sobri dan M.Syafe‟i,”Peranan Pelestarian Koleksi Bahan Pustaka Berbasis Kertas. Tinjauan Penyimpanan Sebagai Bahan dari Pelestarian
”, Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, vol. 22, no. 2 Juli-Desember 2006: 39
39
Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka Jakarta: Universitas Terbuka, 1993, h. 45
40
Muhammadin Razak,Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip Jakarta: Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992, h. 17
dengan deasidifikasi atau memberi bahan penahan buffer.Cara lainnya yaitu menyimpan dan menata kertas dan buku dalam lemari
kaca atau untuk kertas lembaran disimpan dalam kotak-kotak karton bebas asam, dan dengan memilih bahan pustaka yang baik dengan
teliti perlu dilihat jelas jenis kertas dan tulisan.
41
4. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Manusia dan
Faktor Lainnya.
a. Manusia
Banyak yang tidak menduga bahwa kerusakan bahan pustaka tidak hanya dirusak oleh faktor biota, fisika dan faktor lainnya.
Manusia merupakan perusak utama yang sangat berbahaya dan hal ini tidak disadari oleh pemustaka maupun pustakawan. Kerusakan
memberi informasi mengenai cara-cara memperlakukan bahan pustaka, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam
perpustakaan, dilarang mencoret-coret atau melipat buku secara sembarangan
serta dipasang
peraturan penggunaan
bahan pustaka.
42
Selain itu banyaknya pemustaka yang berkunjung menyebabkan adanya kemungkinan yang lebih besar dari kerusakan
naskah asli. Hal ini cenderung menyebabkan kerusakan naskah secara fisik karena naskah di akses oleh pemustaka dari tangan ke tangan.
Upaya pencegahannya perpustakaan sebaiknya menyediakan copy
41
Daryono, “Pemeliharaan
Bahan Pustaka
di Perpustakaan”.
http:daryono.staff.uns.ac.id20090323pemeliharaan-bahan-pustaka-di-perpustakaan . Diakses
pada tanggal 10 November 2014 jam 11.00 WIB
42
Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka Jakarta: Universitas Terbuka, 1992, h. 46