Gaya Kepemimpinan Kontinum Gaya Kepemimpinan

jabatan yang dijabat memang jauh di atas kemampuanya, kurang mengerti apa kaitan antara tugas dan tujuan organisasi, mempunyai sesuatu yang diharapkan tetapi tidak sesuai dengan ketersediaan dalam organisasi. M2: Tingkat Kematangan Anggota Rendah ke Sedang atau Moderat Rendah. Ciri – cirinya yaitu anggota tidak mampu melaksanakan tetapi mau bertanggung jawab, yaitu walaupun kemampuan dalam melaksanakan tugasnya rendah tetapi memiliki rasa tanggung jawab sehingga ada upaya untuk berprestasi. Mereka yakin akan pentingnya tugas dan tahu pasti tujuan yang akan dicapai. Penyebabnya anggota belum berpengalaman atau mengikuti pelatihan dan pendidikan tetapi memiliki motivasi yang tinggi, menduduki jabatan baru dimana semangat tinggi tetapi bidangnya baru dan selalu berupaya mencapai prestasi, punya harapan yang sesuai dengan ketersediaan yang ada dalam organisasi. M3: Tingkat Kematangan Anggota Sedang ke Anggota Tinggi atau Moderat Tinggi. Ciri-cirinya yaitu anggota mampu melaksanakan tetapi tidak mau dengan kata lain mereka mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas tetapi karena suatu hal tidak yakin akan keberhasilan sehingga tugas tersebut tidak dilaksanakan. Penyebabnya anggota merasa kecewa atau frustasi misalnya baru saja mengalami alih tugas dan tidak puas dengan penempatan baru. M4: Tingkat Kematangan Anggota Tinggi. Ciri-cirinya yaitu anggota mau dan mampu dengan kata lain kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas atau pun memecahkan masalah dan punya motivasi tinggi serta besar tanggung jawabnya. Mereka adalah yang berpengalaman dan punya kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas. Mereka mendapat kepuasan atas prestasinya dan yakin akan selalu berhasil. Beragamnya tingkat kematangan anggota membuat seorang pemimpin memiliki macam-macam perlakuan yang berbeda pula sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi. Dalam model kepemimpinan situasional ada beberapa hal yang menjadi dasar melaksanakan yaitu : • Kadar bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin Perilaku Tugas. • Kadar dukungan sosio emosional yang disediakan oleh pemimpin Perilaku Hubungan. • Tingkat escapan atau kematangan yang diperlihatkan oleh anggota dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Hersey Blanchard 1982, ada empat gaya Kepemimpinan yang harus diadopsi dan disesuaikan dengan 4 karakter kesiapan dan kematangan bawahan. Empat gaya kepemimpinan situasional dalam teori ini adalah : a. Gaya S1 : Memberikan tahu telling. Gaya ini ditandai dengan komunikasi satu arah, bersifat instruksi-instruksi yang mengarahkan bawahan secara ketat di dalam menyelesaikan tugas- tugasnya. b. Gaya S2 : Mempromosikan selling. Gaya ini ditandai dengan komunikasi dua arah dari pemimpin, walaupun masih memberikan pengarahan tetapi pemimpin meminta masukan dari bawahan sebelum membuat keputusan. Pemimpin Juga memberikan dukungan sosioemosional agar bawahan turut bertanggung jawab dalam pekerjaanya. c. Gaya S3 : Berpartisipasi participating. Pemimpin selalu melibatkan bawahan untuk berpartisipasi di dalam setiap aktivitas kerja. d. Gaya S4 : Mendelegasikan delegating. Gaya ini ditandai dengan kebebasan dan pendelegasian tugas serta wewenang yang luas kepada bawahan. Pemimpin hanya memberikan sedikit pengarahan dan pengawasan, karena kemampuan dan keahlian bawahan sangat tinggi dalam menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan efesien. Menurut Siagian 2005, gaya kepemimpinan dapat dikategorikan menjadi lima tipe, yaitu 1. Gaya Otokratik yang dalam hal pengambilan keputusan, seorang manajer yang otokratik akan bertindak sendiri, menggunakan pendekatan formal dalam pemeliharaan hubungan, gaya otokratik berpendapat bahwa para bawahanya mempunyai tingkat kedewasaan lebih rendah dari pada pemimpin.