kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi diantara orang-orang yang menginginkan perubahan secara signifikan dan
perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya. Pengaruh influence dalam hal ini berarti hubungan diantara
pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif, tetapi merupakan status hubungan timbal balik dan tanpa paksaan. Dengan demikian kepemimpinan
itu sendiri merupakan suatu proses yang saling mempengaruhi yang diharapkan dapat menciptakan status perubahan yang signifikan bukan mempertahankan
status quo. Kepemimpinan merupakan aktivitas orang-orang yang terjadi diantara orang-orang dan bukan yang terjadi untuk orang-orang sehingga kepemimpinan
melibatkan pengikut followers. Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Sebagian besar definisi tentang kepemimpinan seperti apa yang di
kemukakan oleh para pakar, mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan
pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi.
Beberapa definisi lain dari kepemimpinan yang telah diusulkan tidak terlihat kesamaanya. Definisinya berbeda dengan berbagai hal, termasuk siapa yang bisa
menanamkan pengaruhnya, maksud tujuan dari pengaruh itu, cara menanamkan pengaruh, dan hasil dari pengaruh itu sendiri. Perbedaan ini bukan hanya pada
masalah perbedaan
pandangan ilmiah
saja. Tetapi
perbedaan yang
memperlihatkan ketidaksetujuan yang mendalam mengenai identifikasi pemimpin dan proses kepemimpinan.
2.1.2 Teori Kepemimpinan
Leader adalah
seorang pemimpin
yang mempunyai
sifat-sifat kepemimpinan dan kewibawaan personality authority. Falsafah kepemimpinnya
bahwa pemimpin adalah untuk bawahan dan milik bawahan. Pelaksanaan kepemimpinannya cenderung menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas,
dan internal motivasi para bawahan dengan cara persuasif. Hal ini semua akan diperoleh karena kecakapan, kemampuan, dan perilakunya. Head adalah seorang
pemimpin yang dalam melaksanakan kepemimpinannya hanya atas kekuasaan
power yang dimilikinya. Falsafah kepemimpinannya bahwa bawahan adalah untuk pimpinan. Pemimpin menganggap dirinya paling berkuasa, paling cakap,
sedangkan bawahan hanya dianggap pelaksana kputusan-keputusan saja. Pelaksanaan kepemimpinannya dengan memberikan instruksiperintah-perintah,
ancaman hukuman, dan pengawasan yang ketat. Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi
sifat-sifat characteristic yang tampak. Pendekatan kedua bermaksud menigdentifikasikan perilaku-perilaku berhaviors pribadi yang berhubungan
dengan kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang memiliki sifat-sifat tertentu atau memperagakan
perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun di mana dia berada. Pemikiran dan penelitian sekarang mendasarkan pada
pendekatan ketiga, yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan. Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektivitas
kepemimpinan bervariasi sesuai dengan situasi dan tugas-tugas yang dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi, pengalaman masa
lalu pemimpin dan bawahan dan sebagainya. Dengan demikian ketiga faktor pendekatan tersebut yang merupakan faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.
2.1.3 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam
memimpin. Menurut Rivai 2009, gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan startegi yang disukai dan sering diterapkan ole seorang pemimpin.
Sedangkan menurut Hersey dan Blanchard 1982, berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen,
yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard
1982 mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan k merupakan suatu fungsi dari pimpinan p, bawahan b dan situasi tertentu s., yang dapat
dinotasikan sebagai : k = f p, b, s.