57
6.1. Rasa
Rasa merupakan salah satu sifat sensori yang penting dalam penerimaan suatu produk pangan. Senyawa-senyawa citarasa pada produk pangan dapat
memberikan rangsangan pada indera penerimaan saat pengecapan. Hasil uji rating hedonik atribut rasa terhadap ketiga formula spreads ubi jalar berkisar
3,83-4,13  netral  sampai  suka.  Berdasarkan  pengolahan  uji  statistik  pada Lampiran 18 menunjukkan ketiga formula tidak berbeda nyata untuk atribut
rasa.
6.2. Aroma
Umumnya  aroma  yang  diterima  oleh  hidung  dan  otak  lebih  banyak merupakan berbagai campuran aroma. Aroma makanan banyak menentukan
penilaian terhadap makanan tersebut. Skor uji rating hedonik atribut aroma pada  ketiga  formula  spreads  ubi  jalar  berkisar  3,63-3,7  netral.  Hasil
pengolahan data dengan menggunakan ANOVA menunjukkan aroma ketiga formula spreads tidak berbeda nyata Lampiran 19.
6.3. Warna
Warna merupakan istilah umum untuk semua pengindraan yang berasal dari  aktivitas  retina  mata.  Jika  cahaya  mencapai  retina,  mekanisme  saraf
mata  menanggapi,  salah  satunya  memberi  sinyal  warna  DeMan,  1997. Bersama-sama  dengan  aroma,  rasa,  dan  tekstur,  warna  memegang  peranan
penting  dalan  penerimaan  suatu  produk  pangan.  Hasil  uji  organoleptik menunjukkan nilai skor atribut warna spreads ubi jalar adalah sebesar 3,83-
4,03 netral hingga suka. Berdasarkan pengolahan data statistik Lampiran 20 menunjukkan penerimaan panelis terhadap atribut warna ketiga formula
spreads ubi jalar tidak berbeda nyata.
7. Pemilihan Formula Terbaik
Penentuan    formula  terbaik  dipilih  berdasarkan  lima  parameter,  yaitu total antosianin, kestabilan emulsi, warna, daya oles secara objektif, dan uji
organoleptik.  Hasil  analisis  total  antosianin  dan  intensitas  warna  ketiga formula spreads ubi jalar menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
dari  setiap  formula.  Hal  ini  menyebabkan  analisis  total  antosianin  serta
58 intensitas  warna  spreads  ubi  jalar  tidak  digunakan  sebagai  parameter
pemilihan formula terbaik. Berdasarkan  uji  statistik  menunjukkan  formula  S3M1  memiliki  emulsi
yang paling stabil. Formula S2M1 memiliki kestabilan emulsi kedua terbaik dan formula S1M1 memiliki kestabilan emulsi paling rendah diantara ketiga
formula.  Namun  formula  S3M1  menurut  uji  statistik  memiliki  tingkat kecerahan  tertinggi  sedangkan  formula  S1M1  memiliki  tingkat  kecerahan
yang paling rendah. Berdasarkan  hasil  pengolahan  data  menggunakan  ANOVA  untuk  uji
rating  hedonik  terhadap  atribut  rasa,  aroma,  dan  warna  menunujukkan ketiga formula spreads ubi jalar tidak berbeda nyata. Hasil analisis untuk uji
rating intensitas daya oles menunjukkan formula S1M1 memiliki intensitas daya oles tertinggi. Formula S2M1 dan spreads komersil memiliki intensitas
daya oles yang tidak berbeda nyata dan memiliki intensitas daya oles kedua terbaik.  Uji  tingkat  kesukaan  terhadap  atribut  daya  oles  menunjukkan
formula  S2M1  dan  S1M1  paling  disukai  sedangkan  formula  S3M1 merupakan formula spreads ubi jalar yang paling tidak disukai atribut daya
olesnya. Karakteristik  utama  dari  produk  spreads  adalah  kemudahannya  untuk
dioles  serta  memiliki  emulsi  yang  paling  stabil.  Walaupun  formula  S3M1 memiliki  emulsi  yang  paling  stabil,  formula  ini  memiliki  penerimaan  serta
tingkat daya oles yang paling rendah. Selain itu formula ini memiliki tingkat kecerahan yang paling tinggi. Oleh karena itu, formula S3M1 tidak menjadi
fomula terbaik. Formula  S1M1  memiliki  tingkat  penerimaan  dan  intensitas  daya  oles
tertinggi.  Namun  kestabilan  emulsi  formula  ini  paling  rendah,  sehingga formula  S1M1  juga  bukan  merupakan  formula  terbaik.  Walaupun  formula
S2M1  memiliki  stabilitas  emulsi  kedua  terbaik,  formula  ini  paling  disukai atribut daya olesnya oleh panelis. Selain itu, formula ini memiliki intensitas
daya  oles  yang  tidak  berbeda  nyata  dengan  spreads  komersil.  Oleh  karena itu dapat diputuskan bahwa formula S2M1 merupakan formula  spreads ubi
jalar terbaik.
59
8. Analisis Proksimat