Pemerintahan GAMBARAN UMUM LOKASI

Pemda Kabupaten Luwu untuk menyiapkan produk-produk hukum yang menjadi acuan dalam pengeloaan wilayah pesisir termasuk langkah strategis dalam memproteksi perilaku merusak sumberdaya pesisir, namun pada sisi lain juga dapat mempersempit ruang atau akses masyarakat terhadap sumberdaya pesisir sehingga pada sisi lain akan meyebabkan kemiskinan nelayan yang berkepanjangan.

4.4. Pemerintahan

Pemerintah Pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.34 tahun 1952 tentang Pembubaran Daerah Sulawesi Selatan bentukan Belanda termasuk daerah yang berstatus kerajaan. Peraturan Pemerintah No.56 tahun 1951 tentang Pembentukan Gabungan Sulawesi Selatan. Dengan demikian daerah gabungan tersebut dibubarkan dan wilayahnya dibagi menjadi 7 tujuh daerah swatantra. Satu di antaranya adalah daerah Swatantra Luwu yang mewilayahi seluruh daerah Luwu dan Tana Toraja dengan pusat Pemerintahan berada di kota Palopo. Berselang beberapa tahun kemudian, Pemerintah Pusat menetapkan beberapa Undang-Undang Darurat, antara lain ; Undang-Undang Darurat No. 2 Tahun 1957 tentang Pembubaran Daerah Makassar, Jeneponto dan Takalar, Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1957 tentang Pembubaran Daerah Luwu dan Pembentukan Bone, Wajo dan Soppeng. Dikeluarkannya Undang-Undang Darurat No. 4 Tahun 1957, maka daerah Luwu menjadi daerah Swatantra dan terpisah dengan Tana Toraja. Daerah Swatantra Luwu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Darurat No.3 Tahun 1957 adalah meliputi, Kewedanaan Palopo, Kewedanaan Masamba, dan, Kewedanaan Malili http:www.luwukab.go.id. Tanggal 1 Maret 1960 ditetapkan PP Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pembentukan Propinsi Administratif Sulawesi Selatan mempunyai 23 Daerah Tingkat II, salah satu diantaranya adalah Daerah Tingkat II Luwu. Untuk menciptakan keseragaman dan efisiensi struktur pemerintahan daerah, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.1100 Tahun 1961, dibentuk 16 Distrik di Daerah Tingkat II Luwu, yaitu, Wara, Larompong, Suli, Bajo, Bupon, Bastem, Walenrang, Limbong, Sabbang, Malangke, Masamba, Bone-bone, Wotu, Mangkutana, Malili dan Nuha. Beberapa bulan kemudian, SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.2067 Tahun 1961 tanggal 18 Desember 1961 tentang Perubahan Status Distrik di Sulawesi Selatan termasuk di Daerah Tingkat II Luwu menjadi kecamatan diterbitkan. Dengan berpedoman pada SK tersebut, maka status distrik di Daerah Tingkat II Luwu berubah menjadi kecamatan dan nama- nama kecamatannya tetap berpedoman pada SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 1100 Tahun 1961 tertanggal 16 Agustus 1961, dengan luas wilayah 25.149 km2. Pada tahun 1999, awal bergulirnya Reformasi di seluruh wilayah Republik Indonesia, dimana telah dikeluarkannya Undang-undang No.22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan di Daerah, dan mengubah mekanisme pemerintahan yang mengarah pada Otonomi Daerah, tepatnya pada tanggal 10 Februari 1999, oleh DPRD Kabupaten Luwu mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 03KptsDPRDII1999, tentang Usul dan Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Dati II Luwu yang dibagi menjadi dua Wilayah Kabupaten dan selanjutnya Gubernur KDH Tk.I Sul-Sel menindaklanjuti dengan Surat Keputusan No.136776OTODA tanggal 12 Februari 1999. Akhirnya pada tanggal 20 April 1999, terbentuklah Kabupaten Luwu Utara ditetapkan dengan Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun1999 http:www.luwukab.go.id. Pemekaran Wilayah Kabupaten Dati II Luwu terbagi atas Kabupaten Dati II Luwu dengan batas Saluampak Kecamatan Lamasi dengan batas Kabupaten Wajo dan Kabupaten Tator, dari 16 kecamatan, yaitu Kecamatan Lamasi, Walenrang, Pembantu Telluwanua, Warautara, Wara, Pembantu Waraselatan, Bua, Pembantu Ponrang, Bupon, Bastem, Pembantu Latimojong, Bajo, Belopa, Suli, Larompong, Pembantu Larompong Selatan. Kabupaten Luwu Utara dengan batas Saluampak Kecamatan Sabbang sampai dengan batas Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, terdiri dari 19 Kecamatan, yaitu Kecamatan Sabbang, Pembantu Baebunta, Limbong, Pembantu Seko, Malangke, Malangke Barat, Masamba, Pembantu Mappedeceng, Pembantu Rampi, Sukamaju, Bone- bone, Pembantu Burau, Wotu, Pembantu Tomoni, Mangkutana, Pembantu Angkona, Malili, Nuha, Pembantu Towuti BPS Luwu Utara, 2002.

4.5. Potensi Sumberdaya Pesisir Kabupaten Luwu