Tabel 10. Komunitas lamun di Pulau Harapan
Bulan Transek
Garis n
Penutupan Lamun Komposisi Spesies Lamun
Rata-rata SD
Th Cr
Cs Hu
Hp Juni
2010 1
11 5,45
± 8,50 5,45
- -
- -
2 11
3,64 ± 2,34
3,64 -
- -
- 3
11 25,00
± 35,50 8,32
- 0,09
16,59 -
September 2010
1 11
9,09 ± 11,58
8,00 0,45
0,45 -
0,18 2
11 17,27
± 18,22 12,73
- 4,09
- -
3 11
30,00 ± 31,38
7,73 11,55
10,73 -
- Januari
2011 1
11 7,73
± 8,76 7,73
- -
- -
2 11
11,36 ± 13,62
8,45 -
2,91 -
- 3
11 16,36
± 17,62 9,91
- 6,45
- -
Mei 2011
1 11
2,73 ± 2,61
2,64 -
0,09 -
- 2
11 4,09
± 7,35 2,82
- 1,27
- -
3 11
14,09 ± 10,44
7,36 0,45
1,82 -
4,45 Keterangan : n = Jumlah transek kuadrat
SD = Standar deviasi Th = Thalassia hemprichii
Ea = Enhalus acoroides Cr = Cymodocea rotundata
Hu = Halodule uninervis Cs = Cymodocea serrulata
Hp = Halodule pinifolia
a. Persen Penutupan Jenis Lamun Pulau Harapan
Gambar 7. Rata-rata penutupan lamun di Pulau Harapan
5 10
15 20
25 30
35
1 2
3
P enutupa
n L
a m
un
Transek Garis
Juni 2010 September 2010
Januari 2011 Mei 2011
Pada Gambar 7 dapat dilihat nilai persen penutupan lamun pada tiga transek garis pengamatan di Pulau Harapan memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada ketiga
transek garis dapat dilihat bahwa nilai persen penutupan lamun tertinggi terdapat di bulan September 2010. Sedangkan nilai persen penutupan lamun terendah pada
transek garis 1 dan 3 terdapat di bulan Mei 2011 dan pada transek garis 2 terdapat di bulan Juni 2010. Pada bulan Juni 2010-September 2010 terjadi peningkatan nilai
persen penutupan lamun pada ketiga transek garis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Khotib 2010 dimana terjadi peningkatan nilai persen penutupan lamun
di Pulau Harapan pada bulan Mei 2009-Oktober 2009. Namun terjadi penurunan nilai persen penutupan lamun yang dimulai dari bulan September 2010 sampai Mei
2011 pada ketiga transek garis. Penurunan nilai persen penutupan lamun ini dapat disebabkan oleh titik-titik tempat lamun itu tumbuh tidak memiliki kondisi yang
sesuai agar dapat mendukung perkembangan dari lamun itu sendiri. Faktor-faktor kondisi tersebut diantaranya adalah tersedianya nutrien yang cukup, pola penyebaran
lamun tersebut dan kondisi perairan sesuai dengan habitat lamun.
Tabel 11. Rata-rata persentase penutupan setiap jenis lamun di Pulau Harapan No
Jenis LT1
LT2 LT3
1 Thalassia hemprichii
5,95 6,91
8,33 2
Cymodocea rotundata 0,11
- 3,00
3 Cymodocea serrulata
0,14 2,07
4,77 4
Halodule uninervis -
- 4,15
5 Halodule pinifolia
0,05 -
1,11 Total
6,25 8,98
21,36 Spesies lamun yang memiliki nilai persen penutupan yang tertinggi di Pulau
Harapan adalah Thalassia hemprichii pada ketiga transek garis. Jenis lamun ini merupakan yang paling banyak ditemukan di lokasi pengamatan Pulau Harapan.
Dilihat dari nilai persen penutupan, kondisi komunitas lamun Pulau Harapan termasuk dalam kondisi rusak berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 200 Tahun 2004 tentang kriteria baku kerusakan dan pedoman penentuan status padang lamun dengan nilai miskin ≤ 29,9. Kerusakan ini terjadi karena adanya
gangguan dari aktivitas manusia seperti penggerukan pasir, limbah organik dan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, sehingga menyebabkan nilai
persen penutupan lamun menurun dan hanya beberapa jenis lamun yang dapat bertahan.
b. Komposisi jenis lamun Pulau Harapan