c. Frekuensi jenis lamun Pulau Harapan
Frekuensi jenis lamun menggambarkan bahwa penyebaran suatu jenis lamun di dalam suatu kawasan cukup luas dan merata. Tabel 12 menjelaskan bahwa spesies
Thalassia hemprichii tersebar luas dan cukup merata di ketiga transek garis, serta mempunyai nilai frekuensi jenis yang tinggi dibanding jenis lain. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kuriandewa 2009 bahwa jenis lamun yang paling luas sebarannya dan paling dominan di perairan Indonesia adalah Thalassia hemprichii.
Spesies lain yang ditemukan di semua stasiun dengan nilai frekuensi jenis yang lebih rendah dari Thalassia hemprichii adalah Cymodocea serrulata. Nilai frekuensi
masing-masing jenis lamun yang diamati di tiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rata-rata frekuensi jenis lamun di Pulau Harapan No
Jenis LT1
LT2 LT3
1 Thalassia hemprichii
0,66 0,68
1,00 2
Cymodocea rotundata 0,02
- 0,18
3 Cymodocea serrulata
0,05 0,23
0,39 4
Halodule uninervis -
- 0,07
5 Halodule pinifolia
0,05 -
0,16 Rata-rata
0,13 0,15
0,30 Berdasarkan hasil pengamatan jenis lamun yang ditemukan di Pulau Harapan
lebih sedikit dibandingkan dengan jenis lamun yang ada di Pulau Pramuka. Hilangnya beberapa jenis lamun dikawasan ini dapat terjadi karena letak lokasi ini
sangat dekat dengan pemukiman warga, sehingga aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan terjadinya degradasi padang lamun.
d. Tinggi Kanopi Lamun Pulau Harapan
Tinggi kanopi lamun selama pengamatan di Pulau Harapan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13. Tinggi kanopi lamun Pulau Harapan Bulan
Transek Garis
n Tinggi kanopi cm
Rata-rata SD
Minimal Maksimal Juni
2010 1
11 16,20
± 14,49 11,0
34,0 2
11 4,36
± 3,02 3,8
7,5 3
11 7,05
± 4,92 4,0
21,3 September
2010 1
11 5,28
± 4,93 5,8
14,3 2
11 6,94
± 3,63 6,3
11,0 3
11 9,58
± 3,51 4,3
15,3 Januari
2011 1
11 5,59
± 3,35 2,7
8,7 2
11 6,70
± 3,69 5,0
10,7 3
11 8,00
± 3,23 3,5
14,2 Mei
2011 1
11 3,41
± 3,49 4,0
8,7 2
11 3,70
± 4,34 6,5
9,8 3
11 5,89
± 1,90 3,2
9,0
Keterangan : n : Jumlah transek kuadrat SD : Standar deviasi
Tinggi kanopi didefinisikan sebagai tinggi di atas dasar permukaan laut, yaitu 80 dari tunas lamun Duarte 2001. Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa
rata-rata tinggi kanopi yang diperoleh bervariasi. Pada transek garis 1 kanopi paling tinggi terdapat pada bulan Juni 2010 dan yang terendah terdapat pada bulan Mei
2011, sedangkan pada transek garis 2 dan 3, kanopi paling tinggi terdapat pada bulan September 2010 dan yang paling rendah pada bulan Mei 2011, Tinggi
maksimal dan minimal kanopi yang dapat dicapai lamun berbeda-beda tergantung jenisnya.
e. Persen Penutupan Epifit Pada Lamun Pulau Harapan