Tingkat Keberhasilan Unit Transplantasi Pertumbuhan dan Perkembangan Lamun Biomassa Lamun Analisis Komponen Utama Principal Component Analysis PCA

Keterangan : Fi = Frekuensi jenis ke-i Pi = Jumlah petak contoh dimana ditemukan jenis ke-i ∑ P = Jumlah total petak contoh yang diamati

3.6.2. Tingkat Keberhasilan Unit Transplantasi

Analisis data tingkat keberhasilan lamun transplantasi berupa analisis komparatif, yakni membandingkan data tingkat keberhasilan survival rate dengan menggunakan metode polybags setiap bulan pengamatan di Pulau Pramuka dan Pulau Harapan, Kepulauan seribu. 100 x No Nt SR  Keterangan : SR = Tingkat keberhasilan Nt = Jumlah unit transplantasi pada waktu t bulan No = Jumlah unit transplantasi pada waktu awal atau t = 0

3.6.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Lamun

Laju pertumbuhan daun lamun dihitung menggunakan rumus : t Lo Lt n Pertumbuha    Keterangan : Lo = Panjang daun pada pengukuran awal mm Lt = Panjang daun setelah waktu t mm  t = Selang waktu pengukuran hari

3.6.4. Biomassa Lamun

Biomassa lamun dihitung dengan menggunakan berat kering lamun dengan menggunakan rumus sebagai berikut Azkab 2008. A W B  Keterangan : B = Biomassa lamun gramm 2 W = Berat kering gram A = Luas area m 2

3.6.5 Analisis Komponen Utama Principal Component Analysis PCA

Analisis komponen utama PCA merupakan metode statistik deskriptif yang bertujuan untuk menampilkan dalam bentuk grafik model model matematika suatu informasi maksimum dari matriks data Jongman et al. 1995 in Kopalit 2010. Tujuan digunakannya analisis komponen utama dalam suatu matriks data yang berukuran besar adalah Bengen 2000: a Mengekstraksi informasi penting yang terdapat dalam suatu tabelmatriks data yang besar b Menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan interpretasi c Mempelajari suatu tabelmatriks data dari sudut pandang kemiripan antara individu dan hubungan antar variabel. Analisis komponen utama PCA ini mengkaji beberapa variabel seperti parameter fisika-kimia perairan, persen penutupan lamun, komposisi jenis lamun, lokasi dan waktu pengamatan, biomassa lamun, dan metode transplantasi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Parameter Fisika-Kimia Perairan

Kondisi lingkungan perairan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup biota perairan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan lingkungan perairan dengan mengukur nilai kualitas perairan tersebut, meliputi parameter fisika dan kimia. Nilai-nilai parameter fisika-kimia perairan di Pulau Pramuka dan Pulau Harapan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan Pulau Pramuka dan Pulau Harapan Parameter Baku Mutu Kriteria Habitat Pulau Pramuka Pulau Harapan Fisika Suhu C 28-30 28-30 1 29-31 29-30 Kedalaman cm - - 31-95 27-128 Kecerahan - - 100 100 Kimia Salinitas PSU 33-34 10-45 2 27-30 29 pH 7-8,5 7,8-8,5 1 7,5-8,0 7,5 DO mgl 5 - 9,64 7,63-9,64 Nitrat mgl 0,008 - 0,088-0,249 0,060-0,176 Orthofosfat mgl 0,015 - 0,018-0,041 0,010-0,049 Sumber : Baku mutu air aut untuk biota laut KepMen LH No. 51 Tahun 2004 Lampiran 4 1 Phillips dan Menez 1988 2 Heminga dan Duarte 2000

4.1.1. Parameter Fisika a.

Suhu Suhu perairan yang terukur pada Pulau Pramuka berkisar antara 29-31 o C dan pada Pulau Harapan berkisar antara 29-30 o C. Suhu perairan berkaitan erat dengan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan. Kisaran suhu pada Pulau Pramuka lebih besar, hal ini disebabkan karena pengukuran suhu di Pulau Pramuka dilakukan pada siang hari dimana intensitas cahaya matahari sangat tinggi, sedangkan di Pulau Harapan dilakukan pada pagi hari. Lamun dapat