mentolerir suhu perairan antara 20-36
o
C, tetapi suhu optimum untuk fotosintesis lamun berkisar 28-30
o
C Phillips dan Menez 1988. Jadi kisaran suhu pada saat penelitian berada pada kisaran yang optimum bagi tumbuhan lamun untuk
berfotosintesis.
b. Kedalaman
Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal. Kedalaman perairan di Pulau Pramuka berkisar antara 31-95 cm, dan pada Pulau
Harapan berkisar antara 27-128 cm. Hal ini menunjukkan bahwa lamun hidup pada kawasan dengan penetrasi cahaya yang masih baik, karena daerah perairan dangkal
dan kurang 40 meter Hemminga dan Duarte 2000. Namun Kisaran kedalaman pada perairan Pulau Harapan yang mencapai 128 cm, menyebabkan lamun sulit
melakukan proses fotosintesis secara optimal. Hal ini terjadi karena kondisi perairan Pulau Harapan yang agak keruh, sehingga lamun yang tumbuh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan Pulau Pramuka. Semakin keruh suatu perairan maka intensitas cahaya matahari untuk menembus dasar perairan menjadi terbatas dan kondisi ini
akan menghambat laju fotosintesis lamun di dalam air. Penyebaran lamun berbeda untuk setiap spesies sesuai dengan kedalaman air.
c. Kecerahan
Kecerahan perairan di Pulau Pramuka dan Pulau Harapan adalah sebesar 100, hal ini karena lokasi penelitian berada pada perairan yang dangkal dan
termasuk zona intertidal. Rata-rata kedalaman perairan di Pulau Pramuka adalah 62 cm dan 63 cm pada Pulau Harapan. Kecerahan perairan merupakan salah satu faktor
pembatas yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan lamun. Hal ini dikarenakan lamun membutuhkan perairan dengan kecerahan tinggi agar cahaya
matahari dapat menembus sampai ke dasar perairan, sehingga tumbuhan lamun dapat melakukan fotosintesis. Cahaya merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan
produksi lamun di perairan pantai yang keruh Hutomo 1997.
d. Substrat
Jenis substrat terdiri dari tiga komposisi, yaitu pasir, debu dan liat. Dominasi salah satu dari ketiga komposisi tersebut menentukan tipe substrat suatu perairan.
Hasil analisis di laboratorium menghasilkan nilai komposisi tekstur substrat dari masing-masing pulau dan nilai konsentrasi C-Organik dari substrat tersebut
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai komposisi tekstur dan kandungan C-Organik substrat
Substrat di Pulau Pramuka dan Pulau Harapan memiliki tipe substrat yang sama yaitu pasir. Namun ada perbedaaan komposisi tekstur substrat di kedua
pulau tersebut, sehingga terdapat perbedaan komposisi jenis lamun di Pulau Pramuka dan Pulau Harapan. Disamping itu, perbedaaan komposisi tekstur ini
juga dapat mempengaruhi kesuburan dan pertumbuhan lamun jenis yang sama. Menurut Kiswara 1994, perbedaaan komposisi ukuran butir pasir akan
menyebabkan perbedaan nutrisi bagi pertumbuhan lamun dan proses dekomposisi dan mineralisasi yang terjadi di dalam substrat. Rata-rata kandungan C-Organik di
Pulau Pramuka sebesar 0,56 dan Pulau Harapan sebesar 0,48 . Padang lamun menyerap karbon sebesar 0,012-1,33 m ton C per tahun Campbell 2009. Dari
semua jenis lamun Enhalus acoroides merupakan jenis yang dapat menyimpan karbon dalam jumlah yang besar, hal ini dikarenakan struktur bawah tanah Enhalus
acoroides besar Campbell 2009. Lokasi
Transek garis
C-Organik Tekstur
Tipe substrat
Pasir Debu
Liat Pulau
Pramuka 1
0,48 96,57
1,59 1,84
pasir 2
0,40 97,73
1,07 1,20
pasir 3
0,80 89,76
8,34 1,90
pasir Pulau
Harapan 1
0,32 95,81
2,89 1,30
pasir 2
0,64 96,87
1,76 1,37
pasir 3
0,48 97,40
1,53 1,07
pasir
4.1.2. Parameter Kimia a.
Salinitas
Nilai salinitas yang diukur pada Pulau Pramuka berkisar antara 27-30 PSU, sedangkan pada Pulau Harapan salinitasnya sebesar 29 PSU. Menurut keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No.51 tahun 2004, baku mutu parameter salinitas bagi biota laut khususnya tumbuhan lamun berkisar antara 33-34 PSU, namun nilai yang
terukur berada jauh di bawah baku mutu. Perbedaan nilai salinitas ini disebabkan oleh faktor alam yaitu turunnya hujan sehingga mempengaruhi besarnya nilai
salinitas di kedua pulau tersebut. Ada jenis lamun yang memiliki toleransi yang besar terhadap perubahan salinitas euryhaline seperti jenis Thallassia hemprichii
yang memiliki kisaran optimum untuk pertumbuhan antara 24-35 PSU, sehingga jenis ini dapat bertahan hidup di lokasi pengamatan.
b. Derajat Keasaman pH
Nilai derajat keasaman pH hasil pengukuran pada Pulau Pramuka berkisar antara 7,5-8, sedangkan pada Pulau Harapan nilai derajat keasaman pH yang
terukur adalah sebesar 7,5. Nilai ini sesuai dengan baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 yaitu pH optimal intuk kisaran air laut adalah
7,5-8,5. Menurut Phillips dan Menez 1988, kisaran pH yang baik untuk lamun adalah pada saat pH air normal, yaitu 7,8-8,5 karena pada saat tersebut ion
bikarbonat yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis oleh lamun dalam keadaan melimpah. Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan pada kedua pulau tersebut
dapat mendukung kelangsungan hidup lamun.
c. Oksigen Terlarut