1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari variabilitas kandungan klorofil-a di perairan utara Papua secara spasial dan temporal serta kaitannya terhadap
fenomena ENSO berdasarkan variabilitas suhu permukaan laut dan anomali suhu permukaan laut di wilayah Nino 3.4.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai variabilitas klorofil-a baik secara spasial dan temporal di perairan utara Papua.
Selanjutnya juga dapat menggambarkan pengaruh ENSO terhadap kandungan klorofil-a sebagai indikator kesuburan perairan di utara Papua. Sehingga pada
akhirnya informasi tersebut dapat dimanfaatkan dalam penentuan waktu dan daerah penangkapan ikan.
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Suhu Permukaan Laut
Distribusi suhu permukaan laut SPL di dunia cenderung zonal dan tidak tergantung posisi bujur. Air hangat berada dekat khatulistiwa dan terdingin air
dekat kutub, sehingga deviasi suhu secara zonal lebih kecil dibanding secara meridional. Hal ini terjadi karena wilayah equator banyak mendapat bahang dari
sinar matahari. Lautan Pasifik pada wilayah equator hingga lintang 40
o
di BBU memiliki massa air yang lebih hangat di bagian barat dibanding bagian timur.
Anomali suhu permukaan laut rata-rata kurang dari 1,5
o
C kecuali di Pasifik khatulistiwa dimana anomali mencapai 3
o
C. Daerah tropis memiliki kisaran suhu kurang dari 2
o
Menurut Hela dan Laevastu 1970, perubahan suhu dapat menyebabkan terjadinya sirkulasi dan stratifikasi air yang secara langsung dan tidak langsung
berpengaruh terhadap distribusi organisme perairan. Hal ini erat sekali hubungannya dengan proses- proses biokimia dalam tubuh organisme. Hampir
semua populasi ikan yang hidup di laut mempunyai suhu optimum untuk C Stewart, 2002. Wyrtki 1961 menyatakan bahwa suhu lapisan
permukaan di daerah tropis adalah hangat dan variabilitas suhu bulanannya secara normal kecil tetapi variabilitas hariannya besar. Variasi suhu tahunan
pada lapisan pemukaan untuk daerah laut tropis di Indonesia sangat kecil, yaitu kurang dari 2 °C, kecuali di Laut Banda, Arafura dan Laut Timor yang dapat
mencapai 3 - 4 °C. Suhu di permukaan biasanya mengikuti pola musiman, contohnya pada
musim pancaroba dimana angin bertiup lemah dan permukaan laut sangat tenang. Hal ini menyebabkan proses pemanasan yang kuat terjadi dipermukaan
hingga suhu pada lapisan permukaan mencapai maksimum. Suhu permukaan laut di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 28 - 31 °C. Di daerah
terjadinya proses upwelling, misalnya di Laut Banda, suhu permukaan air dapat turun mencapai 25 °C, hal disebabkan karena air yang dingin dari lapisan bawah
terangkat ke lapisan atas Nontji, 2005. Perairan semi tertutup biasanya memiliki suhu permukaan lebih tinggi dibandingkan daerah lain, karena pengaruh
daratan. Perairan Indonesia merupakan perairan yang semi tertutup, oleh karena itu variasi suhu musiman dan tahunan dipengaruhi oleh daratan yang
mengelilinginya, dan memiliki variasi suhu harian yang lebih besar jika dibandingkan dengan perairan tropis yang terbuka Sverdrup et al.1946.