Klorofil-a Spektrum Densitas Energi 1. Indeks Nino 3.4

wavelet disajikan pada Gambar 28. Hasil analisis FFT menunjukkan bahwa variabilitas yang didapat memiliki periode antar tahunan, tahunan dan setengah tahunan. Variabilitas antar-tahunan terlihat paling dominan pada semua stasiun data. Sedangkan pada hasil analisis wavelet menunjukkan bahwa variabilitas yang didapat memiliki periode tahunan, setengah tahunan dan musiman. Variabilitas musiman terlihat paling dominan pada semua stasiun data. Tabel 12 Hasil spektrum densitas energi klorofil-a bulanan dengan metode FFT Transek Stasiun Puncak SDE signifikan mgm 3 2 Log Frekuensi spb spb Periode bulan SK 95 mgm 3 2 Fenomena spb TI.S1 a 0,042 -1,9 71 0,014 Antar-Tahunan b 0,026 -1,1 14 Tahunan c 0,016 -1,0 10 Tahunan d 0,019 -0,8 6 Setengah-Tahunan TI.S2 a 0,034 -1,9 71 0,011 Antar-Tahunan b 0,019 -1,2 16 Tahunan c 0,013 -0,9 8 Setengah-Tahunan d 0,017 -0,8 6 Setengah-Tahunan TI.S3 a 0,008 -1,7 48 0,005 Antar-Tahunan b 0,014 -1,1 13 Tahunan c 0,005 -0,7 5 Setengah-Tahunan TII.S1 a 0,012 -1,4 28 0,004 Antar-Tahunan TII.S2 a 0,012 -1,9 71 0,003 Antar-Tahunan b 0,007 -1,4 28 Antar-Tahunan c 0,007 -1,2 16 Tahunan TII.S3 a 0,006 -1,4 28 0,003 Antar-Tahunan b 0,016 -1,1 12 Tahunan TIII.S1 a 0,014 -1,2 18 0,004 Antar-Tahunan b 0,006 -1,0 9 Tahunan c 0,006 -0,8 6 Setengah-Tahunan d 0,005 -0,7 5 Setengah-Tahunan TIII.S2 a 0,005 -1,9 71 0,003 Antar-Tahunan b 0,007 -1,2 16 Tahunan c 0,003 -0,9 8 Setengah-Tahunan TIII.S3 a 0,002 -1,4 28 0,002 Antar-Tahunan b 0,011 -1,1 12 Tahunan c 0,002 -0,8 6 Setengah-Tahunan Tabel 13 Hasil spektrum densitas energi klorofil-a bulanan dengan metode wavelet. Transek Stasiun Periode bulan Waktu Kejadian Energi mgm 3 2 Fenomena spb TI.S1 2-6 Sep 08 - Nop 08 4-8 Setengah-Tahunan 3-4 Agu 07 - Nop 07 5-7 Musiman 1-3 Jan 98 - Feb 98 5-7 Musiman TI.S2 2-4 Jan 03 - Okt 03 3-4 Musiman 6-7 Jan 02 - Nop 02 7-8 Setengah-Tahunan 1-3 Agu 00 - Nop 00 1.5-2 Musiman 1-6 Jan 98 - Mar 98 5-7 Setengah-Tahunan TI.S3 8-14 Nop 01 - Des 04 7-8 Tahunan 4-6 Jan 05 - Jul 05 5-7 Setengah-Tahunan 3-5 Feb 08 - Okt 08 5-7 Musiman TII.S1 3-4 Agu 04 - Nop 04 1.5-2 Musiman 2-4 Jul 02 - Des 02 3-5 Musiman 1-2 Jan 00 - Mar 00 1.5-2 Musiman TII.S2 6-10 Sep 02 - Des 03 3-5 Setengah-Tahunan 3-6 Mar 98 - Jul 98 1.5-3 Setengah-Tahunan TII.S3 7-14 Jan 02 - Agu 07 7-8 Tahunan 2-6 Jan 05 - Agu 05 3-5 Setengah-Tahunan TIII.S1 2-24 Sep 06 - Nop 08 4-8 Antar-Tahunan 4-6 Jul 06 - Des 06 3-4 Setengah-Tahunan 1-6 Jan 00 - Sep 00 1-3 Setengah-Tahunan TIII.S2 14-16 Jan 07 - Nop 07 7-8 Tahunan 1-3 Jul 04 - Sep 04 3-4 Musiman 1-10 Nop 02 - Agu 04 7-8 Setengah-Tahunan TIII.S3 10-16 Apr 05 - Feb 08 8-16 Tahunan 10-14 Jan 01 - Des 03 8-10 Tahunan 2-7 Des 01 - Feb 04 7-8 Setengah-Tahunan Gambar 27 Spektrum densitas energi klorofil-a bulanan dengan metode FFT A=Transek 1 Stasiun I; B=Transek I Stasiun 2; C=Transek I Stasiun 3; D=Transek II Stasiun 1; E=Transek II Stasiun 2; F=Transek II Stasiun 3; G=Transek III Stasiun 1; H=Transek III Stasiun 2; I=Transek III Stasiun 3. Gambar 28 Spektrum densitas energi klorofil-a bulanan dengan metode wavelet A=Transek 1 Stasiun I; B=Transek I Stasiun 2; C=Transek I Stasiun 3; D=Transek II Stasiun 1; E=Transek II Stasiun 2; F=Transek II Stasiun 3; G=Transek III Stasiun 1; H=Transek III Stasiun 2; I=Transek III Stasiun 3. -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 S D E m g m 3 2 sp b A -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 B -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 C -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 S D E m g m 3 2 sp b D -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 E -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 F -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 Log Frekuensi spb S D E m g m 3 2 sp b G -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 Log Frekuensi spb H -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.02 0.04 Log Frekuensi spb I b a b c d e a b c d a b c a a b c a b a b d c a b c a c 4.10. Korelasi Silang 4.10.1. SPL dan Indeks Nino 3.4 Hasil korelasi silang antara SPL dan Indeks Nino 3.4 dengan metode FFT menunjukkan bahwa KDE didominasi oleh variabilitas antar tahunan dengan beda fase berkisar 3,5 – 7 bulan Tabel 14. Hal ini berarti variabilitas antar tahunan Indeks Nino 3.4 terjadi setelah 3,5 – 7 bulan setelah SPL di utara Papua mengalami flutuasi antar tahunan. Pola korelasi silang dengan metode FTT berupa kospektrum densitas energi KDE, koherensi dan beda fase pada sembilan stasiun tiga transek disajikan pada Gambar 29. Berdasarkan pola tersebut dapat dilihat bahwa SPL pada stasiun 3 paling utara tiap transek menunjukkan korelasi silang yang kuat terhadap Indeks Nino 3.4. Tabel 14 Korelasi silang antara SPL dan Indeks Nino 3.4 dengan metode FFT Transek Stasiun Log Frekuensi spb Periode bulan KDE o C 2 Koherensi spb Beda Fase Bulan TI.S1 -1,4 28 -3,356 0,77 5,6 -1,2 16 -2,621 0,82 3 TI.S2 -1,2 16 -2,894 0,78 3,1 TI.S3 -1,2 16 -2,829 0,76 3,1 TII.S1 -1,4 28 -2,931 0,66 5,5 -1,2 16 -2,843 0,82 3 TII.S2 -1,5 35 -2,896 0,75 7 -1,4 28 -3,593 0,78 5,6 -1,2 18 -2,911 0,93 3,5 TII.S3 -1,3 20 -1,904 0,72 4 -1,2 16 -2,955 0,86 3,1 -1,1 12 1,465 0,58 0,9 TIII.S1 -1,2 16 -2,438 0,78 3,1 TIII.S2 -1,2 18 -2,492 0,84 3,5 TIII.S3 -1,3 20 -2,164 0,65 4 Gambar 29 Korelasi silang antara SPL dan Indeks Nino 3.4 dengan metode FFT A=KDE Transek I; B= KDE Transek II; C= KDE Transek III; D=Koherensi Transek I; E= Koherensi Transek II; F= Koherensi Transek III; G=Beda Fase Transek I; H= Beda Fase Transek II; I= Beda Fase Transek III. Hasil korelasi silang antara SPL dan Indeks Nino 3.4 dengan metode wavelet disajikan pada Tabel 15. Pola korelasi silang dengan metode wavelet dalam bentuk XWT disajikan pada Lampiran 4 dan dalam bentuk WTC pada Lampiiran 5. SPL cenderung sefase pada variabilitas setengah-tahunan dan antifase pada variabilitas tahunan maupun antar tahunan terhadap Indeks Nino 3.4. Variabilitas yang dianggap memiliki koherensi yang kuat jika SPL X mendahului Indeks Nino 3.4 Y. Variabilitas antar-tahunan dan tahunan memiliki KDE yang lebih kuat dibanding variabilitas setengah-tahunan. Hal ini berarti korelasi silang antara metode FFT dan wavelet menunjukkan hasil yang tidak berbeda. Fenomena yang terlihat jelas dapat dilihat pada Transek II Stasiun 1 dan Transek III Stasiun 1 Lampiran 4; Gambar D dan G bahwa SPL memiliki korelasi yang kuat pada fenomena tahunan hingga antar-tahunan dengan Indeks Nino 3.4 yang terjadi pada rentang waktu September 2007 – Desember 2003. Hal ini terkait peristiwa El Nino dan La Nina yang terjadi sepanjang periode tersebut Gambar 13. -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -4 -2 2 K D E oC 2 s p b A -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -4 -2 2 B -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -4 -2 2 C -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 K o he rens i D -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 E -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 F -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -20 20 Log Frekuensi spb B e da F as e bul a n G -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -20 20 Log Frekuensi spb H -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -20 20 Log Frekuensi spb I Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun3