Kandungan Klorofil-a Bulanan di Perairan Utara Papua

oseanik bulanan minimum berkisar antara 0,043 - 0,067 mgm 3 dengan rata-rata berkisar antara 0,106 - 0,127 mgm 3 dan maksimum berkisar antara 0,233 - 0,518 mgm 3 . Musim barat Desember – Februari memiliki kisaran kandungan klorofil-a yang lebih tinggi dibanding musim timur Juni – Agustus. Hal ini berhubungan erat dengan pola musiman dan sebaran SPL. Pergerakan air hangat ke timur menyebabkan transpor massa air di BBU kearah pantai. Akibatnya terjadi kekosongan massa air pada perairan lepas pantai yang akan diisi oleh massa air dari lapisan bawah yang memiliki suhu lebih rendah dan kandungan nutrien yang tinggi upwelling. Standar deviasi berkisar antara 0,019 - 0,042 mgm 3 Bulan , hal ini menunjukkan bahwa variasi kandungan klorofil-a terendah terjadi pada bulan Mei dan tertinggi terjadi pada bulan Juni. Tabel 4 Konsentrasi klorofil-a normal bulanan di perairan utara Papua Kandungan Klorofil-a mgm 3 Minimum Rata-rata Maksimum Std. Deviasi Januari 0,053 0,117 0,480 0,039 Februari 0,058 0,127 0,358 0,040 Maret 0,055 0,116 0,378 0,031 April 0,065 0,113 0,314 0,026 Mei 0,063 0,106 0,267 0,019 Juni 0,067 0,117 0,468 0,042 Juli 0,059 0,113 0,253 0,028 Agustus 0,052 0,110 0,233 0,029 September 0,043 0,113 0,303 0,036 Oktober 0,050 0,109 0,305 0,034 Nopember 0,046 0,112 0,518 0,033 Desember 0,044 0,109 0,391 0,035 Hatta 2001 menyatakan bahwa kandungan klorofil-a permukaan pada musim timur berkisar antara sangat rendah hingga mencapai 0,410 mgm 3 . Selanjutnya Hatta 2001 juga membagi kandungan klorofil-a menjadi tiga kelompok, yaitu rendah 0,07 mgm 3 , sedang 0,07 – 0,14 mgm 3 dan tinggi 0,14 mgm 3 . Berdasarkan pengelompokan tersebut maka dapat dikatakan bahwa kandungan konsentrasi rata-rata klorofil-a oseanik di perairan utara Papua termasuk dalam kategori sedang. Gambar 11 dan Gambar 12 menunjukkan pola sebaran klorofil-a bulanan pada Januari – Desember A-L. Wilayah sekitar pantai memiliki kandungan klorofil-a mencapai 1 mgm 3 Gambar 11 Sebaran permukaan klorofil-a rata-rata bulanan di perairan utara Papua A=Januari; B=Februari; C=Maret; D=April; E=Mei; F=Juni. hal ini sangat terkait dengan proses run off dari daratan sebagai sumber nutrien alamiah dan antropogenik. Kandungan klorofil-a oseanik memperlihatkan pola musiman yang jelas. Pada musim barat pola sebaran kandungan klorofil-a yang tinggi bergerak ke timur dan sebaliknya pada musim timur bergerak ke barat. Berdasarkan Gambar 11 dan Gambar 12 dapat dilihat juga bahwa sepanjang pantai utara Papua memiliki kandungan klorofil-a yang tinggi sepanjang waktu terkait dengan proses coastal upwelling yang terjadi secara stasioner. Pergerakan konsentrasi klorofil-a oseanik sangat berkaitan erat dan mengikuti pola pergerakan SPL. Pergerakan massa air hangat akan diikuti dengan pergerakan kandungan klorofil-a oseanik yang tinggi. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan dan selanjutnya dapat dikaitkan dengan pola migrasi dan habitat ikan. Gambar 12 Lanjutan G=Juli; H=Agustus; I=September; J=Oktober; K=Nopember; L=Desember.

4.4. Kondisi ENSO Berdasarkan Indeks Nino 3.4

Berdasarkan hasil analisis anomali SPL pada wilayah Nino 3.4, dimana jika anomali suhu positif diatas 0,4 o C bertahan selama 6 bulan mengindikasikan terjadinya El Nino dan jika suhu negatif dibawah 0,4 o C bertahan selama 6 bulan mengindikasikan terjadinya La Nina Trenberth, 1997. Hal ini berarti sepanjang periode 1997 – 2009 telah terjadi El Nino sebanyak 3 kali dan Lanina sebanyak 2 kali Tabel 5. El Nino 1 merupakan El Nino terkuat yang terjadi pada Mei 1997 – Mei 1998 13 bulan dengan anomali suhu mencapai 2,69 o C. El Nino 2 terjadi pada Juni 2002 - Maret 2003 10 bulan dengan anomali suhu mencapai 1,62 o C. dan El Nino 3 terjadi pada Agustus 2004 - Januari 2005 6 bulan dengan anomali suhu mencapai 0,75 o C. La Nina 1 terjadi pada Juni 1998 - Juni 2000 25 bulan dengan anomali suhu mencapai -1,92 o C dan La Nina 2 pada Agustus 2007 - Mei 2008 10 bulan dengan anomali suhu mencapai -1,89 o No C. Gambar 13 memperlihatkan pola kejadian kondisi anomali suhu permukaan laut pada wilayah Nino 3.4 dimana sepanjang periode September 1997 – April 2009 terjadi kondisi El Nino merah dan La Nina biru secara silih berganti dan cenderung tidak beraturan. Intensitas kejadian El NinoLa Nina makin tinggi seiring dengan bertambahnya waktu. Kejadian El NinoLa Nina terkadang langsung diikuti dengan kejadian El NinoLa Nina selanjutnya, seperti La Nina pada periode Juni 1998 - Juni 2000 dan El Nino periode Juni 2002 - Maret 2003 sampai El Nino pada Agustus 2004 - Januari 2005. Hal ini selaras seperti pernyataan Eisenman et al. 2005 bahwa awal kejadian El NinoLa Nina dapat dipicu oleh dinamika El NinoLa Nina itu sendiri. Tabel 5 Kejadian El Nino dan La Nina berdasarkan anomali suhu Nino 3.4 Kejadian Periode Durasi Puncak Anomali Suhu 1 El Nino 1 Mei 97 - Mei 98 13 Bulan Des 97 2,69 o C 2 Normal 1 Mei 2008 1 Bulan Mei 98 0,62 o C 3 La Nina 1 Jun 98 - Jun 00 25 Bulan Jan 00 -1,92 o C 4 Normal 2 Jul 00 - Mei 02 22 Bulan Jun 01 0,03 o C 5 El Nino 2 Jun 02 - Mar 03 10 Bulan Nop 02 1,62 o C 6 Normal 3 Apr 03 - Jul 04 16 Bulan Apr 03 0,03 o C 7 El Nino 3 Ags 04 - Jan 05 6 Bulan Sep 04 0,75 o C 8 Normal 4 Feb 05 - Jul 07 30 Bulan Apr 07 0,00 o C 9 La Nina 2 Ags 07 - Mei 08 10 Bulan Feb 08 -1,89 o C Gambar 13 Kondisi El Nino dan La Nina berdasarkan anomali suhu Nino 3.4 selama periode September 1997 – April 2009.

4.5. Sebaran Permukaan SPL pada Kondisi Normal dan ENSO

Berdasarkan analisis anomali SPL pada wilayah Nino 3.4 yang dapat mengindikasikan kejadian El Nino dan La Nina, maka dicuplik pola sebaran SPL pada bulan dimana terjadi puncak kejadian El Nino dan La Nina serta kondisi normal. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan pola persebaran SPL sepanjang perairan utara Papua pada ketiga kondisi tersebut. Hasil analisis statistik SPL pada kondisi El Nino, La Nina dan normal disajikan pada Tabel 6. Pola sebaran SPL pada bulan puncak kondisi El Nino, La Nina dan Normal dapat dilihat pada Gambar 14 – Gambar 15. Tabel 6 Kisaran SPL di perairan utara Papua pada kondisi El Nino, La Nina dan Normal berdasarkan anomali SPL wilayah Nino 3.4 No Bulan Fenomena SPL o C Minimum Rata-rata Maksimum Std. Deviasi 1 Des 97 El Nino 1 29,48 29,62 29,72 0,07 2 Mei 98 Normal 1 29,58 29,69 29,79 0,06 3 Jan 00 La Nina 1 29,43 29,68 29,87 0,11 4 Jun 01 Normal 2 30,05 30,20 30,33 0,09 5 Nop 02 El Nino 2 29,46 29,67 29,84 0,13 6 Apr 03 Normal 3 29,75 30,09 30,23 0,13 7 Sep 04 El Nino 3 29,27 29,48 29,61 0,11 8 Apr 07 Normal 4 29,54 29,70 29,89 0,10 9 Feb 08 La Nina 2 29,30 29,43 29,52 0,06