Indeks Nino 3.4 dan Klorofil-a

Tabel 18 Korelasi silang antara Nino 3.4 dan klorofil-a dengan metode FFT Transek Stasiun Log Frekuensi spb Periode bulan KDE o C.mgm 3 Koherensi spb Beda Fase Bulan TI.S1 -1,8 70 0,700 0,74 2,0 -1,7 47 0,550 0,72 0,7 -1,5 35 0,402 0,81 1,2 -1,4 28 0,380 0,87 1,7 -1,1 14 0,236 0,72 1,4 T1.S2 -1,8 70 0,656 0,79 1,5 -1,7 47 0,446 0,79 1,7 -1,5 35 0,334 0,82 0,3 -1,4 28 0,255 0,68 0,5 -1,2 16 0,345 0,92 0,1 TI.S3 -1,3 20 0,094 0,62 2,0 -1,2 18 0,102 0,60 1,7 TII.S1 -1,7 47 0,386 0,92 0,1 TII.S2 -1,8 70 0,413 0,89 1,1 -1,7 47 0,312 0,86 0,8 -1,5 35 0,288 0,91 1,0 -1,4 28 0,267 0,84 1,3 -1,2 18 0,161 0,83 1,2 -1,1 14 0,136 0,65 0,4 TII.S3 -1,8 70 0,143 0,58 2,3 -1,4 28 0,165 0,64 2,9 -1,2 16 0,121 0,54 0,7 TIII.S1 -1,8 70 0,103 0,23 1,7 -1,3 20 0,143 0,34 0,4 TIII.S2 -1,8 70 0,251 0,78 1,6 -1,7 47 0,131 0,50 1,5 -1,3 20 0,114 0,68 0,5 -1,2 16 0,183 0,71 0,2 TIII.S3 -1,8 70 0,156 0,79 1,6 -1,7 47 0,111 0,83 1,4 -1,5 35 0,096 0,73 2,1 -1,4 28 0,080 0,59 3,0 -1,1 12 -0,132 0,61 2,3 Gambar 31 Korelasi silang antara Nino 3.4 dan Klorofil-a A=KDE Transek I; B= KDE Transek II; C= KDE Transek III; D=Koherensi Transek I; E= Koherensi Transek II; F= Koherensi Transek III; G=Beda Fase Transek I; H= Beda Fase Transek II; I= Beda Fase Transek III. Tabel 19 Korelasi silang antara Nino 3.4 dan klorofil-a dengan metode wavelet Transek Stasiun Periode bulan KDE o C.mgm 3 Waktu Kejadian spb Fase Fluktuasi TI.S1 15-16 4 Jan 99 - Des 99 sefase Y → X TI.S2 12-14 2-4 Jan 99 - Jan 00 sefase X → Y TI.S3 8-15 4 Mar 01 - Agu 04 antifase X → Y TII.S1 18-28 4-8 Mar 03 - Sep 06 sefase X → Y TII.S2 15-18 4 Agu 99 - Des 99 sefase X → Y 8-12 1-2 Des 03 - Jan 04 sefase Y → X 16-18 2-4 Jan 07 - Jul 07 sefase X → Y TII.S3 14-16 3 Jan 99 - Des 99 sefase Y → X 10-14 2-3 Nop 01 - Agu 06 antifase Y → X 24-28 4 Okt 05 - Sep 06 sefase X → Y TIII.S1 14-16 3-4 Jan 99 - Agu 00 sefase X → Y 16-28 8 Jan 05 - Agu 07 sefase X → Y TIII.S2 7-14 2-3 Nop 02 - Feb 04 sefase Y → X TIII.S3 9-14 2-4 Jan 00 - Agu 04 antifase Y → X 9-14 2-4 Okt 05 - Mar 08 antifase X → Y Ket : X → Y berarti Nino 3.4 X mendahului klorofil-a Y -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.2 0.2 0.4 0.6 K D E o C .m g m 3 s pb A -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.2 0.2 0.4 0.6 B -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.2 0.2 0.4 0.6 C -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 K o he rens i D -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 E -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 F -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -10 10 20 Log Frekuensi spb B e da F as e bul a n G -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -10 10 20 Log Frekuensi spb H -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -10 10 20 Log Frekuensi spb I Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun3

4.10.4. Antar Stasiun SPL

Hasil korelasi silang antar stasiun SPL secara melintang dengan metode FFT disajikan pada Tabel 20 dan pola KDE, koherensi serta beda fase disajikan pada Gambar 32. Variabilitas setengah tahunan terlihat lebih dominan dibanding variabilitas tahunannya. Transek I memiliki KDE yang lebih tinggi dibanding Transek II dan Transek III Gambar 32 A. Hal ini berarti pada sisi barat perairan utara Papua memiliki pola variabilitas suhu yang kuat secara melintang dibanding sisi tengah dan timurnya. Beda fase yang dihasilkan berkisar antara 0,01 8 jam – 1,2 bulan. Korelasi silang pada Stasiun 13 pada Transek I menunjukkan beda fase 3 hari 0,1 bulan untuk variabilitas setengah-tahunan dan satu bulan untuk variabilitas tahunannya. Hal serupa terlihat pada hasil korelasi silang Stasiun 13 pada Transek II. Sedangkan pada Stasiun 13 pada Transek III hanya terdapat variabilitas sekitar sembilan bulanan dengan beda fase sebesar 0,03 bulan 1 hari. Hasil korelasi silang antar stasiun SPL secara melintang dengan metode wavelet disajikan pada Tabel 21. Variabilitas yang terlihat bersifat antar-tahunan , tahunan dan setengah-tahunan dengan didominasi oleh variabilitas setengah- tahunan. Fluktuasi antar stasiun SPL yang terjadi bersifat sefase. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh SPL dari lintang yang lebih rendah ke lintang yang lebih tinggi di perairan utara Papua khususnya yang bersifat setengah-tahunan. Pola korelasi silang dengan metode wavelet dalam bentuk XWT disajikan pada Lampiran 10 dan dalam bentuk WTC pada Lampiran 11. Variabilitas setengah tahunan juga terlihat pada semua pasangan stasiun Lampiran 10; Gambar A-F hampir sepanjang tahun. Tabel 20 Korelasi silang antara stasiun SPL dengan metode FFT Transek Stasiun Log Frekuensi spb Periode bulan KDE o C 2 Koherensi spb Beda Fase Bulan S1 S2 TI -1,1 12 0,827 0,90 0,6 -0,8 6 5,226 1,00 0,01 S1 S3 TI -1,1 12 0,784 0,83 1,0 -0,8 6 5,343 1,00 0,1 S1 S2 TII -1,1 12 0,376 0,82 0,4 S1 S3 TII -1,1 12 0,499 0,70 1,2 -0,8 6 2,390 0,97 0,1 S1 S2 TIII -1,2 16 1,037 0,92 0,03 S1 S3 TIII -1,0 9 0,363 0,89 0,03 Gambar 32 Korelasi silang antara stasiun SPL A=KDE Transek I; B= KDE Transek II; C= KDE Transek III; D=Koherensi Transek I; E= Koherensi Transek II; F= Koherensi Transek III; G=Beda Fase Transek I; H= Beda Fase Transek II; I= Beda Fase Transek III. -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 2 4 K D E oC 2 s p b A -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 2 4 B -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 2 4 C -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 K o he rens i D -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 E -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 F -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -10 -5 5 Log Frekuensi spb B e da F as e bul a n G -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -10 -5 5 Log Frekuensi spb H -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -10 -5 5 Log Frekuensi spb I Stasiun 12 Stasiun 23