Meminjam Uang Ke Bank

88 “Dalam aku kekurangan modal, aku meminjam kepada keluarga yang tidak terkena bencana karena ada keluarga yang tidak satu desa kami. Keluarga juga langsung menawarkan lahan ladangnya untuk kami tanami tapi tidak di Batukarang ini, makanya ladang tersebut kami tanami beberapa bulan terakhir ini, sangat menguntungkan untuk biaya anak sekolah yang harus dibayar kalau sudah waktunya pembayaran.” Hal yang sama dikatakan oleh seorang informan Sari yaitu: “Adi kekurangen modal pertanian aku, minjam aku men keluarga nca sebab mbiar aku ngutang la tergalariku, keluarga pe lit nge si la kena bencana alam enda. Jadi ia sinampati aku ibas kesuliten modal pertanian.” Artinya : “Kalau aku kekurangan modal pertanianku, aku meminjam kepada keluarga saja karena aku takut mengutang tidak terbayarku, keluarga juga ada tidak terkena bencana ala mini. Jadi dia yang membantu aku dalam kesulitan atau butuh modal pertanian.” Kurangnya pendapatan ekonomi membuat masyarakat takut meminjam modal luar dari keluarga, dari hasil penelitian jika masyarakat membutuhkan modal untuk pertanian, masyarakat meminjam kepada keluarga yang tidak terkena bencana alam tersebut, ia hanya berani meminjam kepada keluarga karena ia takut tidak bisa dibayar jika ia minjam ke Bank. Dan yang pastinya keluarga juga tahu akan keberadaan ekonomi masyarakat dan tidak mungkin dapat memaksa jika belum ada uang untung membayar utangnya.

4.6.3 Meminjam Uang Ke Bank

Cara yang dilakukan masyarakat petani Desa Batukarang untuk mendapatkan modal dalam keadaan sulit setelah adanya bencana alam berbagai- bagai. Ada yang melakukan pinjaman ke Bank untuk modal pertaniannya, karena keluarganya juga terkena dampak meletusnya gunung sinabung, ia tidak dapat selalu mengharapkan bantuan dari keluarga untuk membantunya. Meminjam ke Universitas Sumatera Utara 89 Bank tidak begitu mudah tidak dapat hanya meminjam tanpa ada anggunan, karena pihak Bank tidak percaya tanpa ada anggunan di tambah lagi dengan pemasukan yang tidak ada, jadi masyarakat meminjam ke Bank dan menganggunkan rumahnya sendiri. Untuk mendapatkan modal dalam kesulitan rata-rata masyarakat petani Desa Batukarang meminjam ke Bank. Masyarakat juga berharap kepada pihak Bank agar utang masyarakat petani Desa Batukarang dihapuskan, tapi belum bisa karena bencana alam tersebut belum bencana nasional. Seperti yang dikatakan oleh informan Rosali yaitu: “Aku minjam ku Bank perban lanai lit modai, e pe lanai tergalari kami ban pemasuken kami pe lalit, minjam ku Bank harus kang pake boroh emaka rumah kami e borohken kami. Adi la pake boroh la tek per Bank kami ngutang men bana. Aku minjam ku Bank Buena Rp 10.000.000, bunga ibas pinjamen e lit 1,5 tiap bualanna si mengalaren. Sen si pinjam e me jadi modal nuan-nuan.Ratana anak jenda nggo minjam ku Bank, e maka kami mindo ku Bank gelah utang kami isasapken, tapi la banci perban langa jadi bencana nasional bencana deleng sinabung ah.” Artinya : “Aku meminjam ke Bank karena modalku tidak ada lagi, ini juga tidak dapat lagi kami bayar karena uang masuk kami tidak ada lagi, meminjam ke Bank harus juga pake anggunan rumah ini lah menjadi anggunan kami. Kalau tidak pake anggunan tidak percaya Bank kami meminjam padanya. Aku minjam ke Bank sebanyak Rp 10.000.000, dengan bunga pinjaman 1,5 tiap bulannya untuk dibayar. Uang yang saya pinjam untuk modal pertanian. Ratanya masyarakat meminjam ke Bank, itu makanya kami meminta pada pihak Bank agar utang kami dihapuskan, tapi tidak bisa karena belum menjadi bencana nasional bencana meletusnya Gunung Sinabung itu.” Dari hasil wawancara peneliti, petani meminjam modal usaha pertanian ke Bank sebanyak Rp 10.000.000 dengan menganggunkan rumahnya, bunga pinjam ke Bank sebesar 1,5. Pihak Bank telah memberi keringanan bagi masyarakat petani Desa Batukarang yang meminjam, keringanan yang diberi yaitu menambah jangka waktu untuk pembayaran pinjamannya, yang seharusnya dalam satu tahun Universitas Sumatera Utara 90 tersebut dibayar lunas tapi dengan keringanan tersebut maka ditambah lagi jangka waktunya selama empat bulan. Empat bulan tersebut dapat dikatakan telah panen tanaman yang ditanam seperti tanaman cabe, tanaman cabe dalam waktu empat bulan sudah dapat dipanen. Angsuran yang perbulannya juga harus dibayar ke Bank, pada saat petani tidak memiliki uang ia akan meminjam uang keluarga untuk sementara, karena angsuran yang perbulan itu masih bisa diputarkan. Pembayaran pinjaman tersebut dapat juga dibayar sekali semua dengan bunganya pada sebelum jatuh tempo, tidak harus membayar perbulannya. Meminjam untuk mendapatkan modal pertanian sudah biasa bagi masyarakat petani, meminjam ke Bank yang dilakukan masyarakat Desa Batukarang tidak harus pake anggunan, tapi ada yang tidak pake anggunan jika meminjam tidak banyak dan tidak lama meminjamnya. Jika meminjam hanya dalam jangka waktu enam bulan pinjaman dipulangkan maka tidak harus pake anggunan. Enam bulan sekali hasil pertanian telah dipanen jadi bisa dibayar uang pinjamannya. Karena ia takut tidak dapat lagi meminjam jika uang pinjamannya lama dibayar. Seperti ungkapan oleh seorang informan ibu Sitepu yaitu: “Bagenda gagal panen kenca bencana enda ndai, aku nggo kekurangen modal e maka ngeraih aku Bank per enem bulan sekali, enem bulan sekali rani jadi mis ku galari utangku si ku raih ndai. Sebab mbiar aku adi la mis kugalari pinjamenku e lanai berena aku minjam, aku kuje ka nca kueteh ngeraih adi men keluarga labo banci adi keluargaku pe terkena bencana, keluarga dilakiku pe terkena bencana.” Artinya : “Gagal panen setelah bencana ini, aku sudah kekurangan modal makanya aku meminjam ke Bank per enam bulan sekali, enam bulan sekali rani jadi langsung aku bayari utangku yang aku pinjam tersebut. Karena aku takut kalau tidak langsung dibayar utangku dan takut aku tidak dikasih lagi nanti aku meminjam, aku hanya ke Bank tahu meminjam kalau kepada keluarga Universitas Sumatera Utara 91 tidak bisa keluarga juga kena bencana, keluarga dari suamiku juga terkena bencana.” Dari hasil wawancara peneliti, rasa takut juga dapat membuat petani akan tetap berusaha untuk mendapatkan modal, seperti yang di ungkapkan oleh informan dimana ia meminjam ke Bank dengan jangka waktu sekali panen yaitu enam bulan, jika panen tanamannya ia langsung membayar utangnya yang ada di Bank karena takut tidak dapat lagi meminjam di lain waktu. Universitas Sumatera Utara 92 BAB V PENUTUP

5.1 kesimpulan