Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial

20 nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perikelakuan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurut, Soerjono Soekanto 1982 : 310 Perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, antara lain: 1. Tidak ada yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. 4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal-balik yang sangat kuat. 5. Secara tipologis. Pada dasarnya tidak ada satupun manusia yang normal kehidupannya yang merasakan kepuasan terhadap apa yang ada pada saat itu. Ketidakpuasan ini didorong oleh keinginan hidup yang lebih mudah, lebih mapan, lebih baik, dan sebagainya. Keinginan ini mendorong manusia untuk mencari cara atau metode penyelesaian permasalahan sebagaimana yang diinginkannya.

2.1.1 Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial

Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisikyang ada di sekitar manusia. Terjadinya gempa bumi, taufan, banjir besar dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiam daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut. dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 325. Dengan adanya bencana alam tersebut akan membuat kebudayaan yang dianut Universitas Sumatera Utara 21 masyarakat juga berubah dan mengikuti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-istiadat di tempat tinggal mereka yang baru. 2.2 Masyarakat Petani Desa dan Petani merupakan dua kata yang tak dapat terpisahkah satu dengan yang lainnya. Desa adalah tempat dimana petani menjalani kehidupannya. Desa tidak sekedar bermakna teritorial yang secara wilayah berbeda dengan kota dalam ciri geografis dan ekologis, tetapi desa juga mempunyai karakter sosial yang unik. Banyak ilmuwan telah meneliti tentang apa itu desa dengan karakter sosialnya. Berbagai pandangan muncul sebagai bentuk penjelesan tentang desa dan masyarakat petani. dalam Husainassadi, 2008. Menurut Redfield petani adalah merupakan masyarakat kecil yang tidak memenuhi semua kebutuhan anggotanya tetapi disatu pihak mempunyai hubungan yang horizontal dengan komuniti-komuniti sekitarnya tetapi dipihak lain juga vertikal dengan komuniti di daerah perkotaan. dalam Mia, 2009. Didalam Dharmalana 2013, Wolf memahami masyarakat petani merupakan fase setelah masyarakat primitif dan masyarakat modern. Pendekatan antropologis yang ia bangun didasarkan bahwa masyarakat petani tidak bisa hanya dipandang sebagai agregat tanpa bentuk. Masyarakat petani memiliki keteraturan dan memiliki bentuk-bentuk organisasi yang khas. Dalam Raharjo 2004, menyatakan Petani ladang dalam garis besarnya terpilih menjadi dua, yaitu ; pertama, adalah petani ladang berpindah di pedalaman tertutup, yang lebih tepat disebut pencocok tanam. Mereka ini juga bersifat subsisten peasen atau petani kecil, namun bukan merupakan bagian dari Universitas Sumatera Utara 22 suatu budaya kota atau pusat kekuasaan tertentu. Kedua, adalah petani ladang yang telah terkena pengaruh pertanian perkebunan dengan tanaman ekspornya. Kelompok petani ini membudidayakan tanaman-tanaman yang menguntungkan. Dari uraian-uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian masyarakat petani ialah sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu tempat yang memiliki sikap saling membutuhkan satu dengan yang lain dan bermata pencaharian sebagai petani, atau kesimpulan lain ialah sekelompok orang yang hidup bersama di suatu desa dan masih memelihara budaya nenek moyang hidup bergotong royong. Ciri-ciri kehidupan Masyarakat Petani di Indonesia. 1. Ciri-ciri kehidupan masyarakat bercocok tanam. a. Hidup menetap. b. Mempunyai rumah tempat tinggal. c. Beternak dan berladang. d. Telah terbentuk perkampungan. e. Mengenal pembagian kerja. f. Mengenal pakaian, grabah, dan peralatan kerja. g. Mengenal kepercayaan. h. Terbentuk masyarakat. i. Pembagian kerja secara jelas. j. Gotong royong. 2. Ciri-ciri budaya masyarakat petani. a. Lebih maju dalam penggunaan bahasa. b. Aktivitasnya telah menggunakan bahasa komunikasi. c. Menggunakan bahasa untuk mendistribusikan pekerjaan. d. Berkembang tradisi menghormati orang yang lebih tua. e. Membuat bangunan megalitikum sebagai manifestasi kepercayaan. 3. Ciri-ciri ekonomi masyarakat petani. a. Kehidupan mereka ditentukan oleh kepemilikan tanah. b. Bercocok tanam. c. Hidup menetap sehingga ada ikatan dengan alam, antar individu dan keluarga. d. Punya waktu senggang antara menanam hingga waktu panen, sehingga diisi dengan pekerjaan keterampilan tangan yang dapat mempercepat perkembangan ekonomi. e. Mengenal barter.http:dharmalana.blogspot.com201305masyarakat- petani.html diakses 11agustus 2014 pukul 11.32 Universitas Sumatera Utara 23

2.3 Strategi Bertahan Hidup