79
kebutuhan ekonomi ia bekerja keladang orang lain atau aron, jika pekerjaan diladangnya selesai maka ia aron. Kalau dia hanya menunggu hasil panen dari
lahannya itu maka sebelum panen ia tidak memiliki penghasilan. Sebelum bencana alam ia dapat memenuhi kebutuhan ekonominya dengan menunggu hasil
pertaniannya dengan hasil yang memuaskan, tapi setelah adanya bencana ini hasil pertaniannya berkurang jadi ia harus menambah kerja sampingan. Seperti yang
dikatakan ibu Sitepu yaitu: “Aku kujuma teman nambahi pemasuken, gelah kebutuhen rumah
tanggaku terpenuhi baik guna nakan pangan kami ras biaya anak sekolah si harus i galari tiap bulanna. Pengiriten e pe gundari nggo terjadi bas rumah
tangga e gelah la mbuesa uang keluar tiap wari, bagi gulen-gulen nggo juma nari rusur kubaba, maun lanai lit bas juma kami kujuma teman e ka
buat gelah lanai nukur gulen si kurumah.” Artinya :
“Aku keladang teman untuk menambahi pemasukan, untuk kebutuhan rumah tanggaku terpenuhi dengan baik untuk makan kami dan biaya anak
sekolah yang harus tiap bulan. pengiritan juga sekarang sudah terjadi di dalam rumah tangga agar tidak banyak uang keluar setiap hari, seperti
sayur-sayuran sudah dibawa dari ladang, kadang tidak ada sayur diladang
kami keladang tetangga diambil agar tidak membeli sayur lagi.” Masyarakat melakukan kerja sampingan setelah pekerjaan lahannya
sendiri telah selesai dikerjainya, ia melakukan pekerjaan tambahan yaitu bekerja ke ladang orang lain. Dari pekerjaan tersebut ia mendapat pemasukan yang dapat
ia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya dengan upah Rp 60.000hari.
4.4.4 Melakukan Peralihan Jenis Tanaman
Kekurangan modal pertanian membuat masyarakat bersusah payah meningkatkan pertaniannya namun masyarakat tetap berusaha karena masyarakat
Desa Batukarang mayoritas petani dan sadar akat tidak dapat yang mengubah
Universitas Sumatera Utara
80
nasibnya tanpa ia melakukan hal yang dapat membuat ia bangun dari keterburukan. Berbagai cara yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan hasil
pertaniannya, tidak hanya modal yang dibutuhkan, tenaga juga sanggat dibutuhkan dalam pengelolaan lahan pertanian. Petani yang biasanya menanan
padi dan cabe sebelum bencana alam, tapi setelah adanya bencana alam petani melakukan peralihan jenis tanaman dengan menanam buncis, sayur pait yang
lebih cepat panen dan tanaman yang modalnya semakin sedikit. Luas lahan yang ditanami juga dikurangi untuk pengurangan modal pertanian. Seperti ungkapan
seorang informan Asna yaitu:
“Kenca bencana alam enda aku gagal panen, jadi gundari aku nuan sinuan si meter kutiga ras modalna ersitikna, adi nuan sinuan si modalana galang
aku langa pang, modalku ka pe labo lit. Biasana aku nuan cina ras page si modalna galang ras telu bulan ka maka banci i perani, adi nuan sayur payit
la mbue modalna ras la ndkah aku nimai kutiga.” Artinya :
“Setelah bencana alamini akau gagal panen, dadi sekarang aku menanam tanaman yang cepat panen dan modalnya sedikit, kalau menanam tanaman
yang modalnya besar aku tidak berani, modalku juga tidak ada. Biasanya aku menanam cabe dan padi yang modalnya besar dan tiga bulan baru bisa
dipanen, kalau menanam sayur payit tidak banyak modalnya dan tidak
lama menunggu panen.” Hal yang sama diungkapkan oleh Sari yaitu:
“Kulakuken peralihen jenis sinuan-sinuanku, biasana aku nuan cina tapi perban bencana aku nuan simodalna sitik bagi buncis, gelah la pe pagi jadi
la mbue keri modalku. Ras nuan pe aku kukurangi belangna gelah
modalna pe la mbuesa.” Artinya :
“Aku melakukan peralihan jenis tanamanku, biasanya aku menana tanaman cabe tapi karena bencana aku menanam tananaman yang
modalnya lebih sedikit seperti buncis, supaya tidak banyak modalku habis
Universitas Sumatera Utara
81
jika tanamanku gagal panen lagi. Dan menanam pun aku sudah dikurangi luasnya agar tidak banyak modalnya.”
Masyarakat petani Desa Batukarang yang selama ini serentak menanam tanamanan, seperti penanaman cabe dan padi yang secara teratur. Dalam satu
tahun masyarakat menanam dua jenis atau tiga jenis tanaman seperti padi, cabe, dan tembakau. Pada bulan tujuh masyarakat menanam cabe dan tembakau, setelah
siap padi di panen. Tapi setelah adanya bencana alam penanaman serentak tersebut tidak ada lagi karena masyarakat bebas menanam tanaman yang ia
inginkan. Sekarang masyarakat menanam tanaman yang modalnya sedikit dan lama waktunya untuk panen semakin singkat.
Sebagian petani melakukan peralihan pola tanaman dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya, seperti melakukan peralihan pola dari penanaman
cabe dan padi menjadi penanaman pembibitan cabe dan tembakau untuk dijual. Dengan peralihan pola seperti ini ia tidak perlu lama untuk menunggu hasil
tanamannya karena dibanding menanam cabe yang harus ditunggu tiga bulan baru bisa dipanen tapi untuk pembibitan cabe tidak perlu menunggu berbulan bulan
cukup menunggu kurang lebih dari dua minggu bibit cabe sudah bisa dijual. Seperti hal yang diungkapkan Nusiah yaitu:
“Biasana kami nuan cina enda ngo erdaya bibit cina ras mbako ka aku, adi erdaya bibit cina ras bibit mbako la ndekah aku nimai banci dayaken bibit
e. Adi nuan cina ras page aku harus kutimai telu bulan maka kutiga cina ras page e, tapi adi erban pembibiten aku kurang lebih dua minggu nggo
banci ku dayaken bibit cina ras bibit mbako e, jadi la aku ndkah nimai
hasil sinuanku e.” Artinya :
“Biasanya kami menanam padi dan cabe tapi sekarang aku menanam bibit cabe dan tembakau unyuk dijual, kalau menjual bibit cabe dan bibit
Universitas Sumatera Utara
82
tembakau tidak lama menunggu sudah bisa dijual bibitnya. Kalau menana cabe dan padi aku harus menunggu tiga bulan baru bisa di panen cabe dan
padinya, tapi kalau aku menjual bibit cabe dan tembakau kurang lebih dua minggu sudah bisa aku jual bibit cabe dan tembakaunya, jadi tidak lama
aku menunggu hasil tanaman.” Dengan peralihan seperti ini ia tidak perlu lama untuk menunggu hasil
tanamannya karena dibanding menanam cabe yang harus ditunggu tiga bulan baru bisa dipanen tapi untuk pembibitan cabe tidak perlu menunggu berbulan bulan
cukup menunggu kurang lebih dari dua minggu bibit cabe sudah bisa dijual. Dengan begitu ia juga tidak perlu mengeluarkan modal yang besar untuk
pertaniannya.
4.4.5 Berbagi Modal Usaha Pertanian