Pendapatan Ekonomi Petani Menurun

72 Kondisi seperti ini lah yang dialami masyarakat Desa Batukarang setelah adanya bencana alam, namun masyarakat tetap menanam tanaman karena matapencaharian masyarakat sebagai petani, walaupun hasil pertaniannya tidak lagi memuaskan dan menguntungkan seperti dulu, masyarakat petani tetap semangat dan terus menanan, petani yakin kalau tetap semangat menjalani aktivitasnya akan ada rezekinya meskipun ia kekurangan modal akibat gagal panen.

4.3.3 Pendapatan Ekonomi Petani Menurun

Bencana alam yang menimpa masyarakat petani Desa Batukarang sangat mempengaruhi pendapatan ekonomi, dimana pendapatan ekonomi petani setelah adanya bencana alam menjadi menurun sampai 80, hal ini dikarenakan masyarakat mayoritas petani, jadi sangat mempengaruhi pendapatan perekonomian masyarakat petani akibat meletusnya gunung sinabung. Gunung sinabung tidak jauh dari Desa Batukarang yang hanya 7-8 km, membuat pertanian masyarakat gagal panen. Seperti yang telah diungkapkan oleh seorang informan Roin yaitu: “Kondisi perekonomian masyarakat sebelum bencana alam sangat baik karena 80 penduduk Desa Batukarang adalah petani cabe, tembakau, padi, bawang, kopi, coklat, dan alpukat. Setelah bencana alam tanaman masyarakat gagal panen, hampir 80 perekonomian masyarakat DesaBatukarang be rkurang.” Banyak masalah yang datang setelah adanya bencana alam dalam kehidupan masyarakat Desa Batukarang yang harus dijalaninya. Menurunya pendapatan ekonomi kebutuhan hidup menjadi krisis, apalagi ditambah adanya Universitas Sumatera Utara 73 pengeluaran untuk biaya pendidikan yang harus dibayar. Hal yang dikatakan oleh informan Rosali yaitu: “Langa sange lit bencana alam kebutuhen ekonomi kami tercukupi denga alu mehuli, tapi kenca bencana alam kami nggo krisis, untuk kebutuhen rumah tangga saja aku nggo ngutang, tambah ka biaya anak sekolah si lit telu kalak anakku si harus ku sekolahken. Adi sebelum bencana pendapatenku lit Rp 8.000.000 setiap rani, tapi kenca bencana alam pendapatenku nggo erkurangna jadi Rp 2.500.000 setiap rani, banci kataken nakan kami pe harus aku nggutang g elah man.” Artinya : “Sebelum adanya bencana alam kebutuhan ekonomi kami masih tercukupi dengan baik, tapi setelah bencana alam kami mengalami krisis, untuk kebutuhan rumah tangga saja aku sudah mengutang, tambah lagi biaya anak sekolah yang harus aku penuhi tiga orang. Sebelum bencana pendapatanku Rp 8.000.000 setiap panen, tapi setelah bencana alam pendapatanku sudah menjadi berkurang menjadi Rp 2.500.000 setiap panen, dapat dikatakan makan kami juga harus mengutang agar makan.” Hal yang sama dikatakan oleh ibu sitepu yaitu: “Sebelum bencana alam pendapatenku stabil denga, tapi kenca nggo lit bencana alam pendapatenku nggo jadi berkurang. Ncukupi kebutuhen rumah tangga ras kebutuhen biaya anak sekolah gundari nggo harus ngutang perban modal nuan-nuan pe la mulih ban gagal panen ndai. Memang selain kujuma lit kang dahinku sideban e me guru SD Desa Batukarang enda tapi la bias e saja jadi pemasukenku, sebab anakku sekolah nggo kuliah si harus ibiayai nakan, sewa kost, ras uang kuliahna si la banci lang. pendapatenku sebelum bencana Rp 20.000.000 setiap enam bulan sekali, sebab kami enam bulan sekali rani. Kenca bencana pendapatenku erkurangna jadi Rp 10.000.000, 50 erkurangna pendapatenku sedangken biaya si harus icukupi la kurang malahen ertambahna.” Artinya : Sebelum bencana alam pendapatanku masih stabil, tapi setelah bencana ala mini pendapatanku menjadi berkurang. Mencukupi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan biaya pendidikan sekarang harus mengutang karena modal menanam tidak kembali lagi akibat gagal panen. Selain bertani aku punya pekerjaan yang lain yaitu guru SD di Desa Batukarang ini tapi tidak cukup itu saja pemasukanku, karena anakku sekolah sudah kuliah yang harus dibiayai makannya, sewa kost, dan uang kuliah yang tidak bisa Universitas Sumatera Utara 74 tidak. Pendapatanku sebelum bencana Rp 20.000.000 setiap enam bulan sekali, karena kami enam bulan sekali panen. Setelah bencana alam pendapatanku berkurang menjadi Rp 10.000.000, 50 berkurang pendapatanku sedangkan biaya yang harus dicukupi tidak berkurang malahan bertamb ah.” Dari hasil wawancara peneliti, setelah adanya bencana alam keadaan ekonomi masyarakat petani Desa Batukarang menjadi krisis, dimana masyarakatnya mayoritas bertani, hasil pertanian yang selama ini tidak memuaskan seperti yang dulu lagi. Sebelum adanya bencana alam petani tidak pernah mengeluh karena penghasilanya stabil dan memuaskan. Sekarang ini penghasilannya tidak cukup untuk modal pertaniannya lagi karena pendapatan ekonomi menurun hingga 50.

4.3.4 Terkikisnya Atau Lunturnya Kerjasama Pada Masyarakat